LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
ACARA 6
PENGENALAN PROTISTA DAN JAMUR
Disusun Oleh :
Nama : Putri Mian Hairani
NPM : E1J012014
Judul Acara :
Kultivasi dan Isolasi
Hari & tgl Praktikum : Selasa,
16 April 2013 (14.00-16.00 WIB)
Dosen P. : Ir. Mucharromah M.Sc., Ph.D
Co-ass : Agung Matsetio
Laboratorium Ilmu Hama PenyakitTanaman
FakultasPertanian
Universitas Bengkulu
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroorganisme, individunya memiliki
organisasi sel yang sangat sederhana, bersifat uniseluler atau jika
multiseluler belum terjadi diferensiasi sel dengan tegas. Menurut Whittaker
(1969) mikroorganisme terdiri dari 3 kingdom, yaitu: Protista, Fungi, dan
Monera. Ketiga kingdom ini dibedakan berdasarkan cara mendapatkan karbon, organisasi
selnya. Protista beranggotakan organisme unisel, tipe selnya eukariotik, dan
mendapatkan sumber karbon dengan lebih dari dua cara, yaitu: absorbsi dan
fotosintesis pada algae atau absorbsi dan ingesti pada protozoa. Keduanya kita
kenal sebagai plankton.
Algae eukariotik merupakan organisme yang mengandung satu tipe atau lebih klorofil ditambah pigmen-pigmen yang kita kenal sebagai karotenoid dan biloprotein. Karotenoid adalah hidrokarbon lurus berwarna kuning, jingga atau merah yang tidak larut dalam air, sedangkan biloprotein adalah kompleks pigmen protein berwarna biru atau merah yang larut dalam air. Algae tidak mempunyai jaringan pembuluh (xilem, floem) dan spora yang dapat terbawa udara. Semua algae memperoleh energi dari kegiatan fotosintesis. Semua algae, khususnya yang bersel tunggal dikenal sebagai fitoplankton dan produsen primer untuk komunitas aquatik juga menyediakan sumber makanan utama bagi protozoa dan ikan. Hidup di air tawar maupun air laut. Beberapa algae berperan sebagai dekomposer terutama algae coklat, sehingga menyuburkan tanah pertanian. Beberapa algae lain digunakan untuk makanan khusus atau sebagai sumber protein.
Protozoa biasanya merupakan organisme bersel tunggal yang mendapatkan energi menggunakan cara absorbsi dan pencernakan(ingesti), tetapi banyak protozoa terdapat dalam bentuk kelompok yang disebut koloni protozoa. Protozoa sudah kita kenal sebagai zooplankton. Penggolongan kelas protozoa lebih didasarkan pada alat berpindah tempat. Amoeba berpindah tempat menggunakan pseudopodia, ciliata berpindah tempat menggunakan rumbai (cillia), flagelata berpindah tempat menggunakan flagela, dan sporozoa berpindah tempat dengan cara meluncur. Protozoa berperan sebagai konsumen primer dalam rantai makanan untuk komunitas lingkungan aquatik. Beberapa protozoa menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Menurut Whittaker (1969), yang termasuk fungi adalah semua organisme eukariotik bersel tunggal maupun multisel yang mendapatkan energi dengan cara absorbsi. Mengadakan karakterisasi pada fungi merupakan langkah penting dalam identifikasi. Suatu fungi yang telah dikarakterisasi, memungkinkan untuk dibandingkan dengan fungi lainnya, guna menentukan persamaan dan perbedaannya. Suatu kelompok fungi yang mempunyai karakter sama dimasukkan ke dalam satu kelompok tertentu atau dalam sistem klasifikasi akan dimasukkan dalam taxon tertentu dan dalam sistem taxonomi akan diberi nama khusus yang memuat informasi untuk keperluan identifikasi. Banyak fungi dapat dilihat menggunakan mata biasa, tetapi setiap unit kehidupannya adalah mikroskopis. Diantara yang termasuk fungi yaitu: khamir atau jamur satu sel, jamur benang, dan kelompok jamur makroskopis seperti: jamur merang, jamur kuping, jamur bola, ganoderma, sintake, jamur tiram, dan masih banyak lagi. Khamir merupakan jamur bersel tunggal, biasanya sel-selnya berbentuk bulat atau lonjong. Satu sel khamir merupakan unit kehidupan lengkap.
Algae eukariotik merupakan organisme yang mengandung satu tipe atau lebih klorofil ditambah pigmen-pigmen yang kita kenal sebagai karotenoid dan biloprotein. Karotenoid adalah hidrokarbon lurus berwarna kuning, jingga atau merah yang tidak larut dalam air, sedangkan biloprotein adalah kompleks pigmen protein berwarna biru atau merah yang larut dalam air. Algae tidak mempunyai jaringan pembuluh (xilem, floem) dan spora yang dapat terbawa udara. Semua algae memperoleh energi dari kegiatan fotosintesis. Semua algae, khususnya yang bersel tunggal dikenal sebagai fitoplankton dan produsen primer untuk komunitas aquatik juga menyediakan sumber makanan utama bagi protozoa dan ikan. Hidup di air tawar maupun air laut. Beberapa algae berperan sebagai dekomposer terutama algae coklat, sehingga menyuburkan tanah pertanian. Beberapa algae lain digunakan untuk makanan khusus atau sebagai sumber protein.
Protozoa biasanya merupakan organisme bersel tunggal yang mendapatkan energi menggunakan cara absorbsi dan pencernakan(ingesti), tetapi banyak protozoa terdapat dalam bentuk kelompok yang disebut koloni protozoa. Protozoa sudah kita kenal sebagai zooplankton. Penggolongan kelas protozoa lebih didasarkan pada alat berpindah tempat. Amoeba berpindah tempat menggunakan pseudopodia, ciliata berpindah tempat menggunakan rumbai (cillia), flagelata berpindah tempat menggunakan flagela, dan sporozoa berpindah tempat dengan cara meluncur. Protozoa berperan sebagai konsumen primer dalam rantai makanan untuk komunitas lingkungan aquatik. Beberapa protozoa menyebabkan penyakit pada manusia, hewan, maupun tumbuhan.
Menurut Whittaker (1969), yang termasuk fungi adalah semua organisme eukariotik bersel tunggal maupun multisel yang mendapatkan energi dengan cara absorbsi. Mengadakan karakterisasi pada fungi merupakan langkah penting dalam identifikasi. Suatu fungi yang telah dikarakterisasi, memungkinkan untuk dibandingkan dengan fungi lainnya, guna menentukan persamaan dan perbedaannya. Suatu kelompok fungi yang mempunyai karakter sama dimasukkan ke dalam satu kelompok tertentu atau dalam sistem klasifikasi akan dimasukkan dalam taxon tertentu dan dalam sistem taxonomi akan diberi nama khusus yang memuat informasi untuk keperluan identifikasi. Banyak fungi dapat dilihat menggunakan mata biasa, tetapi setiap unit kehidupannya adalah mikroskopis. Diantara yang termasuk fungi yaitu: khamir atau jamur satu sel, jamur benang, dan kelompok jamur makroskopis seperti: jamur merang, jamur kuping, jamur bola, ganoderma, sintake, jamur tiram, dan masih banyak lagi. Khamir merupakan jamur bersel tunggal, biasanya sel-selnya berbentuk bulat atau lonjong. Satu sel khamir merupakan unit kehidupan lengkap.
1.2 Tujuan Praktikum
ACARA PENGENALAN PROTISTA
·
Mahasiswa dapat
membedakan antara protozoa dengan algae berdasarkan beberapa karakter pembeda
protista
·
Mahasiswa dapat
membandingkan beberapa karakter penting dalam protista yang berbeda
·
Mahasiswa dapat
membedakan kelompok protista mayoritas yang ditemukan dengan menggunakan cara
pengamatan yang berbeda
ACARA PENGENALAN FUNGI
·
Mahasiswa dapat
membedakan antara fungi satu sel dengan fungi multisel dari pengamatan koloni
maupun pengamatan sel
·
Mahasiswa mampu
melakukan cara menghitung dan mengukur bagian tubuh jamur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Protista
merupakan sekelompok mahluk hidup heterogen, terdiri dari eukariota yang tidak
termasuk hewan, tumbuhan, atau fungus. Mereka pernah dikelompokkan ke dalam
satu kerajaan bernama Protista, namun sekarang tidak dipertahankan lagi. Penggunaannya
masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan morfologi bagi semua
organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika
membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi
jaringan yang berbeda-beda. Dari sudut pandang taksonomi, pengelompokan ini
ditinggalkan karena bersifat parafiletik.( Coyne, Mark S. 1999. Soil Microbiology:
An Exploratory Approach. USA)
Protozoa
adalah protista yang mirip dengan hewan
Protozoa hampir semuanya protista bersel satu,
mampu bergerak yang makan dengan cara fagositosis, walaupun ada beberapa
pengecualian. Mereka biasanya berukuran 0,01-0,5 mm sehingga secara umum
terlalu kecil untuk dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop. Protoza dapat
ditemukan di mana-mana, seperti lingkungan berair dan tanah, umumnya
mampu bertahan pada periode kering sebagai kista atau spora, dan termasuk
beberapa parasit penting. Berdasarkan pergerakannya, protozoa dikelompokkan
menjadi:
ü Flagellata yang bergerak dengan flagella(rambut cambuk).
Contoh: Euglena
ü Amoeboida yang bergerak dengan pseudopodia (kaki
semu/kaki akar) yaitu yang berarti setiap kali ia akan bergerak
harus membentuk kaki semu sebelum dapat bergerak dan pembentukan kaki ini
dinamakan fase gel. Contoh: Amoeba
ü Cilliata yang bergerak dengan silia (rambut getar).
Contoh: Paramaecium
ü Sporozoa yang tidak memiliki alat; beberapa mampu
membentuk spora. Contoh: Toxoplasma (Pelczar, Michael J. 1999. Microbiology.
USA : Mc Graw Hill )
Algae adalah protista yang mirip dengan tumbuhanAlgae mencakup semua organisme
bersel tunggal maupun banyak yang memiliki kloroplas. Termasuk di dalamnya
adalah kelompok-kelompok berikut.
ü Alga hijau, yang memiliki relasi dengan tumbuhan yang
lebih tinggi (Embryophyta). Contoh: Ulva
ü Alga merah, mencakup banyak alga laut. Contoh:
Porphyra
ü Heterokontophyta, meliputi ganggang coklat, diatom,
dan lainnya. Contoh: Macrocystis.
Alga
hijau dan merah, bersama dengan kelompok kecil yang disebut Glaucophyta,
sekarang diketahui memiliki hubungan evolusi yang dekat dengan tumbuhan darat
berdasarkan bukti-bukti morfologi, fisiologi, dan molekuler, sehingga lebih
tepat masuk dalam kelompok Archaeplastida, bersama-sama dengan tumbuhan biasa.
Protista
yang mirip dengan jamur
Beragam organisme
dengan organisasi tingkat protista awalnya dianggap sama dengan jamur, sebab
mereka memproduksi sporangia. Ini meliputi chytrid, jamur lendir, jamur air,
dan Labyrinthulomycetes. Chytrid sekarang diketahui memiliki hubungan dengan
Fungi dan biasanya diklasifikasikan dengan mereka. Sementara yang lain sekarang
ditempatkan bersama dengan heterokontofita lainnya (yang memiliki selulosa,
bukan dinding chitin) atau Amoebozoa (yang tidak memiliki dinding sel).
Pada umumnya
jamur dibagi menjadi 2 yaitu: khamir (Yeast) dan kapang (Mold).
A.
Khamir
Khamir
adalah bentuk sel tunggal dengan pembelahan secara pertunasan. Khamir mempunyai
sel yang lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling
kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.khamir sangat beragam
ukurannya,berkisar antara 1-5 μm lebarnya dan panjangnya dari 5-30 μm atau
lebih. Biasanya berbentuk telur,tetapi beberapa ada yang memanjang atau
berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas, namun sekalipun
dalam biakan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran dan
bentuk.Sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak
dilengkapi flagellum atau organ-organ penggerak lainnya (Coyne 1999)
Khamir Murni
Khamir yang dapat berkembang biak dengan cara seksual
dengan pembentukan askospora khamir ini diklasifikasikan sebagai
Ascomycetes (Saccharomyces cerevisae, Saccharomyces carlbergesis, Hansenula
anomala, Nadsonia sp). (Coyne 1999)
Khamir Liar
Khamir murni yang biasanya terdapat pada kulitanggur.
Khamir ini mungkin digunakan dalam proses fermentasi, meskipun galur yang
diperbaiki telah dikembangkan yang menghasilkan anggur dengan rasa yang lebih
enak dengan bau yang lebih menyenangkan. Khamir liar yang ada dikulit anggur
dimatikan dengan penambahan dioksida belerang pada buah anggur yang telah
dihancurkan.Inokulum galur khamir yang dikehendaki ditambahkan kemudian untuk
memfermentasi air perasan anggur. (Coyne 1999)
Khamir Atas
Khamir murni yang cenderung memproduksi gas sangat
cepat sewaktu fermentasi,sehingga khamir itu dibawa kepermukaan. Khamir atas
mencakup khamir yang digunakan dalam pembuatan roti,untuk kebanyakan anggur
minuman dan bir inggris (Saccharomycescereviceae). (Coyne 1999)
Khamir Dasar
Khamir murni yang memproduksi gas secara lebih lamban
pada bagian awal fermentasi.Jadi sel khamir cenderung untuk menetap pada
dasar.Galur terpilih digunakan dalam industri bir lager (Saccharomyces
carlsbergensis). (Coyne 1999)
Khamir Palsu atau Torulae
Khamir yang didalamnya tidak terdapat atau dikenal
tahap pembentukan spora seksual.Banyak diantaranya yang penting dari segi
medis (Cryptococcus neoformans, Pityrosporum ovale, Candida albicans). (Coyne
1999)
B.
Kapang
Tubuh atau
talus suatu kapang pada dasarnya terdiri dari 2 bagian miselium dan spora (sel
resisten, istirahat atau dorman).Miselium merupakan kumpulan beberapa filamen
yang dinamakan hifa.Setiap hifa lebarnya 5-10 μm, dibandingkan dengan sel
bakteri yang biasanya berdiameter 1 μm. Disepanjang setiap hifa terdapat
sitoplasma bersama (Syamsuri 2004)
Ada 3 macam morfologi hifa:
1.
Aseptat atau senosit, hifa seperti
ini tidak mempunyai dinding sekat atau septum. (Syamsuri 2004)
2.
Septat dengan sel-sel uninukleat,
sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal.
Pada setiap septum terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan
nucleus dan sitoplasma dari satu ruang keruang yang lain.setiap ruang suatu
hifa yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada
sel yang khas, setiap ruang itu biasanya dinamakan sel. (Syamsuri 2004)
Septat dengan sel-sel multinukleat,
septum membagi hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nukleus dalam setiap
ruang. (Syamsuri 2004)
3.
Jamur tidak dapat hidup secara
autotrof, melainkan harus hidup secara heterotrof.Jamur hidup dengan jalan
menguraikan bahan-bahan organik yang ada dilingkungannya. Umumnya jamur hidup
secara saprofit,artinya hidup dari penguraian sampah sampah-sampah organic
seperti bangkai, sisa tumbuhan, makanan dan kayu lapuk, menjadi bahan-bahan
anorganik. Ada pula jamur yang hidup secara parasit artinya jamur mendapatkan
bahan organic dari inangnya misalnya dari manusia, binatang dan tumbuhan.
Adapula yang hidup secara simbiosis mutualisme, yakni hidup bersama dengan
orgaisme lain agar saling mendapatkan untung, misalnya bersimbiosis dengan
ganggang membentuk lumut kerak. (Syamsuri 2004)
Jamur
uniseluler misalnya ragi dapat mencerna tepung hingga terurai menjadi gula, dan
gula dicerna menjadi alkohol. Sedangkan jamur multiseluler misalnya jamur tempe
dapat mengaraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam
amino. Makanan tersebut dicerna diluar sehingga disebut pencernaan
ekstraseluler, sama seperti pada bakteri. Caranya,sel-sel yang bekerja mengeluarkan
enzim pencernaan. Enzim-enzim itulah yang bekerja menguraikan molekul-molekul
kompleks menjadi molekul-molekul sederhana. (Syamsuri 2004)
Anatomi pada fungi (jamur)
Jamur tidak
memiliki klorofil, sel pada jamur ada yang uniseluler,ada pula yang
mutiseluler. Dinding sel pada jamur terdiri dari kitin.Jamur multiseluler
terbentuk dari rangkaian sel membentuk benang seperti kapas, yang disebu benang
hifa.Hifa memiliki sekat-sekat yang melintang, tiap-tiap sekat memiliki satu
sel, dengan satu atau beberapa inti sel. Namun adapula hifa yang tidak memiliki
sekat melintang, yang mengandung banyak inti dan disebut senositik.Ada tidaknya
sekat pada hifa ini dijadikan dasar dalam penggolongan jamur.Hifa ada yang
berfungsi sebagai pembentuk alat reproduksi.Misalnya, hifa yang tumbuh
menjulang ke atas menjadi sporangiofor yang artinya pembawa
sporangium.sporangium artinya kotak spora.Didalam sporangium terisi spora.Ada
pula hifa yang tumbuh menjadi konidiofor yang artinya pembawa konidia, yang
dapat menghasilkan konidium. (Syamsuri 2004)
Kumpulan
hifa membentuk jaringan benang yang dikenal sebagai miselium.Miselium inilah
yang tumbuh menyebar diatas substrat dan berfungsi sebagai penyerap makanan
dari lingkungannya. (Syamsuri 2004)
Reproduksi pada jamur (fungi)
Jamur
uniseluler berkembang biak dengan cara seksual dan dengan cara aseksual. Pada
perkembangbiakannya yang secara seksual jamur membentuk tunas,sedangkan secara
aseksual jamur membentuk spora askus (Pelczar 1999)
Jamur multiseluler berkembangbiak dengan cara
aseksual,yaitu dengan cara memutuskan benang hifa (fragmentasi),membentuk spora
aseksual yaitu zoospora,endospora dan konidia. Sedangkan perkembangbiakan
secara seksual melalui peleburan antara inti jantan dan inti betina sehingga
terbentuk spora askus atau spora basidium.(Coyne 1999)
Zoospora
atau spora kembara adalah spora yang dapat bergerak didalam air dengan
menggunakan flagella.Jadi jamur penghasil zoospore biasanya hidup dilingkungan
yang lembab atau berair. (Pelczar 1999)
Endospora
adalah spora yang dihasilkan oleh sel dan spora tetap tinggal didalam sel
tersebut, hingga kondisi memungkinkan untuk tumbuh.(Coyne 1999)
Spora askus
atau askospora adalah spora yang dihasilkan melalui perkawinan jamur
Ascomycota.Askospora terdapat didalam askus, biasanya berjumlah 8 spora.Spora
dari perkawinan kelompok jamur Basidiomycota disebut basidiospora. Basidiospora
terdapat didalam basidium,dan biasanya bejumlah empat spora. (Coyne 1999)
Konidia
adalah spora yang dihasilkan dengan jalan membentuk sekat melintang pada ujung
hifa atau dengan diferensiasi hingga terbentuk banyak konidia.Jika telah masak
konidia paling ujung dapat melepskan diri. (Coyne 1999)
Setelah melewati masa inkubasi selama 2x24 jam, baik
tape ketan maupun tape singkong menghasilkan khamir atau yeast (Saccharomyces
serevisiae) di dalamnya.Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya
mikroorganisme yang tumbuh dalam media PDA. Namun apabila diteliti lebih lanjut
dengan menggunakan mikroskop, akan terlihat pertumbuhan tunas atau budding
yaitu perkembang biakan secara vegetative. Selain tunas, perkembang biakan
yeast dapat dilihat pula dari adanya sporangium yang didalamnya terdapat spora
dan adanya sporangiosfor. Disamping itu juga dapat melihat hifa (rambut) dan
miselium (kumpulan dari hifa) apabila dilakukan pengamatan pada
mikroskop. Data dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada pengamatan
khamir atau yeast terlihat budding atau tunas dari khamir Saccharomyses
cerevisiae. Budding adalah cara perkembangbiakan aseksual
yeast yakni dengan pembentukan tunas yang semakin lama semakin membesar lalu
memisahkan diri. Namun tidak seluruhnya mikroorganisme yang tumbuh
merupakan Saccharomyces serevisiae, kemungkinan akan terdapat
bakteri lain yang juga ikut berkembang di dalm media PDA tersebut maupun yang
terlihat dibawah mikroskop. Hal tersebut dikarenakan sample tape ketan atau
tape singkong telah terkontaminasi oleh bakteri dari udara. Kemudian banyaknya
yeast yang tumbuh lebih banyak tumbuh pada tape ketan dibandingkan tape
singkong. Hal tersebut dikarenakan teknik aseptic yang lebih bagus pada
pengerjaan tape ketan dibandingkan denga tape singkong dan bahan atau sample
tape ketan yang digunakan lebih banyak mengandung yeast daripada tape singkong.
Pada bekteri
Rhizopus oligosporus terdapat hifa dan septa yang terlihat dibawah mikroskop
pada perbesaran 100, 400, dan 1000 kali.Lactofenol blue digunakan sebagai
pewarna untuk memperjelas hasil penampang bakteri pada mikroskop. Sedangkan
pada slide kultur juga terlihat hifa dan miselium pada perbesaran 100 dan 400
kali. Pipa V pada slide kultur digunakan sebagai penyangga dan gliserol untuk
menjaga kelembaban.
BAB III
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
ACARA PENGENALAN
PROTISTA
3.1 Bahan dan Alat
Bahan : 1 L air rawa, 1 L air laut, 1 L air rendaman jerami, 1 L air
kolam, 100 mL
alkohol
alkohol
Alat : 2 buah gelas obyek cekung, 2 buah gelas penutup, 2 buah pipet
karet
3.2 Prosedur Kerja
·
Gelas obyek cekung
dibersihkan dengan menggunakan alkohol 90% sampai bebas debu dan lemak.
Demikian juga pada gelas penutupnya.
·
Air
rawa/laut/rendaman jerami/kolam
diteteskan pada cekungan gelas obyek.
·
Tetesan air ditutup
dengan gelas penutup dan dijaga agar tidak terbentuk gelembung udara di dalam
cekungan gelas obyek.
·
Mengamati preparat
menggunakan mikroskop pada pembesaran lemah (10 x 10) dan sedang (10 x 40).
·
Protista yang
teramati digambar dan diberi keterangan gambar tentang bentuk, warna, arah
gerakan, struktur dalam sel, dan ciri-ciri lain termasuk karakteristiknya
(karakter khasnya).
·
Ulangi prosedur
mulai dari poin 1 sampai 5 untuk air yang lainnya.
ACARA PENGENALAN
FUNGI
3.3. Bahan dan Alat
Bahan : 1 cawan biakan khamir, 100 mL aquades steril, 100 mL alkohol 70%,
100 mL metil
biru 0,01%
biru 0,01%
Alat : 1 buah jarum preparat, 2 buah tabung reaksi 15 cm, 2 buah
gelas obyek, 2 buah
gelas penutup, 1 unit mikroskop optik, 1 buah lampu spiritus, 100 g kapas, 1 batang gelas, 2 buah pipet tetes
gelas penutup, 1 unit mikroskop optik, 1 buah lampu spiritus, 100 g kapas, 1 batang gelas, 2 buah pipet tetes
3.3 Prosedur Kerja
·
Mengamati biakan
khamir dengan cara digambar dan diberi keterangan tentang: bentuk koloni, warna
koloni, dan karakter-karakter makroskopis lain dari biakan.
·
Setelah mencatat
semua karakter makroskopis, koloni diambil menggunakan ose secara aseptik,
kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 10 mL aquades
steril.
·
Gelas obyek
dibersihkan dengan menggunakan alkohol 90% samapai bebas debu dan lemak.
Demikian juga pada gelas penutupnya.
·
Setetes metil biru
0,01% diteteskan di tengah-tengah gelas obyek.
·
Mengambil secara
aseptik satu tetes suspensi khamir dan dicampurkan di atas gelas obyek dengan
tetesan metil biru, kemudian aduk-aduk selama 5 detik dan catat waktu saat itu
·
Preparat diamati
dengan cara menghitung jumlah sel yang transparan (bening = sel hidup) dan
jumlah sel yang berwarna biru (sel mati) pada selang waktu tertentu (maksimum 2
menit).
·
Sel khamir yang
teramati digambar dan diberi keterangan gambar tentang hal-hal yang dipandang
khas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
ACARA PENGENALAN
PROTISTA
Gambar
|
Keteragan gambar
|
|||
|
Protista dari air jerami
warna : coklat bening
Arah gerakan : tidak bergerak
Ciri-ciri lain : -
v Berambut : -
v- Ada bintik-bintik hitam
|
Gambar
|
Keterangan gambar
|
|
Protista
dari air laut
Bentuk
: lonjong
Warna
: coklat bening
Arah
gerakan : keatas-kebawah, kekanan-
Kekiri.
Ciri-ciri
lain : terdapat sedikit bintik-bintik
|
Gambar
|
Keterangan gambar
|
|
Protista
dari air rawa
Bentuk
: Lonjong
Warna
: coklat
Arah
gerakan : kekanan-kekiri,keatas- kekiri
Ciri-ciri
lain : terdapat banyak bintik-bintik hitam.
|
Gambar
|
Keterangan gambar
|
|
Fungi
pada media PDA tanah
Bentuk
: bulat dengan ujung bergelombang
Warna
: putih dengan kontaminan hitam
Ciri-ciri
lain : Berbintik-bintik kecil.
|
Gambar
|
Keterangan gambar
|
|
Fungi
pada media TSA tanah
Bentuk
: bulat dengan ujung bergelombang
Warna
: putih dan terdapat banyak titik hitam
Ciri-ciri
lain : membentuk koloni
v
|
Gambar
|
Keterangan gambar
|
|
Fungi
pada media jaringan tanaman
Bentuk
: Berbenang hifa
Warna
: kuning
v
|
4.2 Pembahasan
ACARA PENGENALAN PROTISTA
Pada
praktikum kali ini, acaranya adalah pengenalan protista. Untuk itu, bahan yang
dipergunakan ada satu jenis yaitu air, namun air ini berasal dari sumber-sumber
yang berbeda. Ada empat (4) sumber air yang diperlukan, yaitu: air laut, air
rawa, air kolam, dan air sawah(rendaman jerami).
Pada setiap air dilakukan pengamatan secara mikroskopis yaitu pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu mikroskop. Di bawah mikroskop, meskipun membutuhkan waktu yang lumayan lama, ditemukan banyak mikroba yang berukuran mikroskopik.
Dari ke empat sumber air, protista yang kami temukan dengan mikroskop hampir semuanya sama kecuali pada air sawah(rendaman jerami). Pada air sawah ini, kami menemukan protista yang menyerupai bentuk bunga seperti cladospora. Sedangkan pada air laut, rawa, dan air kolam, bentuk protistanya batangan seperti spirogyra dan ulothrix.
Tapi, walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan adanya protista jenis lain, hanya saja kami tidak menemukannya atau kurang fokus.
Pada setiap air dilakukan pengamatan secara mikroskopis yaitu pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu mikroskop. Di bawah mikroskop, meskipun membutuhkan waktu yang lumayan lama, ditemukan banyak mikroba yang berukuran mikroskopik.
Dari ke empat sumber air, protista yang kami temukan dengan mikroskop hampir semuanya sama kecuali pada air sawah(rendaman jerami). Pada air sawah ini, kami menemukan protista yang menyerupai bentuk bunga seperti cladospora. Sedangkan pada air laut, rawa, dan air kolam, bentuk protistanya batangan seperti spirogyra dan ulothrix.
Tapi, walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan adanya protista jenis lain, hanya saja kami tidak menemukannya atau kurang fokus.
ACARA PENGENALAN FUNGI
Pada
praktikum pengenalan fungi, kami menggunakan biakan dari praktikum sebelumnya,
yaitu dari media kultur PDA tanah dan TSA jaringan tumbuhan. Untuk pengenalan
fungi, pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan secara makroskopi. Yaitu hanya
dengan melihat tampilan luar dari cawan petri.
Mulai dari bentuk koloni yang berbenang, tepi koloni yang berombak, dan permukaan koloni dilihat dari samping melengkung. Untuk hasil itu diperoleh dari mengamati fungi tanah pada PDA.
Untuk fungi jaringan tumbuhan pada TSA, bentuk koloni mengerumuni potongan daun dan hifa berwarna kuning.
Mulai dari bentuk koloni yang berbenang, tepi koloni yang berombak, dan permukaan koloni dilihat dari samping melengkung. Untuk hasil itu diperoleh dari mengamati fungi tanah pada PDA.
Untuk fungi jaringan tumbuhan pada TSA, bentuk koloni mengerumuni potongan daun dan hifa berwarna kuning.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Ø
Untuk menemukan perbedaan antara
protista dengan algae, harus dilakukan pengamatan yang maksimal. Bukan saja
dengan melihat bentuk, tetapi juga organ atau ciri lain dari kedua mikroba itu
harus diamati
Ø
Membedakan fungi yang bersel satu
dan bersel banyak juga tidak hanya dengan melihat amatan secara makroskopis
tetapi juga secara mikroskopis
5.2 Saran
Ø Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, para praktikan
harus lebih paham mengenai teori materi ajarnya
Ø Untuk jumlah siswa tertentu, sebaiknya di gunakan tempat
yang lebih memadahi lagi
Ø
Sebaiknya
penggunaan alat-alat yang ada di laboratorium itu lebih seksama agar bisa fasih
dalam penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ø
Coyne, Mark S. 1999.
Soil Microbiology: An Exploratory Approach. USA : Delmar Publisher
Ø
Pelczar, Michael J.
1999. Microbiology. USA : Mc Graw Hill
Ø
Syamsuri, Istamar.
2004. Biologi. Erlangga :Jakarta.
Ø
Waluyo, Lud. 2004.
Mikrobiologi Umum. UMM PRESS :Malang.
Ø
Winarni, Endang.
2007. Biologi 3. Esis : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar