LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI BENIH
TEKNOLOGI BENIH
ACARA 3
EKSTRAKSI BENIH SAYURAN SECARA KIMIA
Disusun Oleh :
Nama : Putri Mian Hairani
NPM : E1J012014
Prodi :
Agroekoteknologi
Hari,
Jam : Selasa, 10.00-12.00 WIB
Co-ass : Claudia Sitompul
Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas
Bengkulu
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Ekstraksi
diperlukan karena biasanya benih tidak dipanen secara langsung. Biasanya
pengunduhan dilakukan terhadap buahnya. Dikenal dua macam ekstraksi benih yaitu
ekstraksi kering yang dilakukan terhadap buah berbentuk polong (Acacia sp, Paraserianthes falcataria) dan jenis-jenis yang memiliki daging
buah yang kering (Swietenia macrophylla),
sedangkan ekstraksi basah dilakukan terhadap jenis-jenis yang memiliki daging
buah yang basah seperti Gmelina arborea,
Melia azedarach dan Azadirachta indica.
Benih sebagai salah satu bahan dasar dalam budidaya
tanaman memegang peranan yang sangat penting baik dalam memperbanyak tanaman
maupun dalam mendapatkan produk hasil tanamannya. Benih sebagai komoditi
perdagangan dan sebagai unsur baku yang mempunyai peranan penting dalam
produksi pertanian.. Oleh karena itu, benih harus selalu dijaga kualitasnya
sejak diproduksi oleh produsen benih, dipasarkan hingga sampai di tangan petani
untuk proses penanaman. Untuk menjaga kualitas benih tersebut, maka peranan
pengujian benih menjadi sangat penting dan harus dilakukan terhadap benih baik
ditingkat produsen benih, pedagang benih maupun pada tingkat petani.
1.2
Tujuan
·
Mahasiswa
mengetahui cara mengekstraksi benih sayuran
·
Mahasiswa
dapat mengekstraksi benih sayuran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Ekstraksi Benih
Kegiatan
yang bertujuan untuk memisahkan benih dari buah (Kuswanto.2003).
Pemisahan
biji dari daging buah, kulit benih, polong, kulit buah, malai, tongkol dan
sebagainya dengan tujuan agar benih tersebut dapat digunakan untuk bahan tanam
yang memenuhi persyaratan (Kamil. 1982).
Proses pengeluaran benih dari buah, polong,
kerucut, kapsul atau bahan pembungkus benih lainnya (Nurhayati.1997).
Kegiatan
mengeluarkan dan membersihkan benih dari bagian-bagian lain buah, seperti tangkai, kulit dan daging buah (ISTA.1985).
Kegiatan
yang bertujuan untuk memisahkan benih dari buah (apabila benih yang diunduh masih merupakan benih yang memiliki
komponen lain dari buah) (AS & PM.,2000).
Metode Ekstraksi Benih
Fermentasi
Benih yang telah dipisahkan dari
daging buahnya, dimasukkan ke dalam wadah dan apabila perlu ditambah dengan
sedikit air, wadah ditutup dan disimpan selama beberapa hari. Adapun wadah yang
digunakan untuk fermentasi benih dipilih wadah yang tidak korosif terhadap
asam, misalnya terbuat dari logam stainless steel, kayu ataupun plastic. Lama
fermentasi tergantung pada tinggi rendahnya suhu selama fermentasi. Apabila
fermentasi dilakukan pada temperature 240 C-270 C maka diperlukan waktu 1-2
hari., sedangkan apabila digunakan temperature 150 C-220C, dbutuhkan waktu 3-6
hari., tergantung pada jenis benih yang difermentasikan. Selama fermentasi
bubur (pulp) perlu diaduk guna memisahkan benih dari massa pulp dan mencegah
timbulnya cendawan. Setelah fermentasi selesai, bisanya benih akan tenggelam ke
dasar wadah untuk memudahkan pemisahan benih dari massa pulp perlu ditambahkan
air agar pulp menjadi encer. Setelah benih difermentasi benih dicuci dengan air
bersih hingga semua zat penghambat hilang, yang ditandai dengan permukaan benih
yang sudah tidak licin. Selanjutnya benih tersebut dikering anginkan pada suhu
310 C hingga diperoeh kadar air tertentu sesuai dengan peraturan yang aman bagi
penyimpanan (Pitojo, 2005).
Metode Mekanis
Pada usaha skala besar, pemisahan
benih dari daging buahnya akan kurang efisien jika menggunakan tenaga manual.
Proses pembijian dilakukan dengan menggunakan mesin (seed extraction) yang
dirancang untuk memisahkan dan membersihkan benih dari pulp yang mengandung
inhibitor (Ekawati, 2004).
Metode Kimiawi
Metode fermentasi memerlukan waktu
relative lama terutama bila dilakukan di Negara yang berklim dingin/sedang,
sehingga akan berdampak pada kualitas benih. Untuk mempersingkat waktu
fermentasi, dapat digunakan zat kimia misalnya HCL 35%, dengan dosis 5 liter
HCL 35% dicampur dengan 100 liter air. Kemudian larutan HCL digunakan untuk merendam
pulp. Setelah direndam dan diaduk selama 30 menit, massa pulp akan mengambang
dipermukaan sehingga mudah dipisahkan dari benih yang tenggelam didasar wadah.
Setelah dipisahkan benih dicuci dengan air hingga bekas pencuciannya bersifat
netral (dapat dicek dengan menggunakan kertas lakmus). Pitoyo (2005) juga
menjelaskan bahwa bahwa pemisahan biji setelah fermentasi dapat dilaukan dengan
menggunakan sodium karbonat 10% selama dua hari, namun cara tesebut jarang
digunakan oleh perusahaan benih, pemisahan biji dalam jumlah banyak dapat
dilakukan secara cepat degan menggunakan HCL 1 N sebanyak 7-8 ml/l larutan,
dibiarkan selama 1-2 jam. Namun jika tidak dilakukan secara tepat perlakuan
dengan bahan kimia tersebut dapat menurunkan daya kecambah . Kuswanto (2003)
menyatakan bahwa untuk mempersingkat waktu fermentasi dapat digunakan zat kimia
HCL 35% dengan doasis 5 liter HCL 35 % icampur dengan 100 liter air, kemudian
larutan tersebut digunakan untuk merendam pulp selama 30 menit. Murniati (1999)
dalam penelitiannya memanfaatkan kapur tohor sebagai bahan untuk ekstraksi
basah menunjukkan bahwa pada konsentrasi kapur tohor 20 g/l dengan lama
perendaman 30 menit memberikan potensi tumbuh terbaik (96%) untuk benih
manggis. Manggis dan ketimun termasuk kedalam tipe buah berdagung dan berair
sehingga diharapkan kapur tohor juga dapat dipalikasikan dalam ekstraksi benih
ketimun. Adapun keuntungan dari penggunaan kapur tohor adalah prosesnya
berjalan cepat, harganya murah 2000/kg dapat mencegah terjadinya pembusukan yang
dapat mempengaruhi kualitas benih terutama viabilitasnya dan tidak menyebabkan
perubahan warna.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat : Botol
beserta tutupnya, Bak air, Pisau atau cutter, penumbuk (lesung), pengaduk, kertas lakmus, saringan
Bahan : Buah
sayuran seperti tomat, cabai, dan mentimun, air, larutan HCl 35%
3.2 Cara Kerja
·
Ekstraksi
Metode Kimiawi
1.
Mengambil
buah cabai, tomat, dan mentimun secukupnya
2.
Membelah buah
tomat dan mentimun
3.
Mengambil
pulp dan bijinya
4.
Merendam pulp
dan bijinya dalam larutan HCl 35% selama 30 menit hingga massa pulp mengambang
5.
Memisahkan
biji dari pulpnya
6.
Menyuci biji
tomat dan mentimun dengan air mengalir hingga netral pH-nya
7.
Menumbuk buah
cabai dengan lembut agar buahnya pecah dan biji tidak rusak
8.
Mengambil
buah dan biji cabe yang telah ditumbuk dengan sendok
9.
Merendam buah
cabai yang sudah ditumbuk ke dalam larutan HCl 35% selama 30 menit dan mengaduk
hingga rata
10.
Memisahkan
biji dan pulpnya
11.
Menyuci biji
cabai dengan air mengalir hingga pH-nya netral
12.
Membersihkan
hasil rendaman dengan air yang mengalir secara perlahan, jangan sampai biji
ikut terbuang
·
Ekstraksi
Metode Fermentasi
1.
Mengambil
buah cabai, tomat, dan mentimun secukupnya
2.
Membelah buah
tomat dan mentimun
3.
Mengambil
pulp dan bijinya
4.
Merendam pulp
dan bijinya di dalam botol yang telah berisi air 2-4 hari hingga massa pulp
mengambang dan terpisah dengan bijinya
5.
Memisahkan
biji dari pulpnya dengan cara disaring
6.
Menyuci biji
tomat dan mentimun dengan air mengalir hingga bersih (biji tidak licin)
7.
Menumbuk buah
cabai dengan lembut agar buahnya pecah dan biji tidak rusak
8.
Mengambil
buah cabai yang sudah ditumbuk dengan sendok
9.
Merendam buah
cabai yang sudah ditumbuk ke dalam botol yang telah berisi air 2-4 hari hingga
masa pulp mengambang dan terpisah dengan bijinya
10.
Memisahkan
biji dan pulpnya dengan cara disaring
11.
Menyuci biji
cabai dengan air mengalir hingga bersih
12.
Membandingkan
keuntungan dan kerugian kedua metode ekstraksi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Fermentasi
Pengamatan
|
Terpisah
dari Pulp
|
Kemurnian
Benih
|
Cabe
|
Sangat
|
90
%
|
Timun
|
Kurang
(menggumpal)
|
50
%
|
Tomat
|
Sedang
|
60
%
|
2. Kimia
Pengamatan
|
Terpisah
dari Pulp
|
Kemurnian
Benih
|
Cabe
|
Sangat
|
80
%
|
Timun
|
Sedang
|
60
%
|
Tomat
|
Sedang
|
60
%
|
4.2 Pembahasan
1.
Fermentasi
Dari data di atas dapat dilihat bahwa
terpisahnya pulp dari biji buah ada di kisaran kurang-sedang-sangat. Semua itu
bergantung dengan karakteristik buahnya. Karena pada timun dan tomat, biji
diselubungi oleh lapisan berlendir karena berdaging basah, sedangkan cabai tidak.
Hal itu menyebabkan adanya perbedaan hasil dari pemisahan pulp dengan biji buahnya. Selanjutnya, ditinjau dari kemurnian
benih, cabai 90%, timun 50%, dan tomat 60%.
2.
Metode
Kimiawi
Dari data di atas, terpisahnya pulp
dari biji buah ada di kisaran sedang-sangat. Kemudian untuk kemurnian benihnya
adalah cabai 80%, timun 60%, dan tomat 60%. Karena faktor penggunaan bahan
kimia yaitu HCl 35%, maka ada perbedaan terpisahnya pulp dari biji benih.
Jadi, dalam melakukan ekstraksi buah,
baik itu dengan cara fermentasi maupun kimiawi memiliki hasil yang hampir sama.
Hanya saja, keunggulan dari penggunaan bahan
kimia adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan ekstraksi kisaran jam
jika dilakukan dari awal. Sedangkan untuk fermentasi membutuhkan waktu sekitar
2-4 hari.
BAB V
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
·
Untuk
melakukan ekstraksi benih ada beberapa cara yaitu dengan metode fermentasi dan
kimiawi.
1.2
Saran
·
Diharapkan
sarana dan prasarana praktikum mengalami kemajuan yang lebih baik dari tahun
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
AS &
PM.,2000. PVP Status: PVP Asia in balance. Asia
Seed & Planting Material, 7 (3) : 18 –
19
ISTA,
1985. International Rules for Seed
Testing: Rules 1985. Seed Science and
Technology, 13 (2) : 299 – 355.
Kamil, J,
1982, Teknologi Benih I, Padang:
Universitas Andalas
Kuswanto,Hendarto.
2003, Teknologi Pemprosesan, Pengemasan dan Penyimpanan Benih. Yogyakarta:
Kanisius
Murniati,E.1996.
Informasi Hasil Penelitian Pengaruh
faktor internal dan eksternal terhadap viabilitas benih kemiri (Aleurites
moluccana Willd.). Keluarga Benih 7(1):59-65
Nurhayati,
K. 1997. Pengaruh Ukuran dan Saat
perkahan Buah Pada Proses Ekstraksi terhadap Perkecambahan dan Pertumbuahan Semai
Khaya anthoteca C.DC. Skrpisi. Bogor. Jurusan Manajeman Hutan Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Pitojo
Setijo, 2005. Benih Kacang Tanah.
Yogyakarta: Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar