Laporan Produksi Tanaman Industri Acara 2 Teknik Pembuatan Pengajiran Tanaman Perkebunan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah/Praktikum
            Pengajiran merupakan suatu langkah lanjutan dalam pembukaan lahan pada suatu areal yang akan diusahakan/ditanam dengan tanaman perkebunan/kehutanan. Dengan adanya pengajiran maka akan diperoleh barisan tanaman lurus pada lahan-lahan datar atau agak miring dan atau barisan kontur pada lahan yang bergelombang atau berbukit.
            Dalam pengajiran terdapat banyak cara dan teknik berdasarkan jenis komoditi yang akan ditanam dan jarak tanam tertentu.

1.2  Tujuan Praktikum
·         Untuk memperoleh pertanaman yang lurus / teratur letaknya dari berbagai sudut baik pada lahan datar maupun agak miring

1.3  Manfaat yang Diharapkan
·         Praktikan mampu mempraktekkan cara pengajiran di lapangan














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengajiran sebaiknya dilakukan setelah kegiatan pembersihan lahan dilakukan. Jarak tanam yang dipakai tergantung pada kerapatan tanaman. Kerapatan tanaman adalah jumlah tanaman yang ditanam dalam luas tertentu dan sangat dipengaruhi oleh faktor bahan tanaman, lingkungan dan sistem tanam ( Pahan, 2008).
Kerapatan tanaman pada sistem tanam segi tiga sama sisi
Jarak tanam (m)
Jarak antar baris (m)
Kerapatan tanaman/ha
8,8 x 8,8 x 8,8
7,62
150
9 x 9 x 9
7,79
143
9,2 x 9,2 x 9,2
7,97
136
9,5 x 9,5 x 9,5
8,23
128
10 x 10 x 10
8,67
116
Sumber : Pahan (2008)
            Jarak tanam harus disesuaikan dengan keadaan topografi areal yang akan kita tanami. Susunan penanaman dapat berbentuk bujur sangkar, jajaran genjang atau segitiga sama sisi. Pengajiran perlu dilakukan dalam penanaman tanaman perkebunan, dalam pengajiran ajir induk tidak boleh dicabut sebelum pembuatan lubang dan pengajiran kedua selesai. Jarak ajir induk merupakan kelipatan jarak tanamnya dan disesuaikan dengan ukuran yang telah dibuat. Ajir induk sangat penting untuk meluruskan kembali setelah lubang selesai dibuat.
Pengajiran pada dasarnya pemancangan air adalah untuk menerai tempat lubang tanaman dengan ketentuan jarak tanaman sebagai berikut : 
·         Pada areal lahan yang relatif datar / landai (kemiringan antara ( 0 - 80 ) jarak tanam adalah 7 m x 3 m ( 476 lubang/hektar) berbentuk barisan lurus mengikuti arah Timur - Barat berjarak 7 m dan arah Utara - Selatan berjarak 3 m
·         Cara pengajiran pada lahan datar pada areal lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan 8% - 15%) jarak tanam 8 m x 2, 5 m (=500 lubang/ha) pada teras-teras yang diatur bersambung setiap 1,25 m (penanaman secara kontur) Bahan ajir dapat menggunakan potongan bambu tipis dengan ukuran 20 cm - 30 cm. Pada setiap titik pemancangan ajir tersebut merupakan tempat penggalian lubang untuk tanaman (Danarti, 2007).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat  Praktikum
Waktu             : Kamis, 13 Maret 2014
Tempat            : Lahan Praktikum Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

3.2 Bahan dan Alat
·         Meteran
·         Kompas
·         Teropong BTM / theodolit
·         Tali panjang
·         Tali raffia
·         Tongkat ajir induk
·         Tongkat ajir biasa
·         Cat warna merah

3.3 Metode Pelaksanaan/Rancangan yang digunakan
            Metode yang dilakukan adalah mempraktekkan langsung acara praktikum yang sedang dilakukan.

3.4 Cara Kerja
1. Pembuatan ajir induk ( dengan menggunakan BTM / Theodoit )
·         Menentukan arah Barat – Timur I( BT ) dan Utara – Selatan ( US ) dan keduanya berpotongan tegak lurus
·         Menentukan titim A untuk awal mulai pekerjaan, selanjutnya ukur AC = CD = 21 m pada arah BT, dan AG = GH = 21 m menurut arah US
·         Membuat garis a dan b tegak lurus pada BT dan C dan D demikian pula p dan q tegak lurus pada US di G dan H
·         Garis a memotong p dan q di F dan I, sedangkan b di E dan J
·         Secara sama dibuat petak – petak seperti ACFG, CDEF, GHIF, dan IFEJ bagi seluruh areal yang akan ditangani
2. Pembuatan petak sesuai dengan jarak tanam, contoh : ACFG
·         Ukur menurut arah GF, jarak 3 m, dengan titik , , , dan , demikian juga AC dengan titik , ,  dan
·         Ukur menurut arah CF jarak 3 m dengan titik , , ,  dst, demikian juga AG dengan titik , , ,  dst
·         Hubunglan dengan tali titik – titik  dan ,  dan ,  dan ,  dan , keempat tali ditarik dengan kencang agar diperoleh garis yang lurus
·         Hubungkan dengan tali titik – titik  dan , tali  dan  ditarik dengan kencang. Tali    akan memotong tali  ,  ,  ,  , dan pada titik potong tersebut ditancapkan sebuah ajir
·         Tali bekas penghubung antara tali  dan  dipindahkan untuk menghubungkan titik  dan , dan jga akan memotong  ,  ,  , dan  dengan cara sama pada setiap titik potong tersebut ditancapkan sebuah ajir
·         Ulangi cara – cara tersebut sampai semua petak terisi

3.5 Sifat-sifat yang Diamati
            Tidak ada dilakukan pengamatan secara spesifik.












BAB IV
HASIL DAN ANALISIS HASIL

4.1 Hasil Praktikum/Data Pengamatan
capture-20140604-223342.png

4.2 Analisis Hasil/Analisis Statistik
 --Tidak ada analisis hasil--







BAB V
PEMBAHASAN

            Topografi lahan tidaklah  sama, untuk itu pada lahan yang miring dilakukan pengajiran yang berbeda dengan lahan yang datar. Pada lahan yang datar, pengajiran tidak begitu susah dengan lahan miring. Pada lahan miring, kita harus mengikuti garis contour untuk membuat posisi ajir yang tepat dan lurus. Pada lahan yang miring, dengan sudut kemiringan berkisar 8%-15% pada umunya dilakukan teras-teras untuk mecegah erosi lahan pada lahan yangkondisi miring. Untuk memudahkan dalam proses pengajiran, sebaiknya dimulai dari lahan paling dasar atauu bagian lahan yang paling rendah, kemudian bergerak terus naik hingga ke titik tertinggi lahan. Lahan yang miring susah untuk dibuat lurus seperti pada lahan datar pada umumnya. Tapi ini bisa diupayakan dengan berbagai teknik. Yaitu membuat pancang ajir Utama sebagai titik acuan pada topografi lahan paling tinggi . Pancang ajir utama berfungsi sebagai patokan dalam pengajiran. Ajir utama ini tidak boleh bergerak atau dipindah-pindah. Ukuran panjang ajir utama ni lebih panjang dan biasanya terbuat dari tempahan besi yang lurus panjang.
            Pengajiran yang kami laksanakan pada praktikum ini. merupakan pengajiran pada lahan datar dan miring, pada saat pembuatan ajir kami mengalami kesulitan karena lahan kami bersifat bergelombang dan pengajiran yang kami lakukan sesuai dengan jarak tanam kami, jarak tanaman kami adalah 3 m x 3m. Dimana kita ketahui bahwa sistem jarak tanam sangat menntukan kerapatan tanaman, dan juga berpengarugh terhadap hasil produksi tanaman itu sendiri. Oleh sebab itu kami melakukan jarak tanam sesuai dengan letak topografi tanah kami. Menurut literatur yang pernah kami baca pola tanam ada tika macam yaitu bujur sangkar, jajaran genjang atau segitiga sama sisi.
            Jarak ajir induk merupakan kelipatan jarak tanamnya dan disesuaikan dengan ukuran yang telah dibuat. Ajir induk sangat penting untuk meluruskan kembali setelah lubang selesai dibuat.Pengajiran sebaiknya dimulai ditengah-tengah dan dibagian kebun yang tertinggi, sehingga bila ada kesalahan atau kurang tepat dalam pengukuran dihilangkan di tepi batas-batas kebun, sungai dan jalan. Tujuan dari pengajiran adalah untuk memperoleh pertanaman yang lurus/teratur letaknya dari berbagai sudut baik pada lahan datar maupun lahan agak miring.


BAB VI
KESIMPULAN

            Pengajiran sangat perlu dilakukan karena untuk melihat jarak tanam antar baris yang lurus dan memiliki tanaman uang tumbuh dengan tegak, bisanya pegajiran dilakuakn sebelum dilakuakn penanaman dimulai dan pengajiran dilakukan pada saat budidaya tanaman perkebunan. 
            Dengan pengajiran akan diperoleh tanaman yang Rapi,lurus beraturan, jarak tanam samabaik antar tanaman maupun antar barisan, memperoleh tanaman yang baik, tidak terjadi persaingan unsure hara antar tanaman, memudahkan dalam perawatan dan pemanenan.
            Kerapatan tanaman merupakan salah satu factor yang mempengaruhi tingkat produksi tanaman perkebunan. Jarak tanam harus disesuaikan dengan keadaan topografi areal yang akan kita tanami.Pengajiran ada dasarnya pemancangan untuk meluruskan dan mengatur  ketentuan jarak tanaman

















DAFTAR PUSTAKA
*      Danarti. 2007. Budidaya kopi. Penebar Swadaya, Jakarta.
*      Pahan, (2007 – 2008). Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.
*     Prasetyo, dkk. 2014. Penuntun praktikum Budidaya Tanaman Tahunan. Laboratorium Agronomi UNIB, Bengkulu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar