LAPORAN PRAKTIKUM IRIGASI & DRAINASE
ACARA 9
Pengukuran Debit Air Saluran
Terbuka dan Menghitung Lama Waktu Irigasi
Disusun Oleh
:
Nama : Putri
Mian Hairani
NPM : E1J012014
Dosen Pembimbing :
Sigit Sudjatmiko, Ph.D
Co-ass : Riduan
Hutabarat
Program Studi Agroekoteknologi
Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas
Bengkulu
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Debit
adalah banyak air yang mengalir persatuan waktu. Biasanya banyak air yang
mengalir diukur dengan satuan liter atau m3 dan satuan waktu
pengaliran adalah detik, menit, atau jam.
Besarnya
debit air yang mengalir terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu: luas
penampang lintang aliran air dan kecepatan aliran air. Secara matematis hal
tersebut di atas dapat diformulasikan sebagai berikut:
Q
= A x V
.................................................................................
(1)
Keterangan:
Q
= debit air, m3/det
A
= luas penampang lintang air yang mengalir (m3)
V
= kecepatan aliran air, m/det
Nilai
V yang diperoleh dengan metoda pelampung masih merupakan nilai kasar atau nilai
yang mencerminkan nilai kecepatan aliran dipermukaan. Untuk memperoleh
kecepatan aliran sesungguhnya nilai V yang diperoleh dapat menggunakan rumus
yang telah dipelajari pada kegiatan praktikum ke-8.
1.2 Tujuan
·
Mengetahui
besar debit air yang mengalir di saluran irigasi Kemumu serta menghitung waktu
yang diperlukan untuk mengairi lahan sawah yang ditetapkan.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pengertian
debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS).
Satuan debit yang digunakan dalam system satuan SI adalah meter kubik per detik
(m3 / detik). Menurut Asdak (2002), debit aliran adalah laju aliran air (dalam
bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai persatuan
waktu. Dalam system SI besarnya debit dinyatakan dalam sattuan meter kubik.
Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam persamaan Q = A x v, dimana A adalah
luas penampang (m2) dan V adalah kecepatan aliran (m/ detik).
Teknik
pengukuran debit
·
Saluan
terbuka
Gordon,
dkk (1992) mengemukakan tentang teknik pengukuran debit aliran di lapangan
dapat dilakukan melalui empat kategori, yaitu (a). Pengukuran volume air
sungai, (b). Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan luas
penampang melintang, (c). Pengukuran debit dengan menggunakan bahan pewarna
yang dialirkan dalam aliran sungai, (d). Pengukuran debit dengan membuat
bangunan pengukur debit seperti weir dan flume. Penjelasan tentang pengukuran
debit menggunakan weir dan flume dapat dilihat pada lampiran. Diantara beberapa
teknik pengukuran debit yang ada, pengukuran debit aliran yang sederhana adalah
menggunakan rumus kontinyuitas. Debit aliran (Q) dipertoleh dengan mengalikan
kecepatan aliran (V) dengan luas penampang melintang (A), secara matematis
dirumuskan sebagai berikut (Anonim2, 2010).
Q
= A.V.
Cara
lain yang dapat dilakukan adalah dengan memperkirakan debit empiris menggunakan
persamaan empiris dari manning. Cara ini dikenal sebagai slope-area methode.
Bentuk persamaan manning adalah untuk memperoleh angka kecepatan pada saluran
terbuka. Adapun rumusnya sebagai berikut (Anonim2, 2010).
V
= (1/n) r 2/3 S 1/2
Dimana :
V = kecepatan aliran (m/dt),
r = jari-jari hidrolik (m),
S = kemiringan permukaan air, dan
n = angka koefisien kekasaran manning.
Pengukuran
kecepatan aliran dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu dengan uji celup.
Uji celup dilakukan dengan cara meletakan bola pingpong (atau benda terapung
lainnya) diatas permukaan aliran air. Tentukan jarak tempuh bola pingpong
dimaksud, misal J meter, Catat waktu tempuh bola pingpong sejauh J meter, misal
; t menit. Kecepatan (V) aliran adalah : J / t meter/menit. Apabila data
kecepatan (V) diatas di ketahui dan luas penampang melintang juga diketahui,
maka selanjutnya dapat dihitung debit aliran(Q) menggunakan persamaan Q = A.V (Anonim2,
2010).
·
Saluran
tertutup
Pengukuran
debit pada saluran tertutup (pipa) dapat dilakukan dengan instrumen watermeter,
venturymeter, flowmeter. Hasil pembacaan Venturymeter dan flowmeter adalah data
tentang kecepatan aliran air (V). luas penampang pipa (A) dapat diukur dan
dihitung dengan rumus ¼ p D2 . Selanjutnya data kecepatan dan luas penampang
pipa digunakan untuk menghitung debit air Q = V.A.Cara sedehana dapat dilakukan
dengan bantuan alat penakar. Sebuah kontainer dengan volume tertentu (vol)
digunakan untuk menampung aliran dari pipa selama waktu tertentu (t).
Selajutnya data yang diperoleh dapat digunakan untuk menghitung debit air (Q)
dalam pipa dimaksud. Debit air dapat dihitung dengan rumus Q = Vol / t
.Pengukuran debit air dalam pipa dapat juga dilakukan dengan bantuan Nomograph
Hazen-William, apabila telah diketahu data diamater pipa (D), Kemiringan pipa
(S), dan jenis material pipa (C) (Anonim2, 2010).
·
Air
tanah
Pengukuran
debit air tanah yang keluar melalui mata air atau sumur dapat diukur. Pengukuran
debit air sumur dapat dilakukan dengan bantuan pemompaan. Cara sederhana yang
dapat dilakukan adalah (Anonim2, 2010).
ü Ukur / hitung volume air sumur stabil
(maksimal). Bila sumur berbentuk lingkaran, maka volume air dihitung
berdasarkan rumus volume silinder (T x ¼ p D2 ), misal l m3.
ü air sumur dipompa / dikuras sampai
habis.
ü Biarkan air sumur terisi kembali
sampai dengan volume semula, catat waktu yang diperlukan untuk pengisian air
sumur seperti volume semula, misal t menit.
ü Hitung debit air sumur (Q), dengan
rumus ; Q = l / t m3/menit .
· Air limbah ; Pengukuran debit air
limbah dapat dilakukan dengan rumus kontinuitas pada aliran air permukaan,
Weir, Flume, menakar dan dapat pula melalui pendekatan kapasitas pemompaan (Anonim2,
2010).
Pengukuran
Debit dengan Cara Apung (Float Area Methode)
Jenis-jenis pelampung dapat
dilihat pada Gambar 30.
Prinsip :
Prinsip :
- kecepatan aliran (V) ditetapkan berdasarkan kecepatan pelampung (U)
- luas penampang (A) ditetapkan berdasarkan pengukuran lebar saluran (L) dan kedalaman saluran (D)
- debit sungai (Q) = A x V atau A = A x k dimana k adalah konstanta
Q
= A x k x U
Q = debit (m3/det)
Q = debit (m3/det)
U = kecepatan pelampung
(m/det)
A = luas penampang basah
sungai (m2)
k = koefisien pelampung
Pengukuran Debit dengan
Current-meter
Prinsip :
Prinsip :
- kecepatan diukur dengan current meter
- luas penampang basah ditetapkan berdasarkan pengukuran kedalaman air dan lebar permukaan air. Kedalaman dapat diukur dengan mistar pengukur, kabel atau tali.
Pengukuran :
Ada 4 cara pengukuran
kecepatan aliran yang disajikan dalam Tabel berikut :
Cara Pengukuran Kecepatan
Aliran
Keterangan :
Vs di ukur 0,3 m dari
permukaan air
Vb di ukur 0,3 m di atas dasar
sungai
Kecepatan aliran dihitung
berdasarkan jumlah putaran baling-baling per waktu putarannya (N = putaran/dt).
Kecepatan aliran V = aN + b dimana a dan b adalah nilai kalibrasi alat current
meter. Hitung jumlah putaran dan waktu putaran baling-baling (dengan stopwatch)
(Anonim1,2010).
BAB III
BAHAN & ALAT
2.1 Alat dan Bahan
Alat :
Pelampung (gabus), Current meter,
Stopwatch, meteran/alat pengukur panjang
Bahan :
-
2.2 Cara
Kerja
·
Memilih bagain saluran irigasi di daerah Kemumu yang sudah dekat dengan
sawah. Pemilihan lokasi yang lurus dengan perubahan lebar sungai, dalam air dan
gradien yang kecil
·
Menetapkan dua buah titik (patok) tempat pengamatan dengan jarak 50-100 m
·
Melemparkan pelampung ke sungai dengan jarak 10-20 meter sebelah hulu titik
pengamatan pertama
·
Mencatat waktu tempuh pelampung antara dua titik pengamatan tersebut dengan
menggunakan stopwatch
·
Membagi jarak tempuh dengan waktu tempuh pelampung antara dua titik
pengamatan untuk memperoleh kecepatan aliran
·
Setelah itu, mengukur kecepatan aliran dengan menggunakan alat Current meter
·
Memilih kedalaman tertentu dari saluran irigasi, mengukur kecepatan
alirannya pada berbagai kedalaman sesuai dengan kondisi di lapang
·
Membagi penampang aliran menjadi beberapa bagian (sesuai lebar dan kondisi
dasar aliran air) untuk mengukur luas penampang lintang aliran air. Tujuannya
untuk memperoleh hasil perhitungan yang mendekati luas sebenarnya
·
Menjumlahkan luas dari bagian-bagian tersebut untuk memperoleh hasil luas
penampang lintang aliran
·
Menghitung berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengairi sawah (luasan diukur
dilapangan = 1 ha) dengan volume 20 ml
BAB IV
HASIL &
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pengukuran Debit Air Metode Pelampung
Sekunder
Pelampung
|
Ulangan
|
Jarak tempuh (meter)
|
Waktu tempuh (detik)
|
Kecepatan aliran (m/det)**
|
Luas penampang saluran (m2)*
|
Debit (m3/det)
|
Kayu
|
1
|
32
|
63
|
0,51
|
0,7039
|
0,35
|
2
|
32
|
37
|
0,87
|
0,7039
|
0,61
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gabus
|
1
|
32
|
53
|
0,60
|
0,7039
|
0,42
|
2
|
32
|
40
|
0,69
|
0,7039
|
0,48
|
Tersier
Pelampung
|
Jarak tempuh (meter)
|
Waktu tempuh (detik)
|
Kecepatan aliran (m/det)**
|
Luas penampang saluran (m2)
|
Debit (m3/det)
|
Gabus
|
6
|
26
|
0,23
|
11,52
|
2,64
|
**Kecepatan aliran (m/det):
Dihitung dengan cara membagi waktu
tempuh (detik) dengan jarak tempuh (meter)
Pengukuran Debit Air Metode Kipas (Current
Meter)
Bagian Penampang
|
Kecepatan aliran (m/det)
|
Kedalaman (cm)
|
Lebar (m)
|
Luas penampang saluran (m2)*
|
Debit (m3/det)
|
Tengah
|
0,7
|
64
|
2
|
0,7039
|
0,49
|
0,9
|
32
|
2
|
0,7039
|
0,63
|
|
0,7
|
0
|
2
|
0,7039
|
0,49
|
|
|
|
|
|
32
|
|
Pinggir
|
0,7
|
64
|
2
|
0,7039
|
0,49
|
0,8
|
32
|
2
|
0,7039
|
0,56
|
|
0,9
|
0
|
2
|
0,7039
|
0,63
|
*Luas penampang:
Penampang berupa 1 buah persegi panjang dan 2 buah segitiga sembarang.
Ket: = 80 cm = 64 cm = 60 cm = 89 cm
Dengan rumus untuk menghitung luas
penampang adalah:
A = [Luas persegi panjang + 2(luas
segitiga sembarang)]
4.2 Pembahasan
Dari
hasil pengamatan di atas, diperoleh hasil yang signifikan antara penggunaan
metode pelampung dan metode current meter.
Perbedaan itu terdapat pada hasil pengukuran kecepatan aliran (m/det) yang
mempengaruhi hasil debit (hasil akhirnya).
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan error
dari pengambilan data, yaitu human error dan
faktor teknis. Untuk human error
adalah hal wajar terjadi, misalnya pada saat melihat stopwatch maupun pada saat
meletakkan pelampung pada permukaan air. Ketepatan menjadi alasan utamanya.
Selanjutnya, faktor teknis mungkin terjadi seperti keadaan angin, alat yang error ataupun situasi-situasi yang tidak
terduga lainnya.
Setelah
diketahui data untuk pengukuran debit air metode pelampung, maka dapat
diperoleh lama pengairan bila luas sawah adalah 1 hektar dengan volume 200 m3
( dengan menggunakan rumus:
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
·
Debit
air (m3/det) yang mengalir dengan metode pelampung adalah 0,48
(kayu) dan 0,34 (gabus). Untuk metode current
meter 0,53 bagian tengah dan 0,56 bagian pinggir. (diambil dari nilai
rata-rata)
·
Dibutuhkan
waktu 0,02 jam untuk mengairi sawah seluas 1 hektar dengan volume 200 m3
4.2 Saran
Semoga
ke depannya fasilitas pendukung kegiatan praktikum lebih memadai lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Asdak Chay .2002. Hidrologi dan Pengeloaan daerah Aliran Sungai.Gadjah Mada.
Press:Yogyakarta.
Anonim2, 2010
http://sugengzend.blogspot.com/2010/11/pengukuran-kapasitas-air.html diakses
pada 12 Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar