Laporan Pemuliaan Tanaman Acara 2 Outbreeding



LAPORAN PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN

ACARA 2
OUTBREEDING





LogoUnib.png
 












Disusun Oleh :

Nama                           : Putri Mian Hairani
NPM                            : E1J012014
Co-ass                          : Sylvia Molesta



Program Studi Agroekoteknologi
Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2014

BAB I
 PENDAHULUAN
1.1  Pendahuluan
            Outbreeding Inkompatibilitas adalah suatu keadaan dimana tidak terjadinya pembuahan antara sel telur dan sperma.Inkompatibilitas dapat disebabkan oleh beberapa factor, baik factor marfologi, genetik, maupun fisiologi.Factor marfologis yang dapat menyebabkan inkompatibilitas berkaitan dengan panjang pendeknya stamen dan stylus.Satu tipe yang mempunyai stylus panjang dan stamen pendek disebut pin, sebaliknya apabila stylus pendek dan stamen panjang disebut thrum. Outbreeding genetic disebabkan beberapa indikasi antara lain pertumbuhan pollen menurun, pertumbuhan pollen normal tetapi tabung pollen terhambat dalam stylus, pollen tube tumbuh. ormal dan gamet mencapai ovule tetapi tidak terbentuk biji.Factor fisiologis dapat juga menyebabkan terjadinya inkompatibilitas. Apabila stamen lebih dahulu matang daripada pistil disebut protandri, sebaliknya apabila pistil lebih
Pada pemuliaan tanaman konvensional, variabilitas genetic tanaman didapatkan melalui reproduksi sesual.Bunga sebagai alat reproduksi seksual mempunyai peran yang sangat penting.Dua bagian penting dari bunga secara langsung dilibatkan pada reproduksi seksual adalah benang sari (stamen) dan putik (pistil).Benang sari terdiri dari kepala sari (anther) yang berisi serbuk sari (pollen grains) dan, tangkai (fillamen).Putik terdiri dari kepala putik (stigma), tangkai putik (style), dan bakal buah (ovary). Stigma adalah sebagai penerima pollen, pollen akan berkecambah pada stigma dan masuk ke tangkai putik, akhirnya sampai ke ovary. Ovary mempunyai satu atau lebih bakal biji (ovule).
Organ reproduksi ditutupi satu atau lebih kelopak bunga (callix) dan tajuk atau mahkota (corolla).Callik terdiri dari beberapa kelopak (sepal) dan corolla terdiri dari beberapa helai tajuk (petal). Marfologi bunga dari suatu spesies akan menentukan apakah bunga tersebut self atau cross pollinated. Selft –inkompatibilitas genetic disebabkan oleh
beberapa indikasi antara lain:
(1)   pertumbuhan pollen menurun,
(2)   pertumbuhan pollen normal tapi tabung pollen terhambat dalam stylus dan
(3)   pollen tube tumbuh normal dan gamet mencapai ovul tetapi tidak terbentuk biji.

1.2  Tujuan
·         Untuk mengenali struktur bunga tanaman yang mengalami outbreeding dan penyebabnya
BAB II
 TINJAUAN PUSTAKA
Kompatibilitas adalah kesesuaian antara organ jantan dan betina sehingga penyerbukan yang terjadi dapat diikuti dengan proses pembuahan. Tanaman dikatakan bersifat kompatibel jika terjadi pembuahan setelah penyerbukan. Ketidaksesuaian antara organ jantan dan betina disebut inkompatibilitas. Ketidaksesuaian dikendalikan oleh faktor lingkungan, genetik dan fisiologis Inkompatibilitas (incompatibility) adalah bentuk ketidaksuburan yang disebabkan oleh ketidakmampuan tanaman yang memiliki pollen dan ovule normal dalam membentuk benih karena gangguan fisiologis yang menghalangi fertilisasi. Mekanisme didalam tumbuhan berbunga yang mencegah terjadinya self-fertilisasi akibat dekatnya hubungan antara organ reproduksi jantan dan betina pada bunga yang sempurna Inkompatibilitas dapat disebabkan oleh ((Allard, R. W, 1995)
Ketidakmampuan tabung pollen dalam (a) menembus kepala putik, atau (b) tumbuh normal sepanjang tangkai putik namun tidak mampu mencapai ovule karena pertumbuhan yang terlalu lambat.Mekanisme ini mencegah silang dalam (selfing) dan mendorong adanya penyerbukan silang (crossing) Outbreeding pada tanaman tingkat tinggi, yaitu untuk mencegah pembuahan sendiri. Berdasarkan marfologi bunga inkompatibilitas dibagi menjadi:
1. Inkompatibilitas Homomorfik : yaitu putik dan benang sari sama panjang.
a) Gametofitik
üTerhentinya pertumbuhan tabung tepung sari di dalam putik multi alel.
üInteraksi antara tepung sari yang haploid dengan sel-sel putik yang diploid.
ü Jika alel tepung sari sama dengan alel putik, maka pertumbuhan tabung serbuk sari terhenti dan sebaliknya. Pada system gametofit , inkompatibilitas terjadi bila serbuk sari dan kepala putik mempunyai alel yang sama. Contohnya persilangan gamet betina S1S2 x jantan S1S2 akan mengalami ketidak cocokkan (inkompatibilitas) karena serbuk sari itu akan membawasalah satu alel S1 atau S2 yang keduanya terdapat pula pada jaringan tangkai putik. Tetapi pada persilngan gamet betina S1S2 x jantan S1S3 akan lebih kompatibel dan menghasilkan keturunan S1S3 dan S2S3 karena gamet jantan membawa S3 yang dapat berfungsi secara normal. Persilangan resiprokal antara tanaman tersebut juga kompatibel dan menghasilkan keturunan S1S2 dan S1S3.secara teoritis persilangan alel yang homozigot tidak mungkin pada gametofit (Anonim. 2012. Bahan Ajar Pemuliaan Tanaman)
      

Outbreeding Heteromorfik.
Ada dua tipe:
a) Putik pendek dan benang sari panjang atau disebut pin.
b) Putik panjang dan benang sari pendek atau disebut thrum .
ü  Biji terbentuk jika dua tipe berlainan disilangkan
ü  Biji tidak terbentuk jika dua tipe yang sama disilangkan
ü  Tipe putik pendek dan benang sari panjang mempunyai alel S yang dominant dan heterozigot (Ss)
Outbreeding intra spesifik disebut self-incompatibility (inkompatibilitass sendiri), secaara morfologi ada 2 tipe self-incompatibility yaitu heteromorfi dan homomorfi.Jika inkompatibilitas homorfi ini disebabkan genotip dari gametogenotip disebut gametophyctic self-incompability (GSI), jika disebabkan genotip dari sporofitnya disebut sporofit self-incompability (SSI).Kemajuan teknologi pada saat ini telah menunjukkan keberhasilan dalam usaha menanggulangi masalah inkompatibilitas seksual pada beberapa tumbuhan.(Betty Lukiati. 1998)
Protandri adalah bunga yang benang sarinya lebih dahulu masak. Dengan demikian Bunga tersebut tidak akan mengalami penyerbukan sendiri. Contohnya bunga dari tanaman seledri(Apium graveolens L.), wotel (Daucus corota L), Peterseli (Petroselium crispum Nym.), dan Bawang Bombay(Allium cepa L.) hampir semua tanaman ini mengalami penyerbukan silang. Potogoni adalah bunga yang putiknya lebih dulu masak daripada benang sari.Bilamana putiknya masak, maka benang sarinya masih sangat muda dan tidak dapat berkecambah.Dengan demikian putiknya tidak mengalami penyerbukan sendiri.Contohnya : Coklat (Theobroma cacao L.), Kubis (Brassica oleracea L. Var.capitata), Apokat ( Persea Americana miller) (Marufah . 2009.)
Inkompatibilitas sering juga disebut dengan inkompatibilitas sendiri karena yang terhalang adalah self-fertilisasi. terdapat dua jenis inkompatibilitas sendiri (SI) yang berbeda yaitu gametofitik inkompatibilitas sendiri (GSI) dan inkompatibilitas sendiri sporofitik (SSI), Pada sistem gametofitik, kecepatan tumbuh tabung pollen dikendalikan oleh rangkaian alel yang disimbolkan dengan S1, S2, S3, dan sebagainya. Inti pollen adalah haploid sehingga hanya memiliki satu alel inkompatiblitas.Jaringan tangkai putik pada tanaman betina adalah diploid sehingga memiliki dua alel inkompatibilitas. Jika alel inkompatibilitas pada intipollen identik dengan salah satu alel pada jaringan tangkai putik, pertumbuhan tabung pollenpada tangkai putik akan lebih lambat dan pembuahan akan jarang terjadi.( Poespodarsono, Soemardjo. 1988)
·         Sporofitik
Dikendalikan oleh alel dominant pada putik.Putik yang mempunyai alel tersebut maka pollen tidak dapat tumbuh. System safrofit mengandung bentuk dominansi yaitu S1 yang dominant terhadap seluruh alel lain, S2 juga demikian kecuali terhadap S1 dan seterusnya. Ada mikrosporogenesis semua serbuk sari, sifat genotif akan muncul pada fenotif alel dominant pada jaringan jantan diploid. Misalnya, jantan S1 S2 akan menghasilkan fenotip S1, meskipun disana dijumpai genotip S2. pada gamet betina tidak dijumpai ekspresi dominant dan betina berfungsi sama seperti seperti system gametofit. Pada system saprofit, persilangan gamet betina S1 S2 x jantan S1 S3 adalah tidak cocok inkompatibel karena adanya efek dominansi pada jantan, bahwa kedua serbuk sari S1 dan S2 mempunyai fenotip S1¬. selama S1¬ besifat inkompatibel terhadap jaringan tangkai putik S1 S2 maka tidak akan terjadi pembuahan. Persilangan resiprok juga akan menghasilkan proses yang inkompatibe(Subag Sistem Informasi BAAKPSI UM, 2005).





















BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
Alat     : Pinset, kaca pembesar, dan cawan petri
Bahan  : Bunga kembang sepatu, bunga alamanda, bunga rumput-rumputan

3.2 Cara Kerja
1.      Melakukan pengamatan untuk mengetahui jenis bunga berdasarkan panjang pendekya  stamen dan stylus
2.      Mengukur stamen dan stylus























BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa)
Keterangan

Bunga kembang sepatu termasuk bunga jenis (pin)
Yaitu terdiri dari pistil, stamen, kelopak, mahkota, tangkai putik
Panjang stamen adalah 0,7cm
Panjang pistil adalah 6,7cm
Stamen di sini terdiri dari anther dan filament.
stamen pada bunga sepatu berwarna kuning yang mana stamen itu tertata dengan rapi dibawah kepala putiknya. Sehingga pada hakekatnya tidak terjadi pembuahan dan tidak bisa menghasilkan biji

Alamanda (Allamanda cathartica)
Keterangan
Alamanda.jpg
Bunga alamanda termasuk jenis thrum.
Stamen lebih panjang daripada stylus.
Panjang stamen 3 cm
Panjang stylus 2 cm


Jagung (Zea mays)
Keterangan
Bunga betina
Bunga jantan

Masuk dalam bunga tipe thrum,ukuran pistil 3cm,dan serbuksari 5 cm.
Untuk bunga betina. Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm
Untuk bunga jagung jantan Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari spikelet yang terletak pada spike yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai (tassel), kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas 15-30 juta serbuk sari.

