LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
ACARA 2 & 3
MIKROSKOPI
&
PEMBUATAN
MEDIUM KULTUR
Disusun Oleh :
Nama : Putri Mian Hairani
NPM : E1J012014
Judul Acara :
Mikroskopi & Media Kultur
Hari & tgl Praktikum : Selasa,
19 Maret 2013 (14.00-16.00 WIB)
Dosen P. : Dr. Ir. Hendri Bustamam M.sc
Co-ass : Agung Matsetio
Laboratorium Ilmu Hama PenyakitTanaman
FakultasPertanian
Universitas Bengkulu
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Mikroskopi
Salah satu alat yang erat sekali hubungannya dengan praktikum mikrobiologi,
khususnya untuk melihat bayangan mikroorganismeyang ukurannya sangat kecil,
yakni mikroskop. Ada beberapa jenis mikroskop dan teknik-teknik dasar tertentu
yang harus dipelajari oleh praktikan mikrobiologi untuk digunakan dalam
laboratorium..
Beberapa macam mikroskop cahaya biasa, misalnya: mikroskop pantul cermin, mikroskop lampu listrik, mikroskop medan gelap, mikroskop fase kontras. Sedangkan mikroskop yang mempunyai daya pisah lebih tinggi, misalnya: mikroskop ultraviolet, mikroskop elektron transmisi, dan mikroskop elektron pemayaran (terfokus).
Beberapa macam mikroskop cahaya biasa, misalnya: mikroskop pantul cermin, mikroskop lampu listrik, mikroskop medan gelap, mikroskop fase kontras. Sedangkan mikroskop yang mempunyai daya pisah lebih tinggi, misalnya: mikroskop ultraviolet, mikroskop elektron transmisi, dan mikroskop elektron pemayaran (terfokus).
Medium kultur
Kita tahu bahwa semua
makhluk hidup membutuhkan nutrient untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Nutrien
merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-komponen seluler
baru dan untuk menghasilkan energy yang cdibutuhkan dalam proses kehidupan sel.
Untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang
disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus dalam
keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan
agar mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam medium, maka
diperlukan syarat tertentu yang diantaranya bahwa didalam medium harus
terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
mikroba kemudian susunan makanannya, tekanan osmosis, derajar, keasaman (pH),
temperature, sterilisasi.
Perlu kita ketahui
pembuatan media didasarkan pada fungsi, komposisi media, dan konsistensinya
sehingga dalam kultur atau media yang dibuat dapat menumbuhkan mikroba dengan
baik dan sesuai dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
Yang melatar belakangi praktikum pembuatan media adalah agar praktikan dapat
menambah pengetahuan mengenai cara pembuatan medium pertumbuhan mikroba.
1.2
Tujuan Praktikum
Mikroskopi
1.
Mahasiswa dapat membedakan
jenis-jenis mikroskop yang sering digunakan dalam kerja laboratorium.
2.
Mahasiswa mampu menyiapkan dan
mengoperasikan mikroskop optik cermin maupun listrik sesuai dengan prosedur.
Medium Kultur
1.
Mahasiswa dapat membedakan resep
beberapa medium yang berbeda.
2.
Mahasiswa mampu menyiapkan dan
membuat medium berdasarkan resep yang ada.
3.
Mahasiswa mampu mensterilkan
medium sehingga medium kultur siap pakai.
BAB II
Tinjauan Pustaka
Mikroskopi
Mikroskop
adalah instrument yang paling banyak digunakan dan paling bermanfaat di
laboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh perbesaran sehingga
memungkinkan untuk melihat organisme dan struktur yang tak tampak dengan mata
telanjang. Mikroskopmemungkinkan perbesaran dalam kisaran luas – dari seratus
kali sampai ratusan ribu kali.
Kedua
kategori mikroskop yang ada ialah mikroskop cahaya (atau optis) dan mikroskop
electron. Keduanya berbeda dalam prinsip yang mendasari perbesaran. Mikroskop
cahaya yang kesemuanya menggunakan system lensa optis, mencakup mikroskop :
1) Mikroskop medan-terang
2) Mikroskop medan-gelap
3) Mikroskop fluoresensi
4) Mikroskop kontras-fase
Mikroskop
electron menggunakan berkas electron sebagai pengganti gelombang cahaya untuk
memperoleh bayangan yang diperbesar. (Gerhadt, P.1980)
Tipe-tipe mikroskopi digunakan untuk
penelitian. Untuk prosedur dalam laboratorium mikrobiologi diagnostic, dan
untuk tujuan-tujuan khusus lainnya. Setiaptipe terutama berguna untuk
pemeriksaan beberapa cirri morfologi khusus, dan dipaparkan sebagai berikut.
1. Mikroskopi Medan Terang
Dalam
mikroskop medan-terang, daerah yang diamati diterangi dengan benderang sehingga
objek yang ditelaah tampak lebih gelap dari latar belakangnya. Perbesaran
maksimum 1,000-2,000. Pada waktu pengamatan, bakteri biasanya diwarnai dan
menampakkan warna zat pewarnanya. Mikroskopi ini biasanya digunakan untuk
bakteri, khamir, kapang, algae, dan protozoa.
2. Mikroskopi Medan Gelap
Mikroskopi
medan-gelap diperoleh dari macam mikroskop yang sama seperti yang digunakan
untuk mikroskopi medan-terang, kecuali bahwa alat itu dilengkapi dengan
kondensor medan gelap dan suatu objektif ber-NA rendah. Perbesaran maksimum
1,000-2,000 dan tidak diwarnai karena bercahaya.
3. Mikroskopi Fluoresensi
Mikroskopi
fluoresensi digunakan untuk memeriksa specimen yang telah diwarnai denganzat
pewarna fluorokom sehingga memungkinkan identifikasi mikroorganisme dengan
cepat. Perbesaran maksimum 1,000-2,000 dan cerah serta berwarna sehingga dapat
membantu identifikasi mikroorganismenya.
4. Mikroskopi Kontras Fase
Mikroskopi kontras
fase adalah suatu tipe mikroskopi cahaya yang memungkinkan kontras yang lebih
besar antara substansi dengan berbagai ketebalan atau berbagai indek bias.
Perbesaran maksimum yaitu 1,000-2,000 dengan specimen derajat kegelapan dan
digunakan untuk pemeriksaan struktur selular pada sel hidup mikroorganisme
berukuran besar, contohnya khamir, algae, protozoa, dan beberapa bakteri.
5. Mikroskopi Elektron
Mikroskopi
electron memberikan perbesaran berguna yang jauh lebih besar daripada yang
mungkin diperoleh dengan mikroskopi cahaya. Perbesaran maksimum 200.000-400.000
dengan specimen cerah pada layar fluoresen dan digunakan untuk objek kecil,
contohnya virus dan struktur ultra sel microbe. (Wilson,M.B.1976)
Medium Kultur
Media adalah
suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna
untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media dapat
dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan
perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo,1996).
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus
memenuhi syarat-syarat antara lain :
a. Harus mengandung semua zat hara yang
mudah digunakan oleh mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmosa,
tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan
kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan
c. Harus mengandung zat-zat yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba
d. Harus berada dalam keadaan steril
sebelum digunakan, agar mikroba yang diinginkan
dapat tumbuh baik (Sutedjo,1996).
dapat tumbuh baik (Sutedjo,1996).
Macam-macam media
Media dapat digolongkan berdasarkan atas susunan kimianya, sifat wujudnya
dan fungsinya. Penggolongan media berdasarkan susunan kimia :
1. Media anorganik. Yaitu media yang
tersusun dari bahan-bahan anorganik
2. Media organik. Yaitu media yang
tersusun dari bahan-bahan organik
3. Media sintetik (media buatan). Yaitu
media yang susunan kimianya diketahui dengan
pasti. Media ini umumnya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan suatu
mikroba
pasti. Media ini umumnya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan suatu
mikroba
4. Media non sintetik. Yaitu media yang
susunan kimianya tidak dapat ditentukan dengan
pasti. Media ini umumnya digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi
mikroba (Sutedjo,1996).
pasti. Media ini umumnya digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi
mikroba (Sutedjo,1996).
Penggolongan media berdasarkan sifat
wujudnya
1. Media cair yaitu media yang
berbentuk cair
2. Media padat. Yaitu media yang
berbentuk padat. Media ini dapat berupa bahan organik
alamiah, misalnya yang dibuat dari kentang, wortel, dan lain-lain, atau dapat juga berupa
bahan anorganik misalnya silica gel
alamiah, misalnya yang dibuat dari kentang, wortel, dan lain-lain, atau dapat juga berupa
bahan anorganik misalnya silica gel
3. Media padat yang dapat dicairkan,
(semi solid), yaitu yang apabila dalam keadaan panas
berbentuk cair, sedangkan dalam keadaan dingin berbentuk padat, misalnya media agar
(Sutedjo,1996).
berbentuk cair, sedangkan dalam keadaan dingin berbentuk padat, misalnya media agar
(Sutedjo,1996).
Penggolongan media berdasarkan
fungsinya
1. Media diperkaya. Yaitu media yang
ditambahi zat-zat tertentu misalnya serum darah
ekstrak tanaman dan lain sebagainya, sehinggan dapat digunakan untuk menumbuhkan
mikroba yang bersifat heterotrof.
ekstrak tanaman dan lain sebagainya, sehinggan dapat digunakan untuk menumbuhkan
mikroba yang bersifat heterotrof.
2. Media selektif. Yaitu media yang
ditambahi zat kimia tertentu untuk mencegah
pertumbuhan mikroba lain (bersifat selektif). Misalnya media yang mengandung Kristal
violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa
mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negative.
pertumbuhan mikroba lain (bersifat selektif). Misalnya media yang mengandung Kristal
violet pada kadar tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa
mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negative.
3. Media diferensial. Yaitu media yang
ditambahi zat kimia (bahan) tertentu yang
menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan
tertentu sehingga dapat dibedakan tipe-tipenya. Misalnya media daerah agar dapat
digunakan untuk membedakan bakteri homolitik (pemecah darah) dan bakteri non
hemolitik.
menyebabkan suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan
tertentu sehingga dapat dibedakan tipe-tipenya. Misalnya media daerah agar dapat
digunakan untuk membedakan bakteri homolitik (pemecah darah) dan bakteri non
hemolitik.
4. Media penguji. Yaitu media dengan
susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian
vitamin. Vitamin asam-asam amino, antibiotika dan lain sebagainya.
vitamin. Vitamin asam-asam amino, antibiotika dan lain sebagainya.
5. Media untuk perhitungan jumlah
mikroba. Yaitu media spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
6. Media khusus. Yaitu media untuk
menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan
kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu (Sutedjo,1996).
kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu (Sutedjo,1996).
Cara pembuatan media
Garis besar pembuatan media yang tersusun atas beberapa bahan adalah sebagai
berikut :
a. Mencampur bahan-bahan : bahan-bahan
yang dilarutkan dalam air suling. Kemudian
dipanaskan dalam pemanas air supaya larutannya homogeny.
dipanaskan dalam pemanas air supaya larutannya homogeny.
b. Menyaring : beberapa jenis media
kadang-kadang perlu disaring, dan sebagai
penyaringan dapat digunakan kertas saring, kapas atau kain. Untuk media agar atau
gelatin penyaringan harus dilakukan dalam keadaan panas.
penyaringan dapat digunakan kertas saring, kapas atau kain. Untuk media agar atau
gelatin penyaringan harus dilakukan dalam keadaan panas.
c. Menentukan dan mengatur pH :
penentuan pH media dapat dilakukan dengan
menggunakan kertas pH, pH meter atau dengan komparator blok. Pengaturan pH media
dapat dilakukan dengan penambahan asam atau basa (organik atau anorganik).
menggunakan kertas pH, pH meter atau dengan komparator blok. Pengaturan pH media
dapat dilakukan dengan penambahan asam atau basa (organik atau anorganik).
d. Memasukkan media ke dalam tempat
tertentu : sebelum disterilakan, media dimasukkan
ke dalam tabung reaksi, Erlenmeyer atau wadah lain yang bersih, kemudian dibungkus
kertas sampul (kertas perkamen) supaya tidak basah sewaktu disterilkan.
ke dalam tabung reaksi, Erlenmeyer atau wadah lain yang bersih, kemudian dibungkus
kertas sampul (kertas perkamen) supaya tidak basah sewaktu disterilkan.
e. Sterilisasi : pada umumnya
sterilisasi media dilakukan dengan uap panas di dalam
autoclave, pada suhu 121◦ C selama 15-30 menit (Sutedjo,1996).
autoclave, pada suhu 121◦ C selama 15-30 menit (Sutedjo,1996).
Media biak dan persyaratan bagi
pertumbuhan.
Media biak kompleks. Untuk banyak mikroorganisme
bertuntutan tinggi belum dikenal benar bahan-bahan makanan yang diperlukan.
Orang membiakkannya dalam larutan biak yang mengandung ekstrak ragi, otolisat
ragi, pepton, atau ekstak daging. Untuk beberapa kelompok organisme lazim juga
digunakan : rempah-rempah, dekok rumput kering, sari buah prem, sari buah
wortel, santan dan untuk cendawan kupofil juga sari perasan tahi kuda.
Mengingat biaya, larutan-larutan baik tidak dibentuk dari senyawa-senyawa murni
tetapi lebih disukai untuk menggunakan zat-zat kompleks, seperti air didih,
melaso, air rendaman jagung atau ekstrak kedelei, yang sebagai produk sisa
tersedia dengan harga murah. Media bak seperti ini disebut media bak kompleks.
(Schlegel, 1994).
Media biak padat. Untuk
membuat bak padat pada larutan bak cair di tambahkan bahan pemadat yang member
konsistensi seperti selai pada larutan air. Hanya untuk keperluan tertentu
masih digunakan gelatin, karena sudah mencair pada suhu 26-300 C
dan banyak mikroorganisme mampu mencairkan gelatin. Kadar ion hydrogen. Diantara semua ion, ion H+ dan
OH- adalah ion-ion yang paling mobil ; oleh sebab itu perubahan
kadar yang kecil saja sudah menimbulkan pengaruh yang besar. (Schlagel, 1994).
Karbondioksida,
larun bak yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang ototrof yang
memfikasi CO2 biasanya ditambahi Na- bikarbonat dan
diinkubasi dibawah atmosfir yang mengandung CO2 dalam wadah
tertutup (Schlagel, 1994).
Kadar air
dan tekanan osmotik. Mikroorganisme menunjukkan perbedaan yang luas dari segi
tuntutan keperluan akan kadar air (Schlagel, 1994).
Suhu. Memilih tuntutan mengenai
suhhu inkubasi miroorganisme berbeda-beda prilakunya. Aerasi untuk semua mikroorganisme aerob obligat,
oksigen merupakan akseptor electron yang sangat penting.
Biak anaerob. Untuk
menumbuhkan jenis bakteri yang anaerob kuat penyingkiran O2 udara
merupakan persyaratan yang amat perlu (Schlegel, 1994)
Zat hara yang ditambahkan ke dalam
media.
Untuk
pertumbuhan diperlukan zat hara. Berbagai zat hara yang diperlukan adalah :
Nitrogen :
Pada umumnya bakteri tidak dapat langsung menggunakan
N2 bebas dari udara, sehingga keperluannya diberikan dalam
bentuk garam. Nitrogen diperlukan sebagai bahan dasar untuk protein, asam
nukleat dan vitamin. Dalam media bahan yang mengandung N ini berupa :
- NH4Cl –N inorganik
- NaNO3
- Pepton –N organik
Karbon :
Sebagai sumber karbon digunakan bernagai gula, pati, glikogen. Gula yang
dipakai berupa 5C,6C, atau disakarida (laktosa, sukrosa, dan maltose). Untuk
dapat menggunakan sumber karbon ini bakteri dapat menguraikannua menjadi
molekul yang lebih kecil yang kemudian digunakan untuk bahan dasar protein,
polisakarida, lipida dan asam nukleat.
Vitamin dan Faktor pertumbuhan :
Berbagai vitamin yang diperlukan bakteri adalah thiamine, riboflavin, asam
nikotinat, asam pantotenas biotin. Vitamin ini berfungsi sebagai koenzim atau
bagian lain dari bahan dasar sel (Hastowo,1992).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Mikroskopi
Mikroskop
Optik Cermin Pantul
Bahan dan
Alat
Bahan : 1 gulung kertas
tissue, 1 lembar lap katun atau flannel, 100 ml alcohol 70%, dan
1 ml minyak imersi..
1 ml minyak imersi..
Alat
: 1 buah mikroskop optic cermin pantul, 1 buah preparat mikroorganisme awetan,
3 buah lensa filter (biru, merah, hijau).
3 buah lensa filter (biru, merah, hijau).
Prosedur
Kerja
o
Cermin pada mikroskop diarahkan ke
sumber cahaya sedemikian rupa sehingga pantulan cahaya tepat jatuh melalui
lubang diafragma kondensor.
o
Lensa objektif pada pembesaran yang
dikehendaki ditempatkan pada kedudukan seporos dengan lensa okuler, dengan cara
memutar revolver.
o
Lensa-lensa diamati dengan cara
mengintip pada lensa okuler untuk memastika kebersihan lensa maupun intensitas
cahaya yang masuk.
o
Jika terlihat ada kotoran, lensa
dibersihkan dahulu dengan hati-hati menggunakan lap lunak yang tidak mudah
terlepas bahan seratnya.. Jika intensitas cahaya tidak sesuai dengan pandangan
mata, posisi kondensor atau luas lubang diafrgmanya diubah.
o
Preparat atau specimen dipasang
diatas meja benda dan objek diletakkan tepat diatas lubang meja benda serta
tersorot cahaya dari cermin mikroskop.
o
Tubus diturunkan dengan memutar
sekrup pengatur tubus sampai lensa objektif pada kedudukan paling dekat dengan
objek, dengan hati-hati agar lensa objektif tidak menabrak preparat.
o
Preparat diamati melalui lensa
okuler dan diatur kembali masuknya cahaya ke dalam mikroskop, sehingga
diperoleh bidang pemandangan yang cukup terang dan merata, dengan cara mengatur
kedudukan kondensor dan lubang diafragma.
Mikroskop
Optik Lampu Listrik
Bahan dan
Alat
Bahan : 1 gulung kertas
tissue, 1 lembar lap katun atau flanel, 100 ml alcohol 70%, dan 1 ml
minyak imersi.
minyak imersi.
Alat : 1
buah mikroskop optic lampu listrik, 1 buah preparat mikroorganisme aweatan,
3 buah lensaa filter (biru, merah, hijau).
3 buah lensaa filter (biru, merah, hijau).
Prosedur
Kerja
o
Stecker dimasukkan ke sambungan
listrik dan lampu dihidupkan dengan menekan kontak on.
o
Lensa objektif pada pembesaran yang
dikehendaki ditempatkan pada kedudukan seporos dengan lensa okuler, dengan cara
memutar revolver.
o
Lensa-lensa diamati dengan cara
mengintip pada lensa okuler untuk memastikan kebersihan lensa maupun intensitas
cahaya yang masuk.
o
Jika terlihat ada kotoran, lensa
dibersihkan dahulu dengan hati-hati menggunakan lap yang lunak yang tidak mudah
terlepas bahaya seratnya. Jika intensitas cahaya tidak sesuai dengan pandangan
mata, posisi kondensor atau luas lubang diafragmanya diubah.
o
Preparat atau specimen dipasang di
atas meja benda dan objek diletakkan tepat di atas lubang meja benda serta
tersorot cahaya dari lampu listrik mikroskop.
o
Meja benda dinaikkan dengan memutar
sekrup pengatur sampai objek pada kedudukan yang paling dekat dengan lensa
objektif, dengan hati-hati supaya preparat tidak menabrak lensa objektif.
o
Preparat diamati melalui lensa
okuler dan diatur kembali masuknya cahaya ke dalam mikroskop, sehingga
diperoleh bidang pemandangan yang cukup terang dan merata, dengan cara mengatur
kedudukan kondensor dan lubang diafragma.
Medium
Kultur
Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
Bahan dan Alat
Pembuatan Medium Potato Dextrose Agar (PDA)
Bahan dan Alat
1) Bahan
: Kentang 50
g, dextrose 5
g, tepung agar-agar 5 g, aquades 250 ml, 2,5 ml asam asetat 1%, 2,5 ml KOH 1%, 2,5 ml larutan NaCl 1% dan 2,5 ml Na2CO3 0.1
%14.
2) Alat
: 1 buah gelas piala 1000 ml, penangas, 1 batang pengaduk, 1 buah pisau, 1
lembar kain saring, 1 buah corong 7,5 cm, 1 buah timbangan kapasitas skala 1
gram, 2 buah gelas Erlenmeyer 250 ml, 20 buah tabung reaksi, otoklaf, 1 gelas
piala 200 ml, 1 pipet ukur 25 ml, 1 labu Erlenmeyer, 1 buah otoklaf.
Prosedur Kerja
1.
Kentang dikupas dan dicuci lalu dipotong-potong kecil
berukuran 0,5 cm3.
2.
Timbang potongan-potongan kentang seberat 50 g, kemudian rebus dengan 250 ml air bersih sampai mendidih.
3.
Ekstrak kentang (air rebusan) dipisahkan dengan kain saring.
4.
Ekstrak dipanaskan kembali, kemudian ditambahkan 5 g dektrose dan 5 g agar-agar sambil diaduk.
5.
Jika volumenya kurang dari 250 ml perlu ditambahkan air lagi
sampai volume 250 ml dan teru diaduk sampai
agar-agarnya benar-benar homogen.
6.
Medium dimasukkan ke dalam gelas erlenmayer 200 ml atau
tabung-tabung reaksi sebanyak 12 ml atau 15 ml kemudian disumbat dengan kapas.
7.
Medium disterilkan dengan menggunakan otoklaf pada suhu
121ºC 15 psi selama 20-30 menit.
8.
Setelah sterilisasi, tabung-tabung reaksi yang berisi 5 ml
medium kultur diletakkan miring terhadap bidang horizontal dan dibiarkan sampai
padat.
9.
Medium disimpan dalam tempat penyimpanan khusus.
Pembuatan Medium Taoge Sucrose Agar
(Tsa)
Bahan dan alat
1.
Bahan : taoge (dapat di gantikan sumber nutrient lain) 200
g, agar-agar 20 g, sucrose 15 g, aquades 1.000 ml.
2.
Alat : 1 gelas piala 1000 ml, 1 buah penangas, 1 batang
pengaduk, 1 unit timbangan analisa, 1 lembar kain saring, 1 buah corong, 2 buah
gelas erlemeyer 250 ml, 20 buah tabungan
reaksi, 200 g kapas, 1 unit otoklaf.
Prosedur kerja
1.
Taoge di rebus sampai mendidih 10 menit dalam 250 ml air bersih, kemudian ekstraknya
(kuah) di ambil dengan cara di saring.
2.
Ekstrak di tambah semua bahan di jadikan 250 ml kemudian di didihkan dalam gelas
piala sampai homogeny dan volumenya menjadi 240 ml.
3.
Setelah homogen di saring dengan kain saring dan di masukan
ke dalam tabung-tabung reaksi, masing-masing 12 ml atau di masukan ke dalam
botol erlemeyer masing-masing 200 ml.
4.
Tabung reaksi atau botol erlemeyer yang berisi medium kultur
di sumbat dengan kapas dan di bungkus dengan kertas.
5.
Medium di setrilkan menggunakan otoklaf pada suhu 121 C 15
pasi sela 20-30 menit.
6.
Setelah sterilisasi, medium di simpan dalam tempat
penyimpanan khusus.
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1
Hasil Pengamatan
Mikroskopi
NO
|
GAMBAR MIKROSKOP
|
CARA MENYIAPKAN DAN CARA MENGOPRASIKAN
|
1
|
|
1. Cara Menyiapkan :
Mikroskop merupakan peralatan yang berharga
yang harus diperlakukan dengan baik. Untuk membawa mikroskop itu pegang
tangkainya dengan satu tangan. Letakkan tangan yang satu lagi pada bagian
bawah untuk menopangnya. Jangan mengayun atau melambung, atau menggetarkannya
sewaktu meletakkan mikroskop itu. Janganlah mencoba mengangkat mikroskop pada
tubuh tabungnya. Akan ada bagian dari mikroskop yang terlepas dan jatuh ke
lantai bila kalian memegangnya secara demikian.
Kalian tidak akan dapat mengamati dengan baik
dan jelas dengan mikroskop yang kotor. Peralatan harus dibersihkan setiap
saat akan digunakan. Gunakan kain yang lembut untuk membersihkan bagian
logamnya. Akan tetapi harus hati-hati karena debu merupakan musuh lensa yang
terbesar. Lensa yang kotor harus dibersihkan dengan kain yang lembut, kapas
pengisap atau kertas lensa yang telah dibasahi dengan air bersabun, alkohol,
atau lisol. Berikut adalah langkah-langkah menggunakan mikroskop.
2. cara
mengoprasikan :
1. Mikroskop selalu dibawa dengan dua tangan;
tangan pertama menumpu bagian dasar/kaki mikroskop sedang tangan yang lain
memegang bagian pegangan mikroskop.
2. Dalam keadaan tersimpan, lensa objektif
yang memiliki perbesaran lemah dan mikroskop dalam keadaan tegak.
3. Pada saat melihat spesimen, pertama kali
gunakan lensa objektif yang memiliki perbesaran lemah, dengan urutan langkah
sebagai berikut.
a. Letakkan sediaan pada meja mikroskop tepat
pada ujung lensa objektif, dan sambil melihat dari samping dekatkan lensa
objektif ke benda perlahanlahan.
b. Perhatikan bayangan melalui lensa okuler,
dan dengan menggunakan pemutar kasar, gerakkan lensa objektif menjauhi atau
mendekati objek.
c. Atur posisi bayangan agar terlihat di
tengah medan pengamatan.
d. Bila bayangan belum terlihat, ulangilah
langkah a dan b.
4. Jika bayangan belum terlihat jelas, jangan
menggunakan lensa objektif yang memiliki perbesaran kuat.
5. Pada saat memindahkan lensa objektif dari
perbesaran lemah ke perbesaran kuat, harus selalu melihat ke posisi lensa
obyektif , supaya tidak terjadi benturan yang tibatiba antara lensa objektif
dengan spesimen sehingga menyebabkan kerusakan atau pecahnya spesimen.
6. Jangan mengarahkan cermin ke arah sinar
matahari secara langsung, yang memantul ke mata sehingga dapat mengganggu
penglihatan.
7. Bersihkan lensa dengan kertas lensa. Beri
sedikit air pada kertas lensa sebelum digunakan untuk membersihkan lensa.
Beri alkohol pada kertas lensa jika kotoran yang ada pada lensa agak sulit
dihilangkan.
8. Hati-hati menggunakan kaca penutup, karena
mudah sekali pecah yang dapat melukai tangan apalagi kalau ditekan.
|
2
|
|
1. Cara Menyiapkan :
pegang tangkainya dengan satu tangan. Letakkan
tangan yang satu lagi pada bagian bawah untuk menopangnya. Jangan mengayun
atau melambung, atau menggetarkannya sewaktu meletakkan mikroskop itu.
Janganlah mencoba mengangkat mikroskop pada tubuh tabungnya. Akan ada bagian
dari mikroskop yang terlepas dan jatuh ke lantai bila kalian memegangnya
secara demikian.
Kalian tidak akan dapat mengamati dengan baik
dan jelas dengan mikroskop yang kotor. Peralatan harus dibersihkan setiap
saat akan digunakan. Gunakan kain yang lembut untuk membersihkan bagian
logamnya. Akan tetapi harus hati-hati karena debu merupakan musuh lensa yang
terbesar. Lensa yang kotor harus dibersihkan dengan kain yang lembut, kapas
pengisap atau kertas lensa yang telah dibasahi dengan air bersabun, alkohol,
atau lisol. Berikut adalah langkah-langkah menggunakan mikroskop.
2. Cara Mengoprasikan :
1. striker
di masukan ke sambungan listrik dan lampu di hidupkan dengan menekan kontak
on.
2. Lensa
objektif pada pembesaran yang di kehendaki di tempatkan pada ke dudukan
seporos dengan lensa okuler, dengan cara memutar revolver.
3. Lensa-lensa
di amati dengan cara mengintip pada lensa okuler untuk memastikan kebersihan
lensa maupun intensitas cahaya yang masuk.
4. Jika
terlihat ada kotoran, lensa di bersihkan dahulu dengan hati-hati menggunakan
lap lunak yang tidak mudah lepas bahan seratnya,. Jika intesitas cahaya tidak
sesuai dengan pandangan mata, posisi kondensor atau luas lubang diafragmanya
di ubah.
5. Preparat
atau sepesimen di pasang di atas meja benda dan objek di letakan tepat di
atas lubang meja benda serta tersorot cahaya dari lampu listrik mikroskop.
6. Meja
benda di naikan dengan memutar sekrup pengatur sampai objek pada kedudukan
paling dekat dengan lensa objektif, dengan hati-hati supaya pereparat tidak
menabrak lensa objektif.
7. Preparat
di amati melalui lensa okuler dan di atur kembali masukan cahaya ke dalam
mokroskop, sehingga di peroleh bidang pemandangan yang cukup terang dan
merata, dengan cara mengatur kedudukan kondensor dan lubang diafragma.
|
Medium Kultur
No
|
Nama Medium Kultur dan Kegunaan
|
Resep
|
Cara Membuat
|
1
|
Potato Dextrose Agar (PDA)
|
50 g kentang
5 g dextrose
5 g tepung agar-agar
250 ml aquades
1 1 kapsul antibiotik
|
Kentang
yang telah dikupas,dicuci dan dipotong-potong kecil hingga berukuran 0,5 cm3.
Kemudian
potongan kentang seberat 50 g ditimbang dan setelah itu
direbus dengan 250 ml air
bersih sampai mendidih.
Lalu,
pisahkan ekstrak kentang (air rebusan) dengan kain saring dan ekstrak
dipanaskan kembali. Setelah itu tambahkan 5 g dektrose dan 5 g
agar-agar sambil diaduk.
Jika
volume kurang dari 250 ml perlu
ditambahkan air lagi sampai volume 250 mldan terus diaduk sampai agar-agarnya
benar-benar homogen.
Masukkan
medium kedalam gelas Erlenmeyer 200 ml atau tabung reaksi sebanyak 12 ml atau 5 ml
kemudian dengan kapas. Setelah itu, sterilkan dengan otoklaf pada suhu 121°C
15 psi selama 20-30 menit.
Setelah
dilakukan sterilisasi, tabung-tabung reaksi yang berisi 5 ml medium kultur
diletakkan miring terhadap bidang horizontal dan biarkan sampai padat dan
simpanlah medium dalam penyimpanan khusus.
|
2
|
Taoge sucrose agar
(Tsa)
|
Ta taoge 50 g,
A agar-agar 5 g,
Sukrosa 1,5 g,
Aquades 250 ml,
1 kapsul anti biotic amoxcilin.
|
Siapkan
pepton 5 g, agar-agar 5 g
Setelah
semua bahan dimasukkan ke dalam gelas piala dan ditambah air bersih sampai
volumenya 250 ml dan
panaskan sambil diaduk-aduk.
Setelah
semuanya selesai, masukkan medium kedalamgelas Erlenmeyer 200ml atau tabung
reaksi sebanyak 12 ml atau 5 ml kemudian disumbat kapas. Setelah itu,
sterilkan dengan otoklaf pada suhu 121°C 15 psi selama 20-30 menit.
Setelah
dilakukan sterilisasi, tabung-tabung reaksi yang berisi 5 ml medium kultur
diletakkan miring terhadap bidang horizontal dan biarkan sampai padat dan
simpanlah medium dalam penyimpanan khusus.
|
4.2 Pembahasan
Mikroskopi
Mikroskop mempunyai beberapa bagian-bagian tertentu yang
memiliki fungsi masing-masing, antara lain :
1. Bagian optic, Terdiri
dari :
o
Lensa objektif : terpasang pada revolver dan berdekatan
dengan benda yang diamati .
o
Lensa okuler : terletak pada bagian atas mikroskop yaitu
dekat dengan mata.
o
Lensa kondensor : berfungsi untuk memfokuskan cahaya ke arah
benda atau preparat yang akan diamati.
o
Cermin : berfungsi untuk memantulkan cahaya kearah objek
yang akan diamati.
2. Bagaian non-optic,
Terdiri dari :
o
Kaki dasar atau basis : berfungsi untuk membuat mikroskop
berdiri tegak.
o
Lengan/pilar : berfungsi untuk mengatur kedudukan mikroskop.
o
Meja benda : berfungsi untuk meletakan benda/objek yang akan
diamati.
o
Sekrup penggerak sediaan : berfungsi menggerakkan sediaan
atau preprat kearah kiri atau kanan.
e. Sekrup pengatur
jarak teropong dengan preparat, untuk mengatur jumlah besar(makrometer) dan
jumalah(micrometer).
Medium Kultur
Pada percobaan dengan membuat medium
kultur pada medium Potato Dextrose Agar (PDA) dan medium Nutrien Agar (NA)
terdapat perbedaan pada resep dari masing-masing medium. Untuk medium PDA
digunakan resep yang berupa bahan dengan berbagai ukuran. Bahan resep tersebut
antara lain kentang 50 g,
dextrose 5 g, tepung agar-agar 5 g, aquades 250 ml, 2,5 ml asam asetat 1%, 2,5 ml KOH 1%, 2,5 ml larutan NaCl 1% dan 2,5 ml Na2CO3
0.1 %.
Setelah semua bahan tersedia, maka
selanjutnya melakukan pembuatan medium PDA. Teknik membuat medium PDA ini,
yaitu kentang yang telah dikupas,dicuci dan dipotong-potong kecil hingga
berukuran 0,5 cm3. Kemudian potongan kentang seberat 50 g ditimbang dan setelah itu direbus dengan 250 ml air bersih sampai mendidih. Lalu, pisahkan ekstrak
kentang (air rebusan) dengan kain saring dan ekstrak dipanaskan kembali.
Setelah itu tambahkan 5 g dektrose
dan 5 g agar-agar sambil diaduk. Jika volume kurang dari 250 ml perlu ditambahkan air lagi sampai volume 250 ml dan terus
diaduk sampai agar-agarnya benar-benar homogen. Masukkan medium kedalam gelas
Erlenmeyer 200 ml atau tabung reaksi sebanyak 12 ml atau 5 ml kemudian dengan kapas. Setelah itu, sterilkan
dengan otoklaf pada suhu 121°C 15 psi selama 20-30 menit. Setelah dilakukan
sterilisasi, tabung-tabung reaksi yang berisi 5 ml medium kultur diletakkan
miring terhadap bidang horizontal dan biarkan sampai padat dan simpanlah medium
dalam penyimpanan khusus.
Kemudian untuk percobaan pada medium
Nutrien Agar (NA), kita menggunakan resep yang berbeda pada pembuatan medium
sebelumnya, yaitu medium Potato Dextrose Agar (PDA). Pada pembuatan medium
Nutrien Agar (NA) resepnya terdiri dari pepton 5 g, agar-agar 5 g, aquades 250 ml.
Setelah resep yang ada telah
terkumpul, maka selnjutnya adalah melakukan proses pembuatan medium Nutrien
Agar (NA), yaitu Siapkan pepton 5 g dan agar-agar 5 g. Setelah
semua bahan dimasukkan ke dalam gelas piala dan ditambah air bersih sampai
volumenya 250 ml dan panaskan sambil diaduk-aduk.
Setelah semuanya selesai, masukkan medium kedalam gelas Erlenmeyer 200 ml atau tabung reaksi sebanyak 12 ml atau 5 ml
kemudian disumbat kapas. Setelah itu, sterilkan dengan otoklaf pada suhu 121°C
15 psi selama 20-30 menit. Setelah dilakukan sterilisasi, tabung-tabung reaksi
yang berisi 5 ml medium kultur diletakkan miring terhadap bidang horizontal dan
biarkan sampai padat dan simpanlah medium dalam penyimpanan khusus.
Namun, terdapat kesamaan dalam
pembuatan kedua medium ini dari cara pembuatan, yaitu pada saat melakukan
medium cairnya. Hanya saja, medium PDA menggunakan agar-agar sedangkan medium
Nutrien Agar (NA) tidak menggunakan agar-agar.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil
percobaan yang telah didapatkan pada teknik pembuatan medium kultur tenteng
pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA) dan medium Nutrien Agar (NA), maka
dapat disimpulkan bahwa :
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium dengan menggunakan
bahan nutrien.
o
Terdapat banyaknya macam medium yang tersedia
dan akan ditumbuhkan bergantung
kepada banyak factor.
kepada banyak factor.
o
Faktor-faktor tersebut salah satunya ialah macam
mikroorganisme yang akan
ditumbuhkan contohnya pada pembuatan medium PDA dan NA.
ditumbuhkan contohnya pada pembuatan medium PDA dan NA.
o
Pada Nutrien Agar, kita dapat menginokulasi medium yang
disebut inokulum sehingga
sel-sel akan terpisah sendiri-sendiri.
sel-sel akan terpisah sendiri-sendiri.
Media yang dibuat harus disesuaikan
dengan karakteristik dari jenis mikroba yang akan ditumbuhkan. Aspek lingkungan
seperti suhu, pH, kecukupan nutrien media dan kontaminasi perlu dikondisikan
dengan sebaik-baiknya agar mikroba yang ditumbuhkan dengan baik.
Media merupakan bahan yang terdiri
atas campuran nutrisi, yang digunakan sebagai tempat menumbuhkan mikroba. Pada proses pengenceran di gunakan
peptone untuk membuat medium cair, sedangkan untuk media cawan agar menggunakan
PCA dan PDA.
Diharapkan dapat menjaga kondisi
aseptis lingkungan serta perlengkapan dalam pembuatan media agar dapat
menghasilkan mikroba yang diinginkan.
Sebaiknya praktikan menggunakan
alat-alat praktikum yang steril dan juga bekerja aseptik dalam pembuatan media
sehingga mendapatkan media yang baik untuk digunakan pada percobaan
selanjutnya.
Berdasarkan
hasil praktikum
yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
o Mikroskop adalah alat optic untuk
mengamati benda-benda yang sangat kecil(renik) yang tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang.
o Benda yang diamati mengalami
perbesaran sebanyak dua kali.
o Mikroskop terdiri dari dua bagain
yaitu bagian optic(lensa kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler) dan
bagain non-optic(kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, penjepit
kaca objek, dan sumber cahaya.).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Pembuatan
Media Biakan. Available at http://wahyuaskari.wordpress.com/umum/pembuatan-media-biakan/ (diakses tanggal 26 Februari
2011)
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi
Pangan 1. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi.
Fateta IPB, Bogor
Halim,J . 2002. Alat Pratikum Histologi. EGC :
Jakarta.
Pelczar, Michael.J dan E.C.S.Chan, 1986. Dasar-Dasar
Mikrobiologi 1 unuk Perguruan Tinggi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Purnomo, Bambang, 2011. Penuntun Praktikum Mikrobiologi.
Fakultas Pertanian UNIB. Bengkulu.
Purwanto,Budi. 2006. Semesta Fenomena Fisika 2.
Platinum : Jogjakarta
Sudarno. 1994. Ringkasan
Biologi. Ganeca Excat : Bandung
Volk , W. A & Wheeler. M. F.
1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga,
Jakarta.
Waluyo, L.2005. Mikrobiologi Umum.cet. kedua. UMM Press.
Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar