Laporan Teknologi Benih Acara 6 Pengujian Mutu Fisik Benih

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BENIH

ACARA 6
PENGUJIAN MUTU FISIK BENIH



LogoUnib.png
 











Disusun Oleh :

Nama                                       : Putri Mian Hairani
NPM                              : E1J012014
Prodi                              : Agroekoteknologi
Hari, Jam                       : Selasa, 10.00-12.00 WIB
Co-ass                            : Claudia Sitompul        
                                                


         


Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2014

BAB I
 PENDAHULUAN
1.1  Pendahuluan
 Benih merupakan sarana produksi yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan budidaya tanaman perkebunan. Penggunaan bahan tanam bermutu merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan pertanaman. Petani sering mengalami kerugian yang sangat besar baik dari segi biaya maupun  waktu yang berharga akibat dari penggunaan benih yang tidak bermutu atau tidak jelas asal-usulnya. Kesalahan dalam penggunaan bahan tanam akan mengakibatkan kerugian jangka panjang. Penggunaan bibit bermutu merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan pertanaman yang mampu memberikan hasil yang memuaskan.
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut.
Tujuan utama dari analisa kemurnian benih adalah untuk menentukan komposisi berdasarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengan kata lain komposisi dari kelompok benih dan untuk mengidentifikasi dari berbagai species benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam suatu benih. Untuk analisa kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 4 komponen yaitu benih murni, benih species lain, benih gulma dan bahan lain atau kotoran.


1.2  Tujuan
·         Mahasiswa mampu mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian dan identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian.
·         Mahasiswa mampu memisahkan contoh kerja benih menjadi komponen benih murni, biji tanaman lain, dan kotoran (inert matter)


BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA

            Kepastian mutu suatu kelompok benih yang diedarkan dan digunakan untuk penanaman sangat diperlukan untuk menjamin baik pengguna, pengedar, maupun pengada. Aspek legal dari mutu benih ini memerlukan perangkat berupa metode pengujian yang standar. Standar metode pengujian mutu benih yang ada selama ini mengacu pada ketentuan Internasional Seed Testing Association (ISTA) sehingga diperoleh sertifikasi benih yang bertujuan memelihara kemurnian dan mutu benih dari varietas unggul, serta menyediakan benih secara kontinyu kepada petani. Sebagai langkah pertama dalam pengujian mutu benih adalah menyediakan contoh benih yang dapat dianggap seragam dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh ISTA. Tujuan penarikan contoh adalah untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benih dalam jumlah yang cukup untuk keperluan pengujian mutu benih. Pada prinsipnya, pengambilan contoh dilakukan dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pengujian benih di laboratorium bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang multi suatu benih digunakan untuk keperluan penanaman (Darutiyastireni, 2010).
            Kemurnian benih merupakan salah satu pengujian yang dilakukan untuk menyediakan benih yang masih mempunyai tingkat kemurnian tinggi, yaitu tidak tercampur dengan varietas lain, kotoran maupun benih yang rusak. Kemurnian benih sangat penting dilakukan terutama dalam menjaga kualitas suatu varietas unggul (Annas S, 2011).
            Dalam pengertian benih murni termasuk semua varietas dari species yang dinyatakan berdasarkan penemuan dengan uji laboratorium. Yang termasuk ke dalam kategori benih murni dari suatu species adalah benih masak dan utuh, benih yang berukuran kecil, mengerut tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji dan pecahan benih yang ukurannya lebih besar dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam species yang dimaksud.           
             Pemurnian benih tidak dapat dilakukan dengan sembarangan karena masing-masing kelompok benih mempunyai masalahyang harus dianalisis dan dipecahkan dengan menggunakan perangkat mesin dengan cara yang benar.Untuk benih yang sedikit pengayakan dapat dilakukantetapi pada benih yang banyak harus dilakukan dengan mesin penampi. Ketika dibersihkan , benih dipisahkan dari kontaminan, tanah ,debu, dan sekam dan benih yang inferior (diluar ukuran lazim,keriput, retak-retak,dan berpenyakit) (Anonim, 2010).
Kemurnian  benih  adalah  tingkatan  kebersihan  benih  dari  materi-materi  non benih/serasah,  atau  benih  varietas  lain  yang  tidak  diharapkan.  Biasanya  kemurnian  benih dinyatakan dalam persentase (%). Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili  lot  benih.  Untuk analisis  kemurnian benih,  maka contoh uji  dipisahkan menjadi  3 komponen sebagai berikut :
a.         Benih murni, adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang sedang diuji. Yang termasuk benihmurni diantaranya adalah :
       Benih masak utuh
       Benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak
       Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
       Pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya.
       Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali
b.        Benih tanaman lain,  adalah jenis/  spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
c.         Kotoran benih, adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah:
            Benih dan bagian benih
            Benih tanpa kulit benih
            Benih yang terlihat bukan benih sejati
            Biji hampa tanpa lembaga pecahan benih = 0,5 ukuran normal
            Cangkang benih, kulit benih, bahan lain, sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll (Nasrudinb,2009).
Pengujian benih sangat berperan penting, terujinya benih berarti terhindarnya para petani dari berbagai kerugian yang dapat timbul dalam pelaksanaan usaha taninya. Selain itu benih yang baik atau unggul ditunjang dengan kultur teknik yang mantap, akan dapat meningkatkan berbagai produk pertanian (Kartasapoetra, 2003).





BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
Alat     : Alat tulis dan kertas, timbangan digital
Bahan  : Benih jagung 50 gr, benih padi 50 gr, benih tomat, dan benih cabai

3.2 Cara Kerja
1.      Mengambil contoh kerja dan menimbang berat awalnya
2.      Memisahkan komponen-komponen analisis kemurnian menjadi benih murni, biji tanaman lain, dan kotoran dengan kriteria sebagai berikut:
Benih murni
a.    Kacang-kacangan:
ü Benih utuh dengan selaput (kulit) benih utuh
ü Pecahan benih > ½ ukuran asli dengan selaput melekat
b.    Padi:
ü Meliputi spikelet, floret, kariopsis utuh
ü Pecahan kaliopsis > ½ ukuran asli, tidak termasuk bulu yang panjangnya lebih dari panjang spikelet atau floret
c.    Jagung:
ü Kaliopsis utuh
ü Pecahan kaliopsis > ½ ukuran asli
d.   Biji tanaman lain:
Semua biji yang tidak termasuk dengan spesies yang dimaksud (seharusnya < 5%)
e.    Kotoran
Semua materi yang terdapat di dalam contoh kerja kemurnian  akan tetapi tidak termasuk didalm kedua komponen sebelumnya seperti: jerami, sekam, debu, tanah, pecahan benih yang ukuirannya < ½ ukuran benih asli
3.      Menimbang berat masing-masing komponen hasil pemisahan dengan menggunakan 1 angka desimal
4.      Menghitung masing-masing komponen dengan rumus sebagai berikut:
Benih murni (2%) =  x 100%
Biji tanaman lain (%) =  x 100%
Kotoran (%) =  x 100%
5.      Menjumlahkan semua berat masing-masing komponen untuk mendapatkan berat total setelah pengujian. Jika selisih antara berat awal dengan berat setelah pengujian > 6% maka pelaksanaan percobaan diulang


























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

PADI
·         Bobot padi = 10 gr
·         Bobot akhir = 10 gr
·         Bobot murni = 10 gr
·         Bobot kotoran = 0 gr
·         Benih murni (2%) =  x 100%
                =  x 100% = 2 %
·         Kotoran (%) =  x 100%
       =  x 100% = 0 %

JAGUNG
·         Bobot jagung = 50 gr
·         Bobot akhir = 50 gr
·         Bobot murni = 21,6 gr
·         Bobot kotoran = 28,4 gr
·         Benih murni (2%) =  x 100%
Benih murni (2%) =  x 100% = 0,86 %
·         Kotoran (%) =  x 100%
       =  x 100% = 56,8 %


TOMAT
·         Bobot tomat = 1,4 gr
·         Bobot akhir = 1,4 gr
·         Bobot murni = 1,3 gr
·         Bobot kotoran = 0,1 gr
·         Benih murni (2%) =  x 100%
Benih murni (2%) =  x 100% = 1,85 %
·         Kotoran (%) =  x 100%
       =  x 100% = 7,14 %

CABAI
·         Bobot cabai = 2,4 gr
·         Bobot akhir = 2,4 gr
·         Bobot murni = 2,3 gr
·         Bobot kotoran = 0,1 gr
·         Benih murni (2%) =  x 100%
Benih murni (2%) =  x 100% = 1,9%
·         Kotoran (%) =  x 100%
       =  x 100% = 4,16 %






4.2 Pembahasan
Pengujian mutu benih merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari suatu proses produksi benih selain pemeriksaan lapangan, penanganan hasil dan pelabelan. Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.
Pengujian mutu benih meliputi : pengujian mutu genetik, pengujian mutu fisik dan pengujian mutu fisiologis. Pengujian mutu genetik bertujuan untuk mengetahui kebenaran jenis atau klon, pengujian mutu fisik yaitu mengenai kebersihan fisik benih dan pengujian mutu fisiologis meliputi  viabilitas (daya hidup),daya kecambah  dan kesegaran benih .
Dari pengamatan yang dilakukan, sampel benih yang diambil memiliki persentase kemurnian yaitu, padi 2% dengan kotoran 0%. Kemudian jagung kemurnian 0,86% dengan kotoran 56,8%. Selanjutnya benih tomat 1,85% dengan kotoran 7,14%. Dan yang terakhir benih cabai  kemurnian 1,9% dengan kotoran 4,16%.
Dari keseluruhan sampel benih, kotoran yang adalah meliputi bubuk putih, pasir, dan sisa plasenta dari benih seperti cabai dan tomat. Untuk adanya benih lain, tidak ditemukan.
Semakin baik mutu fisik benih, akan berpengaruh pada semakin baik muru genetis dan fisiologis. Sebab murni benih tersebut, maka daya kecambah dan campuran dari benih lain juga sedikit, sehingga karakter benih terjaga dan tumbuh dilapangan dengan optimal.












BAB V
PENUTUP
1.1  Kesimpulan
ü  Pengujian mutu benih merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari suatu proses produksi benih selain pemeriksaan lapangan, penanganan hasil dan pelabelan. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Pengujian mutu benih meliputi : pengujian mutu genetik, pengujian mutu fisik dan pengujian mutu fisiologis.
ü  Kemurnian benih adalah merupakan persentase berdasarkan berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. Komponen suatu benih terdiri dari benih murni,kotoran benih dan varietas lain.


1.2  Saran
·         Diharapkan sarana dan prasarana praktikum mengalami kemajuan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
















DAFTAR PUSTAKA

Annas Saputra, 2011, Kemurnian Benih, http://annassaputra34.blogspot.com          /2011/06/kemurnian-benih.html, di akses pada tanggal 28 Maret 2014.
Anonima, 2010, Kemurnian Benihhttp://agronomi02.blogspot.com/2010/08/ kemurnian-  benih.html, di akses pada tanggal 28 Maret 2014.
Darutiyastireni, 2010, Pengujian kemurnian benih, http://darutiyastireni-            smartgirl.blogspot.com/2010/01/pengujian-kemurnian-benih.html, di akses pada     tanggal 28 Maret 2014.
Kartasapoetra, Ance G. 2003. Teknologi Benih. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Nasrudinb, 2009, Kemurnian Benih, http://teknologibenih.blogspot.com/2009/10/ pengambilan-contoh-benih.html, di akses pada tanggal 28 Maret 2014.




2 komentar:

  1. Informasi yang berguna bagi saya, artikel ini bisa buat referensi tentang pengertian benih saya! semoga manfaat untuk petani Indonesia..

    BalasHapus