Tanggal tanam : 9 Maret 2014
Sampel
Umur Betina Matang
Umur Jantan Matang
Selisih (hari)
1
1 Mei (53 hari)
30 April (52 hari)
1
2
1 Mei (53 hari)
29 April (51 hari)
2
3
2 Mei (54 hari)
30 April (52 hari)
2
4
2 Mei (54 hari)
30 April (52 hari)
2
5
1 Mei (53 hari)
30 April (52 hari)
1
6
1 Mei (53 hari)
29 April (51 hari)
2
7
3 Mei (55 hari)
1 Mei (53 hari)
2
8
3 Mei (55 hari)
1 Mei (53 hari)
2
9
3 Mei (55 hari)
1 Mei (53 hari)
2
10
4 Mei (56 hari)
2 Mei (54 hari)
2


4.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, mengenai outbreeding yang mana ada 4 sampel untuk menentukan tanaman outbreeding tersebut, diantaranya bunga sepatu, bunga jagung, bunga euporbia, bunga bogenfil, yang diantaranya 2 pin dan 2 untuk thrum, pengertian (pin) sendiri disini adalah satu tipe yang mempunyai stylus panjang dan stamen pendek, dan untuk (thrum) adalah kebalikannya stylus pendek dan stamen panjang contoh tunggal primula distyly di kendalikan oleh 1 agen dengan 2 alel (s dan s) sifat pin di kendalikan oleh genotip homosigot resesif (ss) sedangkan sifat thrum dikendalikan oleh genotip. dapat dilihat bahwa pada tanaman yang diamati terdapat perbedaan antara panjang pistil dan stemennya. Hal tersebutlah yang membuat terjadinya inkompatibilitas.Outbreeding dapat disebabkan oleh beberapa factor, baik factor marfologi, gemetik, maupun fisiologi.Factor marfologis yang dapat menyebabkan inkompatibilitas berkaitan dengan panjang pendeknya stamen dan stylus.Satu tipe yang mempunyai stylus panjang dan stamen pendek disebut pin, sebaliknya apabila stylus pendek dan stamen panjang disebut thrum.
       bagian-bagianpenyusunnya, bunga dapat dibedakan menjadi
o   Bunga Lengkap : Bunga ini terdiri dari kelopak (calyx), mahkota(corolla), benang sari (androecium) dan putik (gynaecium).
o   Bunga tak Lengkap : Bunga ini tidak memiliki salah satu bagian bunga seperti bunga lengkap, misalnya tidak memiliki kelopak.
o   Bunga Sempurna : Hanya terbatas bahwa bunga ini memiliki benang sari(androecium) dan putik (gynaecium).
o   Bunga tak Sempurna : Bunga ini tidak memiliki benang sari (androecium) atau tidak memiliki putik (gynaecium).
TABEL BAGIAN-BAGIAN BUNGA
BAGIAN BUNGA
FUNGSI
1. Kelopak (kalik)
Melindungi kuncup bunga
2. Mahkota (korola)
Menarik perhatian serangga
3. Benang sari (stamen) terdiri dari :
a.
tangkai sari (filamen)
b.
kepala sari (antera) terdiri atas 4 kantong sari
Sebagai penghasil gamet jantan, yaitu serbuk sari (pollen)
4. Putik (pistilus) terdiri atas :
a.
tangkai putik (stilus)
b.
kepala putik (stigma)
c.
bakal buah (ovarium) di dalam bakal buah terdapat bakal biji (ovule)
Sebagai penghasil gamet betina

v  bunga kembang sepatu
       Bunga kembang sepatu termasuk bunga jenis (pin)bunga seapatu memilki beberapa struktur bunga diantaranya adalah kepala putik, tangkai putik, stamen atau serbuk sari, tangkai sari, kelopak, tangkai, dan mahkota bunga. Yang mana letak kepala putik itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan serbuk sarinya. Panjang stamen yaitu 0,7 cm dan pistil 6,7cm. stamen pada bunga sepatu berwarna kuning yang mana stamen itu tertata dengan rapi dibawah kepala putiknya. Sehingga pada hakekatnya tidak terjadi pembuahan dan tidak bisa menghasilkan biji.Bunga kembang sepatu memliki pistil yang lebih panjang sedangkan stamen sedikit lebih pendek. Karena memiliki pistil yang panjang maka proses pembuahan akan memakan waktu yang sedikit lama. Karena jarak sel telur dari mulut pistil hingga ke dalam pangkal tempat sel telur sedikit jauh
v  Bunga alamanda
       Bunga alamanda termasuk bunga jenis thrum karena stamen lebih panjang daripada stylusnya. Dari pengamatan , panjang stamen 3 cm, dan stylus 2 cm. Kondisi ini memungkinkan bunga alamanda untuk menyerbuk sendiri.

v  Bunga jagung
Masuk dalam bunga tipe (thrum),ukuran pistil 3cm,dan serbuk sari 5 cm .Rambut jagung (silk) adalah pemanjangan dari saluran stylar ovary yang matang pada tongkol. Rambut jagung tumbuh dengan panjang hingga 30,5 cm atau lebih sehingga keluar dari ujung kelobot. Panjang rambut jagung bergantung pada panjang tongkol dan kelobot.Tanaman jagung adalah protandry, di mana pada sebagian besar varietas, bunga jantannya muncul (anthesis) 1-3 hari sebelum rambut bunga betina muncul (silking). Serbuk sari (pollen) terlepas mulai dari spikelet yang terletak pada spike yang di tengah, 2-3 cm dari ujung malai (tassel), kemudian turun ke bawah. Satu bulir anther melepas 15-30 juta serbuk sari.





























BAB V
PENUTUP
1.1  Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Dengan adanya perbedaan antara panjang pendeknya stilus dan stamen pada suatu tanaman, maka kita dapat mengenali penyebab terjadinya inkompatibilitas pada tanaman.Selain itu, faktor fisiologis juga mempengaruhi terjadinya inkompatibilitas pada tanaman sorgum. 
2.      Inkompatibilitas dapat disebabkan oleh beberapa factor, baik factor marfologi, gemetik, maupun fisiologi. Factor marfologis yang dapat menyebabkan inkompatibilitas berkaitan dengan panjang pendeknya stamen dan stylus. Sedangkan factor fisiologi yang dapat menyebabkan inkompatibilitas berkaitan dengan perbedaan cepat atau lambat matangnya stamen dan pistil.
3.      Protandri adalah bunga yang benang sarinya lebih dahulu masak. Dengan demikianBunga tersebut tidak akan mengalami penyerbukan sendiri.
4.      Potogoni adalah bunga yang putiknya lebih dulu masak daripada benang sari. Bilamana putiknya masak, maka benang sarinya masih sangat muda dan tidak dapat berkecambah. Dengan demikian putiknya tidak mengalami penyerbukan sendiri.

1.2  Saran
·         Diharapkan sarana dan prasarana praktikum mengalami kemajuan yang lebih baik dari tahun sebelumnya.









DAFTAR PUSTAKA

Allard, R. W, 1995. Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.
Anonim. 2012. Bahan Ajar Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.
Nugroho, H., Purnomo dan I. Sumardi. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.      Penebar Swadaya, Jakarta. Bengkulu.
Poespodarsono, Soemardjo. 1988. Dasar – Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Bandung: ITB
Piluek, K (Eds.). Plant Resources of South East Asia 8.Vegetables. Bogor: Prosea              Foundation.
Subag Sistem Informasi BAAKPSI UM, 2005.Tanggal download 16 April 2008
Tjitrosoepomo, G. (1989). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Welsh, James R dan Mogea, Johanis P. 1991.Dasar-Dasar Genetika dan
 pemuliaan.         Tanaman.  Jakarta: Erlangga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar