LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BENIH
TEKNOLOGI BENIH
ACARA 5
DEMO AWETAN KERING
Disusun Oleh :
Nama : Putri Mian Hairani
NPM : E1J012014
Prodi :
Agroekoteknologi
Hari,
Jam : Selasa, 10.00-12.00 WIB
Co-ass : Claudia Sitompul
Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas
Bengkulu
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Pembentukan gamet jantan yang terjadi
di dalam anter melibatkan 2 proses,
yaitu mikrosporogenesis dan mikrogametogenesis, sedang pembentukan gamet betina
yang terjadi di dalam ovari melibatkan megasporogenesis dan megagametogenesis.
Proses pembentukan gamet ini baik pada tanaman angiosperma dan gimnosperma
melibatkan dua jenis pembelahan sel, yaitu pembelahan meiosis dan mitosis.
Pembelahan meiosis merupakan pembelahan reduksi sehingga sel-sel gamet hasil
pembelahannya bersifat haploid (memiliki 1N kromosom). Sedang pembelahan
mitosis menghasilkan sel dengan jumlah kromosom tetap sama seperti jumlah
kromosom dari sel induknya. Sesudah terjadi pembelahan mitosis dan meiosis,
reproduksi tanaman dilanjutkan dengan proses fertilisasi. Fertilisasi merupakan
kebalikan dari proses meiosis, yaitu penggabungan antara gamet jantan dengan
gamet betina sehingga dihasilkan sel yang bersifat diploid (hasil penggabungan
kedua gamet yang haploid). Kedua proses tersebut (pembelahan meiosis dan
fertilisasi) membagi kehidupan tanaman menjadi dua fase atau generasi yang
berlainan, yaitu generasi gametofit dan generasi sporofit. Generasi gametofit
pada tumbuhan dimulai dengan spora (mikrospora dan megaspora) yang dihasilkan
dari proses meiosis. Spora ini bersifat haploid dan semua sel yang diturunkan
(terdiferensiasi) dari sel ini juga bersifat haploid. Generasi ini selanjutnya
berperan sebagai pengahsil sel gamet. Pada tahapan berikutnya, terjadi
peleburan antara sel gamet jantan dan sel gamet betina (fertilisasi) sehingga
dihasilkan sel yang bersifat diploid. Sampai pada tahap ini dimulailah fase
sporofit, yaitu diawali dengan zigot yang merupakan hasil fertilisasi dan
bersifat diploid. Hasil akhir dari reproduksi seksual tanaman angiosprema
berupa buah dengan satu atau beberapa benih.
1.2
Tujuan
·
Mempelajari
pembelahan sel (mitosis dan meiosis) pada pembentukan gamet jantan dan gamet
betina
·
Mempelajari
mikrosporogenesis, mikrogametogenesis, megasporogenesis, dan megagametogenesis
·
Mempelajari
penyerbukan dan pembuahan ganda
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penyerbukan adalah pemindahan tepung sari dari anther atau kepala sari
ke stigma atau kepala putik bunga, yang biasanya terjadi oleh angin atau
serangga. Banyaknya maupun ukuran tepung sari sangat berbeda menurut jenis
tanaman. Tepung sari merupakan sel berisi 2 inti yaitu inti tabung dan inti
generatif. Tanaman disebut menyerbuk sendiri apabila tepung sari menyerbuki
putik dari pohon lain (dari tanaman sejenis). Beberapa menit setelah menyentuh
putik, biasanya salah satu atau beberapa tepung sari membentuk tabung yang
memungkinkan pengangkutan sperma zat tumbuh, enzim dan sebagainya, dari tepung
sari ke dalam kantong embrio. Dengan demikian maka penyerbukan adalah penyatuan
telur dengan sperma yang kemudian tumbuh menjadi embrio dan inti endosperma.
Mekanisme penyerbukan sangat berbeda-beda, tergantung dari jenis tanaman
(Soeprapto, 1993).
Penyerbukan
dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang
menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji (Anonim 2009 : 1).
Bunga
adalah struktur reproduksi angiospermae. Pada sebagian besar angiospermae,
serangga dan hewan lain mengangkut serbuk sari dari satu bunga ke organ kelamin
betina pada bunga lain, yang membuat penyerbukan kurang acak dibandingkan
dengan penyerbukan yang bergantung pada angin pada gimnosperma. Bunga adalah
suatu tunas yang mampat dengan empat lingkaran daun termodifikasi; kelopak
(sepal), mahkota (petal), benang sari (stamen), dan putik (karpel). Buah adalah
ovarium yang sudah matang. Setelah biji berkembang selepas pembuahan, dinding
ovarium menebal. Berbagai modifikasi pada buah membantu menyebarkan biji.
Beberapa tumbuha berbunga, seperti dan delion dan mapel, memiliki biji pada
buah yang berbentuk seperti baling-baling, yang meningkatkan penyebaran biji
oleh angina. Namun demikian, sebagian besar angiospermae menggunakan hewan
untuk membawa biji. Beberapa tumbuhan angiospermae memiliki buah yang
dimodifikiasi sebagai duri yang menempel pada bulu hewan (atau pada pakaian
manusia) (Campbell 2000 : 177).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
Mikroskop stereo, Kertas gambar, Alat tulis
Bahan :
Awetan dari Lilium regale Embryo sac,
anther, sporogenous, germinating pollen,
anther mature pollen.
anther mature pollen.
3.2 Cara Kerja
Cara
Kerja Penggunaan Mikroskop
1.
Meletakkan
mikroskop pada meja sedemikian rupa agar lebih mudah melakukan pengamatan
melalui tabung mikroskoop. Memastikan mikroskop terletak pada tempat yang aman,
mengatur pencahayaan dan peralatan yang telah siap dipakai, kemudian melakukan
pengaturan pencahayaan
2.
Mengatur
lensa objektif
3.
Meletakkan
kaca benda beserta objek yang akan diamati pada meja objek. Mengatur posisi
kaca benda sehingga ojek yang akan diamati berada pada lapangan pandang
4.
Menjepit kaca
benda dengan penjepit yang terletak di atas meja objek
5.
Memperhatikan
bayang melalui lensa okuler. Menggunakan pemutar kasar untuk menaikkan atau
menurunkan lensa objektif semapai preparat terlihat jelas
6.
Menggambar
objek yang terlihat
Cara
Kerja Mengamati Awetan Kering
1.
Mengamati
secara seksama awetan kering di bawah mikroskop
2.
Menggambar
masing-masing awetan dan melengkapi bagian-bagiannya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
|
Lilium regale Embryo sac
|
|
Lilium regale Anthers
|
|
Lilium regale Anthers sporogenous tissue
|
|
Lilium regale Anthers Mature Pollen
|
|
Lilium regale Germinating Pollen
|
4.2 Pembahasan
Antera Lilium sp memiliki
struktur yang kompleks. Terdapat 4 lokuli yang berisi butir-butir serbuk sari.
Pada dinding antera ini terlihat ada 4 lapisan, yaitu:
a) epidermis, lapisan terluar yang selnya memipih,
membentuk tonjolan dan berserabut.
b) endotesium, susunan selnya tak teratur dan
berserabut.
c) Lapisan tengah, terdiri dari 2 lapis sel yang
pipih.
d) tapetum, inti selnya terlihat jelas dan
sel-selnya banyak mengandung plasma.
Butir-butir pollen tersimpan dalam lokulus dari antera dan dinding
pollen bertipe retikulata. Proses pembentukan dan pemasakan pollen disebut
mikrosporogenesis. Pollen merupakan mikrospoa dewasa yang telah lepas dari
tetrad. Punya 2 lapisan dinding yaitu ektin dan intin. Setelah masak pollen
keluar melalui stomium.
Ovulum
berada dalam ovarium dapat mengandung 1 atau lebih ovulum. Ovulum terdiri atas
nuselus yang mengelilingi oleh 1 atau 2 integumen dan menempel pada plasenta
dengan sebuah tangkai yang disebut funiculus. Integument ovulum akan berkembang
jadi kulit biji. Nuselus biasanya ada di bawah lapisan paling luar pada ujung
mikrofil yang disebut sel induk megaspore. Ovulum berkembang dari plasenta
ovarium. Di dalam ovulum terdapat kantong embrio yang berisi yaitu satu ovum,
dua sel sinergid, dua badan polar dan tiga sel anti-poda. Seluruh permukaan dan
bagian ovulum tertutup kutikula. Kutikula luar menutupi funiculus dan
integument luar sedangkan kutikula tengah terdapat diantara integument dalam
dan nuselus. Pada bagian ujung o vum terdapat celah yang disebut mikrofil yang
dibentuk oleh lapisan integume.
BAB V
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
·
Pada umumnya
endosperm merupakan hasil pembelahan sel endosperm primer secara mitosis
berkali-kali dan berfungsi member makan embrio yang sedang berkembang.
1.2
Saran
·
Diharapkan
sarana dan prasarana praktikum mengalami kemajuan yang lebih baik dari tahun
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Bunga. Artikel. 18 Maret 2014
Campbell, R. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid Dua. Jakarta : v + 440 hlm
Soeprapto. 1993. Budidaya secara Generatif. PT.Gramedia. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar