Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR-DASAR AGRONOMI

Budidaya Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.)”






 











Disusun Oleh :

Nama                           : Putri Mian Hairani
NPM                            : E1J012014
Shift                            : A.2







Program Studi Agroekoteknologi
Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2013
KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Dasar-dasar Agronomi ini.           
            Praktikum Dasar-dasar Agronomi merupakan serangkaian kegiatan perkuliahan wajib pada mata kuliah Dasar-dasar Agronomi. Lebih jelasnya, Dasar-dasar Agronomi adalah mata kuliah Program Studi Agroekoteknologi dengan kode AGT-200 berbobot sks 3 (2-1) menjadi mata kuliah wajib pada Jurusan Agroekoteknologi dan Jurusan Agribisnis. Untuk mencapai tujuan instruksional umum yang ditargetkan, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu perkuliahaan dengan bobot 2 sks dan praktikum dengan bobot 1 sks. Kegiatan praktikum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam aspek psikomotorik (keterampilan) serta pemahaman teoritis.            
            Dengan selesainya Laporan Praktikum Dasar-dasar Agronomi ini tidak terlepas dari bantuan dari banyak pihak, mulai dari bimbingan Dosen pengasuh, bantuan Co. Ass, dan kerja sama pasangan kelompok penulis. Untuk banyak hal yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak terimakasih.           
            Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Laporan Praktikum ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengigat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, untuk kekurangan tersebut, penulis mohon maaf dan harap dimaklumi.

Bengkulu,     Desember 2013 
                  Penulis

Putri M Hairani



                                                                                                                                                   I.       PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
            Mata kuliah Dasar-dasar Agronomi adalah mata kuli ah yang berisikan prinsip-prinsip dasar pengusahaan tanaman, pengenalan faktor-faktor produksi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan praktikum diselenggarakan sebagai sarana untuk melengkapi dan mendukung pemahaman teori yang diberikan dalam perkuliahan. Pemahaman meteri praktikum diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan di lapangan dan penelaahan bahan bacaan yang materinya disusun sesuai dengan materi pokok perkuliahan.       Praktikum lapangan Dasar-dasar Agronomi merupakan serangkaian kegiatan di lapangan (lahan praktikum) yang berisikan materi identifikasi dan praktik kegiatan budidaya tanaman. Melalui praktikum ini mahasiswa akan memperoleh pengalaman empiris melakukan kegiatan mulai dari pengenalan tanaman, prinsip-prinsip penggunaan sarana produksi (benih, pupuk, pestisida), penanaman benih, pembibitan tanaman, pemeliharaan tanaman yang meliputi penyulaman, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama penyakit dan pengendalian gulma serta pemanenan.         
           
Selain itu mahasiswa juga menghitung dan menganalisis penggunaan sarana produksi, mengamati morfologi, pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta mengamati dan menghitung hasil panen, komponen hasil dan produktivitas tanaman. Tanaman juga memperoleh wawasan kegiatan budidaya sebagai salah satu subsistem dari sistem agribisnis.


1.2    TUJUAN PRAKTIKUM

Ø  Untuk memahami cara budidaya kangkung darat.





                                                                                                                                   II.            TINJAUAN PUSTAKA

            Kangkung Darat (Ipomoea sp)
            Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari be nih.  Kangkung (Ipomoea sp) dapat ditanam di dataran re ndah dan dataran tinggi. Kangkung merupakan jenis tanam an sayuran daun,termasuk kedalam famili Convolvulaceae.
Klasifikasi:
·         Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
·         Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
·         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
·         Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
·         Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
·         Sub Kelas: Asteridae
·         Ordo: Solanales
·         Famili: Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
·         Genus: Ipomoea
·         Spesies: Ipomoea reptana Poir.
Kangkung adalah salah satu jenis tanaman sayuran daun yang mampu hidup di darat atau di air. Tanaman kangkung tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh yang sulit. Salah satu syarat yang penting adalah air yang cukup. Apabila kekurangan air pertumbuhannya akan mengalami hambatan. Kangkung diperbanyak dengan stek batang yang panjangnya 20-25 cm atau dengan biji. Untuk penanaman kangkung di darat digunakan benih dari biji, namun dapat pula digunakan stek. Untuk mempercepat perkecambahan diperlukan perendaman benih di dalam air selama satu malam sebelum benih itu disebarkan (Sutarya, 1995).
            Menurut Sriharti dan Takiyah (2007), tanaman kangkung terdiri dari dua varietas yaitu kangkung darat atau disebut kangkung cina (Ipomoea reptans Poir) dan kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada warna bunga dan bentuk batang serta daun. Kangkung air berbunga putih kemerahan, batang dan daunnya lebih besar, warna batangnya hijau, sedangkan kangkung darat daunnya panjang dengan ujung runcing berwarna hijau keputihan, bunganya berwarna putih.      
            Kangkung (I. reptans Poir.) merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbaceous), dan berlubang-lubang. Perakaran tanaman kangkung berpola perakaran tunggang dan cabang akarnya menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 – 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 100 – 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.).          
             Sebagian besar budidaya kangkung menggunakan kangkung darat. Dari berbagai varietas kangkung yang diuji di Balithor Lembang, baru satu varietas yang dinyatakan unggul, yaitu kangkung darat varietas Sutera. Varietas tersebut dirilis berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 436/Kpts/TP.240/7/1984. Deskripsi varietas Sutera adalah: produksi daunnya tinggi antara 12 – 44 ton/hektar, produksi biji 6 ton.hektar, umur panen mulai 39 hari setelah tanam, tipe pertumbuhan ”tegak” setinggi 45 cm atau bila dibiarkan memanjang dapat mencapai 2 meter, cita-rasanya enak dan tidak berlendir, tahan terhadap penyakit karat dan virus keriting, serta cocok dikembangkan di lahan kering (Rukmana, 1994).          
            Kelebihan tanaman kangkung adalah umur panennya yang pendek. Tanaman kangkung dapat dipanen pada umur 35 hari. Menurut Djuariah (2008), ciri tanaman kangkung siap dipanen adalah pertumbuhan tunasnya telah memanjang sekitar 20 – 25 cm dan ukuran daun-daunnya cukup besar (normal). Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore hari agar tidak mengalami kelayuan yang drastis akibat pengaruh suhu udara yang panas ataupun teriknya sinar matahari.        
            Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika (Widiyanto, 1991).

           





                                                                                                    III.            BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
3.1  Bahan dan Alat
BAHAN
Benih kangkung darat
KCL

Pupuk urea
Furadan 3 G
SP 36







ALAT
Cangkul
Tali rafia
Sabit

Kertas A4

Parang

Map plastik




Ajir

Spidol
Meteran


Alat tulis

Timbangan

Penggaris

Tugal
Paku Payung
3.2         Prosedur Kerja
            Budidaya kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) adalah di lokasi lahan praktikum jurusan Budidaya Pertanian, yang berlokasi di dalam kampus Universitas Bengkulu. Dengan ketinggian kurang dari 150 m dpl. Temperatur pada siang hari adalah 29-31oC, dan malam hari 28-240C.
3.2.1   Persiapan Tanah
Membersihkan lahan dari gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada. Melakukan pengolahan tanah dengan cara menggemburkan. Meratakan permukaan tanah pada petakan sehingga tinggi permukaan tanah sama. Luas lahan perkelompok adalah 2 m x 3 m. Membuat jarak antara petakan  satu dengan yang lainnya menggunakan siring/parit. Menandai batas petakan menggunakan ajir.
3.2.2   Penanaman
Memebersihkan petakan dari gulma yang tumbuh. Menentukan letak lubang tanam berdasarkan jarak yang akan diaplikasikan, yaitu 10 cm x 20 cm. Menyiapkan 2 rentangan tali rafia, membuat simpul tali rafia atau menandai dengan spidol dengan mengikuti jarak tanam yang telah ditentukan. Tali rafia ke 1 diberi tanda setiap titik jarak 20 cm, tali rafia ke 2 diberi tanda setiap titik jarak 10 cm. Kemudian merentangkan tali jarak tanam sejajar dengan tepi petakan dan simpul pertama tepat pada tanaman sudut, untuk menentukan lubang tanam pada barisan tanaman demikian seterusnya. Membuat lubang tanam dengan kedalaman 3 cm sesuai jarak tanam dengan menggunakan tugal tepat pada simpul tali jarak tanam. Lalu memasukkan Furadan 3G sekitar 10 butir per lubang tanam. Menanam benih yang tersedia dengan cara memasukkan benih sebanyak 2 butir per lubang tanam. Melakukan pemupukan dasar dengan dosis Urea 50 gr x 2, SP 36 25 gr dan KCL 25 gr. Melakukan penyiraman apabila tanah kering. Kemudian membuat label nama praktikan, NPM, shift praktikum, nama tanaman, pada petakan dengan bahan map plastik berwarna kuning. Lalu simpanlah sisanya untuk label sampel nantinya. Setelah tanaman mulai tumbuh, tentukanlah sampel sebanyak 5 buah.
3.2.3   Pemeliharaan (Pembubunan, Pemupukan Susulan, dan Pengendalian OPT)
Melakukan pengairan setiap harinya jika tanah kurang lembab. Menggemburkan tanah dan bumbun tanaman ketika berumur 4 minggu. Melakukan pemupukan susulan dengan Urea 50 gr. Mengamati gulma yang tumbuh dan memberi keterangan. Melakukan pengendalian gulma secara manual dengan cara mencabuti atau menggunakan sengkuit/arit semua gulma yang tumbuh pada petakan dan sekitar petakan, mengumpulkan semua gulma dan membuang jauh dari petakan tanaman. Mengamati dan menulis gejala dan kelainan yang dijumpai yang disebabkan oleh hama atau penyakit. Melakukan pengendalian terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT).
3.2.4   Pengamatan dan Pemanenan
Untuk setiap minggunya, yaitu sebanyak 5 minggu, dilakukan pengamatan pada ke-5 sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Pengamatan berupa tinggi tanaman dan jumlah daun. Kemudian catatlah data tersebut. Pada minggu terakhir dari praktikum, panenlah tanaman kangkung, mengukur ILD (indeks luas daun) dan kemudian menghitung jumlah daun.

Rumus perhitungan:



    
      












                                                                                                                     IV.            HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Tabel pengamatan pertumbuhan kangkung
Pengamatan
Minggu Ke-
Sampel
1
2
3
4
5
Tinggi Tanaman
1
4
6
3
5
6
2
6
9
5
6
8
3
6
10
9
9
8
4
12
15
14
13
13
5
32
36
37
29
34
Jumlah Daun
1
5
7
5
6
8
2
6
8
8
8
14
3
8
18
12
9
18
4
12
20
18
13
20
5
16
21
20
15
22

















Tabel Luas Daun
Sampel 1
Daun ke -
Pengukura (cm)
Luas daun (pangkal.tengah.ujung)/3 x panjang
Panjang
Pangkal
Tengah
Ujung
1
9
1,3
1,6
0,7
4,36
2
5
1,3
1,6
0,5
1,73
3
5
1,3
1,6
0,5
1,73
4
4
1,2
1,5
0,7
1,68
5
5
1
1,3
0,6
1,3
6
6
1
1,3
0,5
1,3
7
6
0,9
1,2
0,4
0,864
8
5
0,9
1,2
0,5
0,9
9
7
1
1,3
0,5
1,516
10
9
1,1
1,4
0,6
2,772
11
8
1,3
1,6
0,7
3,88
12
5
1,3
1,6
0,4
1,386
13
4
1
1,4
0,7
1,3
14
6
1,3
1,6
0,5
2,08
15
7
1,2
1,5
0,4
1,68
16
6
0,9
1,3
0,4
1,092
29,57
1,848









Sampel 2
Daun ke -
Pengukura (cm)
Luas daun (pangkal.tengah.ujung)/3 x panjang
Panjang
Pangkal
Tengah
Ujung
1
10
1,8
2,1
1
12,6
2
9
1,2
1,5
1,1
5,94
3
6
1,2
1,5
0,9
3,24
4
7
1,4
1,7
1
5,55
5
7
1,4
1,7
1
5,55
6
8
1,3
1,7
0,9
5,304
7
9
1,3
1,7
0,8
5,303
8
8
1,3
1,7
0,9
5,304
9
5
1,5
1,8
0,8
3,6
10
7
1,5
1,8
1
6,3
11
7
1,2
1,5
1
4,2
12
6
1,7
2
1,1
7,48
13
6
1,7
2
0,9
6,12
14
6
1,7
2
0,8
5,44
15
7
1,3
1,7
0,8
4,12
16
5
1,4
1,7
0,8
3,17
17
5
1,4
1,7
0,9
3,57
18
6
1,5
1,8
1
5,4
19
8
1,5
1,8
1
7,2
20
5
1,2
1,5
0,9
2,7
21
9
1,2
1,5
1
5,4
113,491
5,404





Sampel 3
Daun ke -
Pengukura (cm)
Luas daun (pangkal.tengah.ujung)/3 x panjang
Panjang
Pangkal
Tengah
Ujung
1
9,5
1,5
1,8
0,8
6,84
2
9
1
1,3
0,6
2,34
3
9
1
1,3
0,8
3,12
4
7
1
1,3
0,8
2,42
5
7
1,2
1,5
0,6
2,52
6
9
1,2
1,5
0,6
3,24
7
7
1,1
1,4
0,7
2,51
8
6
1,1
1,4
0,8
2,464
9
8
1,2
1,5
0,8
3,84
10
7
1,4
1,7
0,6
3,332
11
9
1,4
1,7
0,6
4,284
12
9,2
1,5
1,8
0,6
4,968
13
9,3
1,4
1,7
0,8
5,902
14
9
1,4
1,7
0,7
4,99
15
7
1,2
1,5
0,7
2,94
16
7
1,2
1,5
0,7
2,94
17
6
1,3
1,6
0,6
2,496
18
7
1,2
1,5
0,6
2,52
19
8
1,4
1,7
0,7
4,44
20
9
1,3
1,7
0,7
4,641
72,247
3,612






Sampel 4
Daun ke -
Pengukura (cm)
Luas daun (pangkal.tengah.ujung)/3 x panjang
Panjang
Pangkal
Tengah
Ujung
1
10
1,2
1,5
0,5
3
2
6
0,9
1,5
0,4
1,08
3
6
0,8
1,1
0,4
0,70
4
7
1
1,3
0,5
1,51
5
9
1,2
1,5
0,5
2,7
6
10
1
1,3
0,4
1,73
7
9
1
1,3
0,5
1,95
8
9
0,9
1,2
0,3
0,972
9
5
0,9
1,2
0,3
0,54
10
6
0,9
1,3
0,4
0,936
11
7
0,9
1,2
0,5
1,26
12
7
1
1,5
0,4
1,4
13
9
1
1,5
0,3
1,35
14
7
1,2
1,4
0,3
1,176
15
8
1,2
1,5
0,4
1,92
22,224
1,4816











Sampel 5
Daun ke -
Pengukura (cm)
Luas daun (pangkal.tengah.ujung)/3 x panjang
Panjang
Pangkal
Tengah
Ujung
1
9
1,7
2
0,6
6,12
2
8
1,5
1,8
0,5
3,6
3
8
1,3
1,6
0,6
3,328
4
7
1,6
1,9
0,6
4,256
5
8
1,2
1,5
0,5
2,4
6
8
1,1
1,4
0,5
2,05
7
6
1,1
1,4
0,4
1,23
8
9
1,2
1,5
0,6
3,24
9
9
1,4
1,7
0,6
4,284
10
8
1,4
1,7
0,5
3,17
11
7
1,5
1,8
0,4
2,52
12
7
1,6
1,9
0,4
0,709
13
6
1,6
1,9
0,5
3,04
14
6
1,6
1,9
0,5
3,04
15
6
1,4
1,7
0,5
2,38
16
8
1,4
1,7
0,6
3,808
17
8
1,5
1,8
0,6
4,32
18
5
1,2
1,5
0,6
1,8
19
5
1,1
1,4
0,5
1,28
20
6
1,1
1,4
0,4
1,23
21
6
1,2
1,5
0,4
1,44
22
8
1,5
1,8
0,5
3,6
62,845
2,856




Menentukan Nilai ILD

Untuk menghitung NPA, maka diperlukan data  tabel di bawah ini :
Sampel
Berat Basah (gr)
Berat Tanpa Akar (gr)
Berat Akar (gr)
1
16,25
12,90
3,35
2
22,24
18,26
3,98
3
10,70
8,35
2,35
4
24,28
18,95
5,33
5
16,47
14,07
2,4
Total
72,83
17,42
Catatan: pengukuran diambil dari daun terpanjang dari setiap sampel














Gulma
Foto
Keterangan
Teki ( Cyperus rotundul L.)
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Cyperales
Famili: Cyperaceae
Genus: Cyperus
Spesies: Cyperus rotundus L.





















Hama
Foto
Keterangan
Ulat Grayak ( Spodoptera litura)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Spodoptera
Belalang
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Upaordo : Caelifera





Defisiensi Unsur Hara
Foto
Keterangan
Kekurangan unsur Fosfor
Kekurangan unsur K dan unsur S

4.2. Pembahasan
                Praktiukm kali ini adalah tentang budidaya kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.). praktikum dilaksanakan di lahan praktikum jurusan Budidaya Pertanian. Luas lahan tanam kangkung ini adalah 200 cm x 300 cm, dengan jarak tanam 10 cm x 20 cm. Perlubang tanamn dimasuki 2 biji. Kemudian perlakuan pupuk adalah dengan pemberian pupuk Urea, KCl, dan SP-36.          
                Dari pengamatan pertumbuhan tanaman mulai dari awal tanam hingga panen yaitu selama 5 minggu, diperoleh lah data seperti di atas (Sub bab pengamatan). Dari data tersebut dapat diperoleh hasil berupa rata-rata luas daun, yaitu : Sampel 1 = 1,848 cm2 ; Sampel 2 = 5,404 cm2 ; Sampel 3 = 3,612 cm2 ; Sampel 4 = 1,4816 cm2 ; Sampel 5 = 2,856 cm2.        
                Dengan diperolehnya nilai rata-rata luas daun, maka dapat pula diperoleh nilai dari ILD = 1,428 dan Nilai NPA = 4,18         

                Pada minggu terakhir pengamatan yaitu minggu ke 5 terdapat beberapa gulma, hama dan gejala-gejala dari defisiensi unsur hara. Gulma yang ada pada area tanam adalah berupa rumput teki-tekian. Berasal dari lahan itu sendiri, kenapa demikian, ini karena pada saat lahan baru pertama kali di buka, terdapat banyak jenis gulma, dan didominasi oleh rumput teki-tekian ini. Gulma ini ada jenis gulma berdaun kecil. Kemudian, setelah itu karena lokasi dan cuaca penghujan, gulma tersebut berkembang biak dengan cepat, dan juga mengundang datangnya hama berupa ulat grayak dan belalang pemakan daun. Hal ini dikarenakan lingkungan sekitar area praktikum adalah semak-semak dan sebagian besar adalah lahan persawahan yang lama tidak diolah, menyebabkan tempat tersebut menjadi hunian bagi hama tersebut. Selain itu, setelah  diamati pada tanaman kangkung, terdapat beberapa gejala defisiensi unsur hara berupa kekurangan unsur fosfor, unsur kalium, dan unsur belerang. Hal ini terlihat dari gejala yang ditunjukkan pada tanaman kangkung tersebut. Keadaan ini dikarenakan kurangnya pemberian pupuk yang mengandung ketiga unsur tersebut.

























                                                                                                                        V.            KESIMPULAN DAN SARAN

5.1    Kesimpulan
·         Tanaman kangkung darat adalah salah satu tanaman yang tergolong mudah untuk dibudidayakan dengan catatan pembudidaya rajin dan tekun untuk merawat tanaman budidaya agar mendapatkan hasil yang maksimal.
·         Dari beberapa data yang ada di atas, maka dapat diperoleh hasil pengamatan berupa kurva signoid pertumbuhan kangkung.













 













5.2.  Saran
·         Ada baiknya apabila dilakukan perbaikan sarana dan prasarana laboratorium untuk mendukung jalannya kegiatan praktikum.



DAFTAR PUSTAKA

Djuariah, Diny. 2008. Variabilitas genetik, Heritabilitas dan Penampilan Fenotipik 50        Genotipe Kangkung Darat Di Dataran Medium (On-Line). Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang. http://faperta-unswagati.com/pdf/pdfv5/7.pdf. diakses          13        Desember 2013.
Rahmat, Sutarya, dkk. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. Yogyakarta :            Gajah Mada University Press.
Rukmana, Rahmat. 1994. Kangkung. Kanisius. Yogyakarta
Srihati dan Takiyah Salim. 2007. Pengaruh Berbagai Kompos Terhadap produksi Kangkung        Darat. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”, 30 Januari,   Yogyakarta.
Widiyanto, Eko. 1991. Sinar Tani. Bercocok Tanam Kangkung Darat. Sinar Tani.








Lampiran gambar pada acara 1, Pengenalan Saprotan