BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Tanaman
kopi yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah jenis kopi robusta dan
arabika. Proporsi kopi robusta dan arabika di Indonesia adalah berkisar 90% dan
10%, sedangkan pasaran kopi dunia adalah kopi arabika. Berdasarkan fenomena
tersebut, maka kebijakan pemerintah adalah mengembangkan kopi arabika pada
lahan yang sesuai dan konservasi kopi robusta ke arabika pada ketinggian yang
sesuai, yakni ketinggian 800-1200 meter dpl.
Kendala
pengembangan kopi arabika adalah permasalahan sempitnya lahan yang sesuai dan
banyaknya kawasan hutan lindung dan Taman Nasional pada ketinggian tersebut.
Untuk mengatasi kendala tersebut, maka dicari alternatif genotipe kopi arabika
yang mampu tumbuh dan berkembang pada dataran menengah dan dataran rendah.
Hasil sambungan fase serdadu kopi arabika yang dilakukan oleh Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu tahun 2004, terdapat 16 genotipe koleksi kopi
arabika. 16 genotipe tersebut mampu tumbuh dengan baik pada pembibitan yang
dilakukan pada ketinggian 10 meter dpl.
Kebun
Percobaan Fakultas Pertanian yang berlokasi di sekitar Laboratorium Agronomi
berada pada ketinggian 10-20 meter dpl (di atas permukaan laut). Lahan yang ada
berupa semak dan perdu dengan kemiringan 10 s/d 15%. Lahan tersebut merupakan
media yang cocok untuk pengujian genotipe kopi arabika yang dipersiapkan untuk
lahan ketinggian menengah dan rendah.
Kegiatan
budidaya tanaman kopi arabika pada lahan ketinggian menengah dan rendah
memerlukan naungan dan teknologi budidaya optimal. Teknik budidaya yang perlu
diterapkan adalah pengaturan jarak tanam, pembuatan lubang tanam, pemupukan
dasar lubang tanam, penutupan lubang tanam, dan penanaman.
Di
samping itu pada lahan dengan elevasi tersebut di atas juga memenuhi syarat
untuk diusahakan tanaman karet yang secara makro dan mikroklimat sesuai
dibudidayakan di wilayah Provinsi Bengkulu.
1.2
Tujuan
Paktikum
·
Memelihara tanaman kopi
yang tergolong dalam tanaman masih belum
menghasilkan
1.1
Manfaat yang Diharapkan
·
Mengetahui
bagaimana cara memelihara tanaman kopi robusta
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Menurut
Najiyati dan Danarti (2006), kopi adalah spesies tanaman tahunan berbentuk pohon. Di dunia perdagangan, dikenal beberapa
golongan kopi, tetapi yang paling sering dibudidayakan hanya kopi Arabika,
Robusta, dan Liberika. Secara lengkap, klasifikasi botani
kopi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : coffea sp.
Pada umumnya tanaman kopi berbunga
setelah berumur sekitar dua tahun. Bila
bunga sudah dewasa, terjadi penyerbukan dengan pembukaan kelopak dan mahkota
yang akan berkembang menjadi buah. Kulit
buah yang berwarna hijau akan menguning dan menjadi merah tua seiring dengan
pertumbuhannya. Waktu yang diperlukan dari bunga menjadi buah matang sekitar
6-11 bulan, tergantung jenis dan lingkungan.
Kopi Arabika membutuhkan waktu 6-8 bulan, sedangkan kopi Robusta 8-11
bulan. Bunga umumnya mekar awal musim kemarau dan buah siap dipetik di akhir
musim kemarau. Di awal musim hujan,
cabang primer akan memanjang dan membentuk daun-daun baru yang siap
mengeluarkan bunga pada awal musim kemarau mendatang (Najiyati dan Danarti
2006). Jika dibandingkan dengan kopi
Arabika, pohon kopi Robusta lebih rendah dengan ketinggian sekitar 1,98 hingga
4,88 meter saat tumbuh liar di kawasan hutan.Pada saatdibudidayakan melalui
pemangkasan, tingginya sekitar 1,98 hingga 2,44 meter.
Buah kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri dari tiga lapisan yaitu
lapisan kulit luar (exocarp), daging
buah (mesocarp), dan kulit tanduk
(endocarp) yang tipis, tetapi keras.
Kulit luar terdiri dari satu lapisan tipis. Kulit buah yang masih muda berwarna hijau tua
yang kemudian berangsuran surmenjadi hijau kuning, kuning, dan akhirnya menjadi merah, merah hitam jika
buah tersebut sudah masak sekali. Daging
buah yang sudah masak akan berlendir dan rasanya agak manis. Biji terdiri dari kulit biji dan
lembaga (Ciptadi dan Nasution 1985;
Najiyati dan Danarti 2006). Kulit biji
atau endocarp yang keras biasa disebut kulit tanduk.
Kopi merupakan sumber pendapatan
untuk lebih 125 juta masyarakat di 52 negara berkembang. Sekitar 25 juta orang yang sebagian besar
adalah usaha kecil menengah menanam kopi pada 11,8 juta ha lahan, menghasilkan
6,6 juta ton kopi per tahun. Seperempat
kopi yang ditanam dikonsumsi di negara asal dan tiga perempatnya diperdagangkan
secara global. Kopi merupakan komoditas
ke-2 terbesar yang diperdagangkan di dunia setelah minyak. Buahkopi dipetik kemudian
diubah menjadi biji kopi yang siap diekspor dalam rantai perdagangan
global. Biji kopi diolah menjadi kopi
bubuk, dikemas, dan dijual kepada
konsumen setelah tiba di negara pengimpor.
Pemeliharaan
tanaman baik pada saat belum menghasilkan maupun tanaman menghasilkan tidak
selamanya berurutan, akan tetapi disesuaikan dengan kondisi yang terjadi di
kebun, sehingga pada praktiknya antara blok yang satu dengan blok yang lain
bisa saja berbeda. Begitu juga antara tahun yang lalu dengan tahun yang
sekarang, urutan pelaksanaan pemeliharaan berbeda. Adapun cara pemeliharaan
kopi adalah:
1.
Pengendalian
gulma
Cara
pengendalian gulma yang digunakan disesuaikan dengan sarana dan tenaga yang
tersedia. Kombinasi antara cara mekanis dan pemberian mulsa merupakan cara yang
dianjurkan. Pekerjaan pengendalian gulma meliputi: pembabatan apabila perlu,
pencangkulan ringan pada saat menjelang pemupukan dan pemberian mulsa pada saat
menjelang musim kemarau. Untuk mengendalikan gulma khusus seperti alang-alang (Imperata cylindrica), mikania dan teki
sebaiknya dilakukan secara mekanis dan kimia (herbisida). Pengendalian secara
kimia untuk alang-alang dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu blanket spraying (penyemprotan
menyeluruh), spot spraying
(penyemprotan setempat) dan wiping (penyemprotan).
2.
Pemupukan
Pemupukan
tanaman menghasilkan bertujuan untuk menyediakan unsur-unsur hara yang
dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan generatif, sehingga diperoleh hasil yang
optimal. Untuk menentukan dosis pupuk yang tepat, sebaiknya dilaksanakan
analisis tanah dan daun terlebuh dahulu. Dengan analisis tanah dan
daun, maka ketersediaan unsur-unsur hara didalam tanah pada saat itu dapat
diketahui dan keadaan hara terakhir yang ada pada tanaman dapat diketahui juga.
Berdasarkan hasil analisis dapat ditentukan kebutuhan tanaman terhadap
jenis-jenis unsur hara secara tepat, sehingga dapat ditetapkan dosis pemupukan
yang harus diaplikasikan (Setyamidjaja,
D, 2006).
Praktik
pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi
dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat
bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi
tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
serangan penyakit dan pengaruh iklim, yang tidak
menguntungkan. Selain itu pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan
unsur hara didalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi hingga akhirnya
tercapai daya hasil (produksi) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan unsur
hara yang hilang karena pencucian dan terangkut (dikonversi) melalui produk
yang dihasilkan (TBS) serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau
mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
kelapa sawit ( Pahan, I, 2006).
3.
Penyiraman
Penyiraman
bibit dilakukan dua kali sehari, kecuali apabila jatuh hujan lebih dari 7 – 8
mm pada hari yang bersangkutan. Air untuk menyiram bibit harus bersih dan cara
menyiramnya harus dengan semprotan halus agar bibit dalam polybag tidak rusak
dan tanah tempat tumbuhnya tidak padat.
4.
Penyiangan
Gulma
yang tumbuh dalam polybag dan di tanah antara polybag harus dibersihkan,
dikored atau dengan herbisida. Penyiangan gulma harus dilakukan 2-3 kali dalam
sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma.
BAB
III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan
Tempat Praktikum
Waktu :
Sabtu, 22 Maret 2014
Tempat :
Lahan Praktikum Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
3.2
Bahan dan Alat
·
Ember
·
Tali raffia
·
Jangka sorong
·
Cangkul
·
Sabit
·
Tanaman Kopi Robusta
·
Pupuk kandang
3.3
Metode Pelaksanaan/Rancangan yang digunakan
Metode
yang dilakukan adalah mempraktekkan langsung acara praktikum yang sedang
dilakukan.
3.4 Cara Kerja
Urutan pekerjaan yang dilakukan pada kegiatan ini
meliputi:
1. Melakukan pengukuran pada tanaman dengan peubah/parameter
sebagai berikut:
·
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman
diukur dengan menggunakan meteran dengan cara mengukur tinggi dari permukaan
tanah sampai bagian tunas paling ujung. Pengamatan dimulai sejak penanaman dan diulang
setiap dua minggu sekali sampai selesai praktikum
·
Diameter Batang
(mm)
Diameter
batang diukur dengan menggunakan jangka sorong, pada ketinggian ± 3 cm dari
permukaan tanah. Pengamatan dimulai sejak penanaman dan diulang setiap dua
minggu sekali sampai selesai praktikum
·
Luas Daun (cm2)
Luas daun
diukur terhadap 3 sampel daun yang diambil dari ujung, tengah dan pangkal
batang. Kemudian data yang diperoleh digunakan untuk mencari luas daun dengan
cara mengalikan panjang (cm) kali lebar (cm) dan angka tersebut dikalikan
faktor koreksi 85% (0,85). Pengamatan dimulai sejak penanaman dan diulang
setiap dua minggu sekali sampai selesai praktikum
·
Jumlah daun (helai)
Jumlah daun
dihitung terhadap daun yang telah membuka sempurna terhadap seluruh daun. Pengamatan
dimulai sejak penanaman dan diulang setiap dua minggu sekali sampai selesai
praktikum
2. Melakukan penggemburan dan penyiangan dengan menggunakan
sabit/cangkul terhadap tanaman yang ditanam bersamaan pada waktu pengamatan
3. Melakukan pengendalian gulma dengan menyemprotkan
herbisida jika diperlukan
3.5
Sifat-sifat yang Diamati
Melakukan pengamatan antara lain :
·
Tinggi tanaman
·
Diameter batang
·
Luas daun
·
Jumlah daun
BAB
IV
HASIL
DAN ANALISIS HASIL
4.1 Hasil Praktikum/Data Pengamatan
Tanggal Pengamatan
|
Variabel Pengamatan
|
|||
Tinggi
Tanaman (cm)
|
Diameter
Batang (cm)
|
ILD
(p x l x 0.85)(cm2)
|
Jumlah
Daun (helai)
|
|
22/03/2014
|
50
|
0.4
|
32.27
|
24
|
03/04/2014
|
52
|
0.5
|
42.51
|
21
|
17/04/2014
|
54
|
0.5
|
41.2
|
24
|
01/05/2014
|
54.5
|
0.5
|
40.37
|
23
|
15/05/2014
|
55.5
|
0.5
|
48.72
|
26
|
29/05/2014
|
55.5
|
0.5
|
42.20
|
27
|
4.2 Analisis Hasil/Analisis Statistik
BAB V
PEMBAHASAN
Pada
pengamatan praktikum tentang pemeliharaan tanaman kopi, yaitu kopi robusta, ada
beberapa hal yang diamati sebagai indikasi pertumbuhan yang diamati setiap 2
minggu sekali. Peubah atau variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman,
diameter batang, luas daun, dan jumlah daun.
Dari
data pengamatan diperoleh hasil bahwa tinggi tanaman mengalami peningkatan dari
minggu pertama yaitu 50 cm, kemudian 52 cm, 54 cm, 54,5 cm, kemudian konstan
55,5 cm sampai pengamatan ke-6. Begitu pula denga diameter batang yang minggu
pertama 0,4 cm menjadi 0,5 cm sampai pengamatan ke-6. Diikuti dengan luas daun
dan kemudian jumlah daun.
Peubah
yang diamati tersebut belum sesuai dengan kaidah pertumbuhan pada tanaman, yang
kurva nya berbentuk menaik, kontan, dan menurun.
Kemungkinan
yang terjadi adalah human error atau
kesalahan praktikan saat melakukan pengukuran.
Pada
masa-masa pemeliharaan juga selain melakukan pengukuran, kita juga perlu
memperhatikan daerah tumbuh tanaman kopi agar tidak terganggu dengan gulma yang
tumbuh disekitar area pertanaman. Hal-hal yang mungkin untuk dilakukan adalah
dengan pembersihan secara manual, maupun dengan penyemprotan apabila
diperlukan.
BAB
VI
KESIMPULAN
Tanaman yang masih muda
perlu diperhatikan pertumbuhannya karena inilah masa-masa tanaman mulai
berproduksi dan sering terkena serangan hama dan penyakit.
Pengendalian tanaman
yang terserang yang dilakukan ada bermacam-macam. Mulai dari pengendalian
secara hayati , mekanik, atau dengan menggunakan bahan kimia, misalnya dengan
menggunakan pestisida.
DAFTAR
PUSTAKA
Pahan, (2007 –
2008). Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.
Setyamidjaja,D. 2006. Kelapa Sawit, Teknik Budi Daya Panen Dan
Pengolahan.Edisi revisi. Kanisius,
Yogyakarta.
Sri Najiyati dan
Danarti. 2004 . Budidaya Tanaman Kopi dan
Penanganan Pasca
Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar