LAPORAN PRAKTIKUM IRIGASI & DRAINASE
ACARA 10
Sistem Pengelolaan Air Daerah
Irigasi
(Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Seluma)
Disusun Oleh
:
KELOMPOK 1 SHIFT A-1
Nama : Tiurmaida
Imelda R
Andani
Deby Yuliani Putri M Hairani
Rendi Rahman Herleni Hasibuan
Jely Meypraliya
Dosen Pembimbing :
Sigit Sudjatmiko, Ph.D
Co-ass : Riduan
Hutabarat
Program Studi Agroekoteknologi
Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas
Bengkulu
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Peraturan
Pemerintah No 23 tahun 1982 Pasal 29 ayat satu dan dua mengatakan bahwa:
1. Eksploitasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi beserta bangunan pelengkapnya mulai dari bangunan pengambilan sampai
kepada saluran tersier sepanjang 50 meter sesudah bangunan sadap, menjadi tugas
dan tanggung jawab pemerintah daerah.
2. Eksploitasi dan pemeliharaan jaringan
irigasi beserta bangunan pelengkapnya dari irigasi desa, irigasi subak, serta
irigasi dalam petak tersier menjadi tugas dan tanggungjawab masyarakat tani
pemakai air (KP2A)
Dalam hal pembinaan KP2A pemerintah
telah mengeluarkan inpres No 2 tahun 1984 pasal 12 yang menyebutkan:
1. Gubernur/Kepala Daerah Tk I memberi
petunjuk pelaksanaan dalam rangka pembinaan dan pengembangan KP2A.
2. Bupati/Wali Kota Madya
bertanggungjawab atas pelaksanaan pembinaan dan pengembangan KP2A.
3. Camat melaksanakan koordinasi dan
pengawasan atas pelaksanaan dan pengembangan KP2A.
4. Kepala Desa melaksanakan pembinaan dan
pengembangan KP2A sesuai dengan tangungjawab dan wewenangnya.
5. Dalam segi teknis para pejabat
tertentu dibantu oleh instansi teknis. Teknis irigasi oleh dinas PU sedangkan
bidang teknis pertanian oleh dinas pertanian.
1.2
Tujuan
Mengetahui
aspek pengelolaan air di daerah irigasi yang diamati dalam bentuk:
·
Membandingkan
pola tanam yang direncanakan oleh pihak pengelola (PU Pengairan) dengan pola
tanam yang diterapkan oleh masyarakat.
·
Garis
komando dan garis koordinasi dalam struktur organisasi pengelolaan air yang
melibatkan Dinas PU, Dinas Pertanian, dan masyarakat pengguna air.
·
Keorganisasian
pengelolaan air di tingkat petani.
BAB III
BAHAN & ALAT
2.1 Alat dan Bahan
Alat :
Alat-alat tulis, buku catatan
Bahan :
Data hasil wawancara
2.2 Cara
Kerja
·
Mewawancarai pihak pengelolaan air irigasi dalam hal ini dinas PU
Pengairan. Menanyakan pola tanam yang direncanakan dalam satu tahun, struktur
organisasi pengelolaan air dan luas daerah irigasi.
·
Mewawancarai masyarakat pengguna air dan salah seorang dari ketua KP2A
tentang masalah organisasi pengelolaan air di tingkat masyarakat dan pola tanam
yang dapat dilakukan oleh masyarakat pemakai air.
BAB IV
HASIL &
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pola
tanam yang direncanakan dalam satu tahun, baik itu dari pihak Dinas Pekerjaan
Umum Pengairan maupun Kelompok Petani Pemakai Air (KP2A) adalah pola tanam dua
kali tanam dalam satu tahun, dengan pola:
DAN
4.2 Pembahasan
Pada
acara praktikum kali ini diadakan di lapangan yaitu di kabupaten Seluma,
Provinsi Bengkulu. Tempat yang menjadi sasaran praktikum adalah Dinas Pekerjaan
Umum (DPU) bagian Pengairan dan Kelompok Petani Pemakai Air (KP2A).
Menurut
hasil wawancara dengan Kabid. Pengairan, Bapak Atim Handoko, ST, daerah irigasi
yang ada di bawah tanggung jawab DPU kabupaten Seluma adalah berkisar 86 Daerah
Irigasi (DI), dengan luas sebesar 7.890 ha.
Pada
setiap Daerah Irigasi (DI) ini telah direncanankan pola tanam 2 x (dua kali)
dalam setahun dengan pola : Padi-Palawija-Padi dan Padi-Padi-Palawija. Dengan pola tanam ini,
diperoleh data hasil per hektar dengan membaginya menjadi 2 bagian, yaitu
irigasi kurang (irigasi yang berasal dari air hujan/tadah hujan) sebesar 2-3 ton/ha
dan irigasi penuh (sumber air irigasi berasal dari bendung) sebesar 5-7 ton/ha
untuk komoditi padi sawah.
Sumber
air irigasi pada kabupaten Seluma ini salah satunya adalah Bendung Seluma.
Perlu diketahui juga sering ada kesalahan penyebutan nama antara Bendung dengan
Bendungan. Ada perbedaan mendasar antara Bendung dengan Bendungan, yaitu:
Bendung adalah kontruksi yang dibangun untuk
meninggikan muka air sungai dan mengalirkan sebagian aliran air sungai yang ada
ke arah tepi kanan dan tepi kiri sungai untuk mengalirkannya ke dalam saluran
melalui sebuah bangunan pengambilan jaringan irigasi, sedangkan
Bendungan adalah sebuah konstruksi yang
dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi.
Bendungan juga digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam
juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak
diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Selain
sumber air irigasi, terdapat juga lokasi drainase di Kabupaten Seluma, yaitu
Ilir Talo dan Sukaraja.
Pada
tingkat Kabupaten, terdapat struktur organisasi Dinas Pekerjaan Umum (DPU)
Bagian Pengairan untuk melaksanakan tugasnya. Diketuai oleh Atim Handoko, ST.
Kemudian beliau memiliki 2 Sie, yaitu Kasi Pembangunan oleh Tri Diska Rusman,
ST dan Kasi Operasional dan Pemeliharaan oleh Nazirin, ST. Selain itu, setiap
Kasi memiliki staf yang membantu Kasi dalam pengerjaan tugas-tugasnya.
Selanjutnya,
pada tingkat Kecamatan, jabatan tertinggi adalah Kepala Pengamat oleh Yasan,
SP. Kemudian memiliki 3 Bagian Staf, yaitu Staf Operasional dan Pemeliharaan
oleh Zatmiko, Staf Administrasi oleh Purbeti F, Sumira H, Ketuna W, dan Widia
A. Staf terakhir adalah Staf Umum oleh Sri Estati, Eti Susanti, Betharia
Sunarti, dan Zuniar.
Selanjutnya,
terdapat Juru Pengairan yang terbagi menjadi 4 bagian, dan setiap Juru
Pengairan tersebut memiliki bawahan Penjaga Pintu Air (PPA). (Terlihat pada
struktur organisasi pada point Hasil).
Pada
tingkat Kecamatan, Pengamat Pengairan (Kepala Ranting) memiliki wewenang seluar
5000-7500 ha Daerah Irigasi (DI). Selanjutnya, dibagi lagi menjadi Juru
Pengairan dengan wewenang seluas 1000-2500 ha Daerah Irigasi (DI). Lalu, dibagi
lagi dengan Penjaga Pintu Air (PPA) dengan wewenang seluas 1000-1500 ha Daerah
Irigasi (DI). Kemudian baru sampai pada Kelompok Petani Pemakai Air (KP2A) dan
pada tahap ini Daerah Irigasi merupakan tingkatan tersier.
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
·
Pola
tanam yang direncanakan DPU Kabupaten Seluma dengan di tingkat KP2A sama.
·
Garis
Komando terdapat antara Kepala Pengamat dengan para Staf-nya dan sampai ke PPA,
kemudian Garis Koordinasi terdapat pada sesama Juru Pengairan.
·
Keorganisasian
pengelolaan di tingkat petani terdapat pada KP2A.
4.2 Saran
Semoga
ke depannya fasilitas pendukung kegiatan praktikum lebih memadai lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar