LAPORAN PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
ACARA 6
DESKRIPSI VARIETAS
Disusun Oleh
:
Nama : Putri
Mian Hairani
NPM : E1J012014
Co-ass : Sylvia
Molesta
Program Studi Agroekoteknologi
Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas
Bengkulu
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Varietas
baru yang dihasilkan oleh Balai Penelitian ataupun Lembaga Penelitian di
Perguruan Tinggi baik milik pemerintah maupun swasta, akan mempunyai arti,
nilai dan manfaat bila mendapat tanggapan yang baik dari konsumen, yaitu
petani. Untuk itu varietas yang dihasilkan harus diajukan oleh pemulianya untuk
dilepas oleh pemerintah. Sebelum proses pelepasan salah satu syarat yang harus
dilengkapi adalah deskripsi varietas. Kegiatan ini dimaksudkan juga untuk
membedakannya dengan tanaman/varietas lain yang sejenis.
Deskripsi
varietas digunakan sebagai penciri varietas yang memungkinkan identifikasi dan
pengenalan varietas yang dimaksud, sebagai pegangan dalam proses sertifikasi
dan pemurnian varietas. Penyusunan suatu deskripsi disesuaikan dengan jenis
tanamannya. Deskripsi dibuat secara tertulis berdasarkan data pengujian dan
dilengkapi dengan foto berwarna dari varietas yang dimaksud.
Dalam
membuat deskripsi tanaman, misalnya tanaman padi perlu dicantumkan data
kuantitatif seperti panjang (mm atau cm), lebar (mm atau cm), diameter (mm atau
cm), berat (gram atau kg), kandungan vitamin, protein, dsb. Untuk varietas yang
diunggulkan ketahanannya terhadap hama dan penyakit atau cekaman lingkungan
harus ada uji laboratorium/lapangan mengenai hal ini. Data penunjang yang perlu
dilaporkan adalah hasil uji rasa secara organoleptik dan data agroklimat tempat
uji adaptasi/observasi dilakukan.
1.2 Tujuan
·
Mengetahui
sifat-sifat dari varietas yang akan dilepas sebagai varietas unggul baru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi
varietas merupakan suatu panduan untuk menyajikan sejarah asal-usul sifat-sifat
morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama serta anjuran tanam
Sifat-sifat morfologis yang dideskripsikan sebagian besar merupakan sifat yang
diatur secara kuantitatif sehingga penampilannya dapat menimbulkan variasi
fisik. Variasi fisik terjadi pada semua varietas terutama jika ditanam pada
lokasi dan musim tanam yang berbeda. (Soemedi, 1982).
Penelitian
di bidang pemuliaan tanaman dikatakan berhasil, apabila diperoleh produk akhir,
yaitu adanya pelepasan varietas unggul baru. Sejak tahun 1971 Pemerintah telah
mengambil kebijaksanaan mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
masalah perbenihan yakni dengan dibentuknya Badan Benih Nasional atau BBN yang
berada dalam lingkup Departemen Pertanian dan bertanggung jawab kepada Menteri
Pertanian. Dalam susunan organisasi BBN ini antara lain dibentuk Tim Penilai
dan Pelepas Varietas. Dalam kaitan ini pada tahun 1992 diberlakukan Undang
Undang Nomor 12/1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman di mana pengaturan
pelaksanaannya tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995
(Sucipto, 1993).
Di sini antara lain ditegaskan bahwa dalam
pelepasan varietas diperlukan berbagai kebutuhan kelembagaan, syarat-syarat dan
prosedur pelepasan varietas. Dalam tulisan ini akan disampaikan kepada para
pemulia suatu kajian tentang prosedur dan syarat-syarat dan prosedur pelepasan
varietas. Dalam tulisan ini akan disampaikan kepada para pemulia suatu kajian
tentang prosedur dan syarat-syarat pelepasan varietas untuk dapat dipenuhi pada
waktu pengajuan usulan dan pembahasan oleh Tim Penilai dan Pelepas Varietas,
sehingga apa yang menjadi tujuan dapat berjalan lancer (Sucipto, 1993).
Tanaman
padi termasuk golongan tanaman setahun/semusim. Bentuk batangnya bulat dan
berongga, daunnya memanjang seperti pita yang terdiri pada ruas-ruas batang dan
mempunyai sebuah malai yang terdapat pada ujung batang (Deptan, 1983).
Pengetahuan
perihal aspek botani dari suatu tanaman merupakan hal yang amat penting dalam
usaha perbaikan tanaman, baik untuk sifat kuantitatif maupun kualitatif.
Pengetahuan data morfologi amat berguna dalam program pemuliaan. Salah satu
tujuan penting dalam program pemuliaan ialah hasil biji yang tinggi (BPPP,
1988).
Penggunaan
varietas unggul untuk meningkatkan produksi tanaman usaha adalah yang paling
mudah diserap petani dewasa ini. Penggunaan varietas unggul harus disertai dengan
tersedianya benih bermutu tinggi yang dinilai secara genetis melalui sifat
morfologi yang tampak. Untuk itu deskripsi variasi yang berisi sifat-sifat
morfologis dapat membantu untuk menilai kemurnian benih. Oleh karena itu sangat
diperlukan adanya pemahaman yang baik mengenai sifat morfologi yang disajikan
dalam deskripsi tanaman. (BPPP, 1988).
Untuk
mepertahankan kemurnian perlu dipelajari sifat-saifat morfolgis tanaman
tersebut seperti tipe tumbuh, warna hipokotil, warna bunga, warna bulu, umur
berbunga, dan sifat kuantitatif. Identifikasi varietas unggul adalah suatu
teknik untuk menentukan kebenaran suatu varietas unggul seperti yang
dimaksudkan (Liptan ,2000).
Untuk
memperoleh keseragaman pada tanaman padi maka perlu diketahui sifat-sifat
bagian-bagian tanaman padi. Beberapa bagian penting tanaman padi yang dapat
dipergunakan untuk membedakan antar varietas satu dengan yang lainnya antara
lain (Soemedi, 1982):
·
Habitus
(bentuk tanaman) : dapat tinggi atau pendek, tegak atau terserak.
·
Anakan
: dapat banyak, sedang atau sedikit.
·
Pangkal
batang : ada yang bergaris atau tidak berwarna atau bergaris.
·
Batang
: ada yang berwarna, bergaris atau tidak berwarna atau bergaris.
·
Daun
bendera : ada yang tegak atau membentuk sudut dan ada pula yang mendatar atau
terkulai.
·
Bulir
: ada yang berdiri tegak atau terkulai dan ada pula yang terserak atau tidak
terserak.
·
Gabah
: dapat dibedakan menjadi besar, sedang atau kecil; panjang, sedang atau
pendek; berbulu atau tidak; ujungnya berwarna atau tidak.
·
Beras
: ada yang besar, sedang atau kecil; panjang, sedang atau pendek.
Varietas
yang dipilih oleh petani sebaiknya yang paling menguntungkan. Petani juga harus
jeli dalam penentuan lokasi penanaman karena setiap varietas adalah spesifik
dimana dapat menghasilkan produksi optimal jika ditanam di daerah geografis
yang sesuai (Ardianto,2004)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
-
Bahan :
Tanaman Kacang Hijau yang akan dideskripsikan
3.2 Cara Kerja
1. Memilih masing-masing 1 sampel dari
tiap petakan pertanaman kacang hijau yang ditanam untuk acara 5 Keragaman
Genotipe dan Heritabilitas.
2. Melakukan pengamatan terhadap tanaman
dengan genotipe yang berbeda-beda
3. Mendeskripsikan varietas kacang hijau
yang ada
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan
pengamatan tanaman kacang hijau yang telah dilakukan, didapatkan deskripsi
varietas yang ada di lapangan sebagai berikut :
No Galur :
G1
Warna hipokotil :
hijau
Warna daun :
hijau
Warna tangkai daun : hijau, cokelat
Warna pangkal daun : hijau tua
Warna batang :
hijau
Warna bunga :
hijau kekuningan
Warna biji :
hijau kehitaman
Ukuran biji :
sedang
Jumlah biji per polong : 14
Jumlah biji per tanaman : 1120
Letak polong :
ujung batang
Sifat polong :
tidak mudah pecah
Warna polong tua :
hitam
Tipe tumbuh :
determinit
Tinggi tanaman :
56 cm
Umur mulai berbunga : 30 hari
Umur masak polong :
60 hari
Bobot 100 biji :
36 gr
Hasil :
1 – 2 ton / hektar biji bersih
Pemulia : Putri M Hairani, dkk
No Galur : G4
Warna hipokotil : hijau
Warna daun : hijau tua
Warna tangkai daun : hijau
Warna pangkal daun : hijau
Warna batang : hijau kekuningan
Warna bunga : kuning
Warna biji : hijau kecoklatan
Ukuran biji : sedang
Jumlah biji per polong : 12
Jumlah biji per tanaman : 2110
Letak polong : ujung batang
Sifat polong : tidak mudah pecah
Warna polong tua : hitam
Tipe tumbuh : determinit
Tinggi tanaman : 60 cm
Umur mulai berbunga : 30 hari
Umur masak polong : 60 hari
Bobot 100 biji : 39 gr
Hasil :
1 – 2 ton / hektar biji bersih
Pemulia : Putri M Hairani
No Galur : G5
Warna hipokotil : hijau
Warna daun : hijau
Warna tangkai daun : hijau tua
Warna pangkal daun : hijau tua
Warna batang : hijau
Warna bunga : putih kekuningan
Warna biji : hitam
Ukuran biji : sedang
Jumlah biji per polong : 12
Jumlah biji per tanaman : 1560
Letak polong : ujung batang
Sifat polong : tidak mudah pecah
Warna polong tua : hitam
Tipe tumbuh : determinit
Tinggi tanaman : 49 cm
Umur mulai berbunga : 30 hari
Umur masak polong : 60 hari
Bobot 100 biji : 41 gr
Hasil :
1 – 2 ton / hektar biji bersih
Pemulia : Putri M Hairani
No Galur : G6
Warna hipokotil : hijau
Warna daun : hijau kekuningan
Warna tangkai daun : hijau
Warna pangkal daun : hijau tua
Warna batang : hijau tua
Warna bunga : kuning
Warna biji : hijau kehitaman
Ukuran biji : sedang
Jumlah biji per polong : 14
Jumlah biji per tanaman : 1890
Letak polong : ujung batang
Sifat polong : tidak mudah pecah
Warna polong tua : hitam
Tipe tumbuh : determinit
Tinggi tanaman : 55 cm
Umur mulai berbunga : 30 hari
Umur masak polong : 60 hari
Bobot 100 biji : 37 gr
Hasil :
1 – 2 ton / hektar biji bersih
Pemulia : Putri M Hairani
4.2 Pembahasan
Deskripsi
merupakan suatu panduan menyajikan sejarah asal-usul sifat-sifat morfologi,
reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama utama serta anjuran tanam.
Sifat-sifat morfologis yang disajikan dalam deskripsi sebagian besar merupakan
sifat yang diatur secara kuantitatif sehingga penampilannya dapat menimbulkan
variasi fisik. Variasi tersebut dapat terjadi pada semua varietas terutama jika
ditanam pada lokasi dan musim tanam yang berbeda.
Deskripsi
varietas ini dapat membantu para petani untuk membedakan suatu varietas yang
akan ditanamnya. Selain itu, dengan
adanya banyak varietas memungkinkan untuk terbentuknya pola seleksi. Seleksi yang dimaksud adalah seleksi untuk
penanaman yang baik, padi yang dapat menghasilkan sesuai yang diinginkan dan
sampai bentuk maupun tekstur nasi nanti yang dipilih. Deskripsi dapat membantu
dalam menguji kemurnian suatu benih.
Kemurnian suatu benih dinilai berdasarkan sifat-sifat morfologi yang
tampak, ini langkah awal di dalam penyediaan benih bermutu yang bertujuan
mendapatkan varietas unggul tahan terhadap hama dan penyakit dan adaptif terhadap lingkungan tumbuh.
Kegiatan
pendiskripsian mengenai sifat tanaman penting karena semakin beragamnya jenis
atau varietas dari suatu tanaman. Selain itu, adanya deskripsi tanaman akan
memudahkan para pemulia tanaman dalam merakit varietas-varietas yang baru
karena data tentang sifat yang diperlukan telah tersedia. Pendeskripsian
mengenai suatu varietas dari suatu jenis tanaman sangat penting diketahui
sebelum melakukan tindakan selanjutnya pada bidang pemuliaan tanaman.
Deskripsi
ini juga meliputi : No Galur, warna hipokotil, warna dari : daun, tangkai daun,
pangkal daun, batang, bunga, biji, ukuran biji, jumlah biji per polong, jumlah
biji per tanaman, letak polong, sifat polong, warna polong tua, tipe tumbuh,
tinggi tanaman, umur mulai berbunga, umur masak polong, bobot 100 biji, dan
hasil per hektar.
BAB V
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Dari pendeskripsian galur kacang hijau,
diketahui bahwa Galur G5 memiliki bobot terberat dibanding Galur yang lain.
1.2 Saran
·
Diharapkan
sarana dan prasarana praktikum mengalami kemajuan yang lebih baik dari tahun
sebelumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Andrianto, Tuhana Taufiq dan
Novo Indarto. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha
Tani Kedelai
Kacang Hijau Kacang Panjang. Absolut.Yogyakarta.
Balai Penelitian Pengembangan
Pertanian. 1985. Kedelai. BPPTP: Bogor
Lembar Informasi Pertanian
(Liptan) IP2TP Mataram. 2000. Kedelai Varietas
Unggul Baru. Instalasi Penelitian
dan Pengkajian Teknologi Pertanian Mataram. Mataram.
Sekretariat Badan Pengendali
Bimas. 1988. Pedoman Pembenihan Seri I Kumpulan Deskripsi
Padi yang Dianjurkan Departemen Pertanian.Departemen Pertanian ; Jakarta
Soemedi. 1982. Pedoman
Bercocok Tanam Padi. UNSOED ; Purwokerto
AAK. 2006. Budidaya
Tanaman Padi.Yogyakarta: Kanisius.
Anonim. 2009. Deskripsi
Padi Sawah Varietas Danau Tempe. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian: Jawa
Barat. (on-line). http://www.pertanian.web.id/index.php?
padi&id=82:silugonggo&format=pdf. Diakses tanggal 27 Desember
2011
Makmur, A. 1985. Pengantar
Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Bina Aksara
Soenarto. 1997. Pemuliaan
Tanaman. Semarang:IKIP Semarang Press
Syukur, M., S. Sujiprihati,
dan R. Yunianti. 2009. Teknik Pemuliaan Tanaman. Bogor: Bagian Genetika
dan Pemuliaan Tanaman. Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB
Wels, James R. 1981.
Dasar-dasar Denetika dan Pemuliaan Tanaman. Jakarta: Erlangga
Atikelnya cukup bagus, terima kasih.
BalasHapus