Bab I.
Pendahuluan
- Teori
Dasar
Pemecahan
bahan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil merupakan satu operasi yang
penting di dalam industri pertanian.
Pengecilan ukuran dapat dibedakan menjadi pengecilan yang eksrim (penggilingan) dan pengecilan ukuran yang relatif masih besar, misalnya pemotongan menjadi bentuk-bentuk-bentuk yang khusus. Pengecilan ukuran dapat dilakukan secara basah dan kering. Keuntungan-keuntungan yang didapatkan melalui penggilingan basah antara lain mudah memperoleh bahan yang sangat lembut, berlangsung pada suhu yang tidak tinggi dan sedikit kemungkinan terjadinya oksidasi atau ledakan. Oleh karena itu seringkali ditambahkan air untuk bahan baku yang sedikit mengandung air. Tujuan dari pengecilan ukuran adalah:
1. Memperbesar luas permukaan bahan
Pengecilan ukuran dapat dibedakan menjadi pengecilan yang eksrim (penggilingan) dan pengecilan ukuran yang relatif masih besar, misalnya pemotongan menjadi bentuk-bentuk-bentuk yang khusus. Pengecilan ukuran dapat dilakukan secara basah dan kering. Keuntungan-keuntungan yang didapatkan melalui penggilingan basah antara lain mudah memperoleh bahan yang sangat lembut, berlangsung pada suhu yang tidak tinggi dan sedikit kemungkinan terjadinya oksidasi atau ledakan. Oleh karena itu seringkali ditambahkan air untuk bahan baku yang sedikit mengandung air. Tujuan dari pengecilan ukuran adalah:
1. Memperbesar luas permukaan bahan
2.
Meningkatkan proses pengadukan
3.
Untuk memenuhi standar ukuran produk tertentu
- Tujuan
Praktikum
Praktikum ini diselenggarakan dengan tujuan:
1.
Untuk mengetahui konstruksi dan komponen-komponen
penting dari alat pengecil ukuran produk pangan beserta fungsinya
2.
Untuk mengetahui cara kerja dari alat pengecil ukuran
Bab II. Cara
Praktikum dan Prosedur Pelaksanaan
- Tempat dan
Waktu Praktikum
Tempat :
Laboratorium Teknologi Industri Pertanian
Waktu Praktikum :
Rabu, 16.00 s/d 17.40 WIB
- Bahan dan
Alat yang Digunakan
1.
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini
adalah pengecil ukuran.
- Prosedur
Pelaksanaan Praktikum
Langkah kerja yang diterapkan pada kegiatan praktikum ini adalah:
1.
Mengamati konstruksi dari alat pengecil ukuran produk
pertanian
2.
Menentukan tipe alat pengecil ukuran tersebut beserta
spesifikasinya
3.
Menentukan komponen-komponen penting dari alat tersebut
beserta fungsinya
4.
Menjelaskan langkah-langkah kerja alat tersebut
5.
Menggambar alat yang diamati
Bab III. Hasil
Pengamatan dan Pembahasan Praktikum
- Hasil
Pengamatan Praktikum
Nama Alat
|
Fungsi
|
Gambar
|
Crushing
Rolls
|
Mesin pereduksi
ukuran yang menggunting dan menekan material antara dua permukaan yang keras
|
|
Hummer Mill
|
Aplikasi dari
gaya pukul (impact force)
|
|
Buhr Mill
|
Mesin yang
digunakan untuk menggiling bahan atau mengecilkan ukuran bahan tersebut
menjadi sesuatu yang dapat diolah kembali menjadi barang yang mempunyai nilai
lebih
|
|
Tumbling
Mills
|
Mesin
penggerus dengan campuran air
|
|
Pemotong
|
Alat untuk
memotong
|
|
- Pembahasan
Pengecilan
ukuran adalah suatu bentuk proses penghancuran dari pemotongan bentuk padatan menjadi
bentuk yang lebih kecil oleh gaya mekanik. Terdapat empat cara yang diterapkan
pada mesin-mesin pengecilan ukuran, yaitu (1) kompresi, pengecilan ukuran
dengan tekstur yang keras; (2) impact atau pukulan, digunakan untuk bahan
padatan dengan tekstur kasar; (3) attrition, digunakan untuk menghasilkan
produk dengan tekstur halus dan; (4) cutting, digunakan untuk menghasilkan
produk dengan ukuran dan bentuk tertentu (Mc. Cabe, et. al.,1976).
Menurut Brennan et. al. (1974), pengecilan ukuran bertujuan untuk:
1. Membantu proses ekstraksi
2. Memperkecil bahan sampai dengan ukuran tertentu untuk maksud tertentu
3. Memperbesar luas permukaan bahan untuk proses lebih lanjut
4. Membantu proses pencampuran
Menurut
Henderson dan Perry (1982), pada prinsipnya pengecilan ukuran diklasifikasikan
menurut produk akhir yang dihasilkan. Yang pertama adalah pengecilan ukuran
ekstrim yaitu merubah dimensi ukuran bahan secara signifikan, misalnya
penggilingan dan penggerusan. Kedua adalah pengecilan bahan yang menghasilkan
ukuran produk yang masih berdimensi besar atau nisbah produk akhir dengan
awalnya tidak terlalu signifikan, misalnya pada proses pemotongan dan
pengempaan.
1. Hammer mill
Hammer
mill merupakan aplikasi dari gaya pukul (impact force). Prinsip kerja hammer
mill adalah rotor dengan kecepatan tinggi akan memutar palu-palu pemukul di
sepanjang lintasannya. Bahan masuk akan terpukul oleh palu yang berputar dan
bertumbukan dengan dinding, palu atau sesama bahan. Akibatnya akan terjadi
pemecahan bahan. Proses ini berlangsung terus hingga didapatkan bahan yang
dapat lolos dari saringan di bagian bawah alat. Jadi selain gaya pukul dapat
juga terjadi sedikit gaya sobek.
Penggiling
palu merupakan penggiling yang serbaguna, dapat digunakan untuk bahan kristal
padat, bahan berserat dan bahan yang agak lengket. Pada skala industri
penggiling ini digunakan untuk lada dan bumbu lain, susu kering, gula dan
lain-lain (Wiratakusumah, 1992).
Menurut
Mc Colly (1955), penggunaan hammer mill mempunyai beberapa keuntungan antara
lain adalah :
1. konstruksinya sederhana
2. dapat digunakan untuk menghasilkan hasil gilingan yang bermacam-macam
ukuran
3. tidak mudah rusak dengan adanya benda asing dalam bahan dan
beroperasi tanpa bahan
4. biaya operasi dan pemeliharaan lebih murah dibandingkan dengan burr
mill
Sedangkan beberapa kerugian menggunakan hammer mill antara lain adalah :
1. biasanya tidak dapat menghasilkan gilingan yang seragam
2. biaya pemasangan mula-mula lebih tinggi dari pada menggunakan burr
mill
3. untuk gilingan permulaan atau gilingan kasar dibutuhkan tenaga yang
relatif besar sampai batas-batas tertentu.
Menurut
Smith (1955), hammer mill terdiri dari atas martil/palu yang berputar pada
porosnya dan sebuah saringan yang terbuat dari plat baja. Hasil pertanian yang
akan digiling dimasukkan melalui sebuah corong pemasukan dan dipukul oleh suatu
seri plat baja. Susunan martil/palu pada hammer mill adalah sebagai berikut :
1 . . . 5 . . . 9 . . . . 14 . . . 18
. . 3 . . . 7 . . . . 12 . . . 16 . .
. 2 . . . 6 . . . 10 . . 13 . . . 17 .
. . . 4 . . . 8 . . 11 . . . 15 . . .
Bagian
utama dari hammer mill adalah corong pemasukan, pemukul, corong pengeluaran,
motor penggerak, alat transmisi daya, rangka penunjang dan ayakan.
Corong pemasukan
Corong
pemasukan terbuat dari plat esher 1.5 mm, bagian atas dari corong pemasukan
berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 350 mm x 350 mm dan bagian bawahnya
menyempit sampai 90 mm x 50 mm dengan kemiringan dinding corong 400.
Pemukul
Pemukul
terbuat dari stainless steel. Pada bagian ini terdapat lima pasang pemukul yang
juga terbuat dari bahan stainless steel. Ukuran pemukul adalah antara 100 mm x
25 mm x 5 mm dan pada kedua sisi pemukul dibuat tajam, hal ini bertujuan agar
sisi pemukul yang satu dapat menggantikan sisi pemukul yang sudah tumpul dengan
cara membalik posisi. Pemukul dipasang dengan posisi horizontal dengan jumlah
lima pasang yang disatukan oleh empat buah poros yang terbuat dari stainless
steel dengan berdiameter 10 mm dipasang vertikal.
Saringan
Saringan
yang digunakan pada hammer mill terbuat dari plat baja. Pada hammer mill
saringan memegang peranan penting dalam menentukan besar ukuran butir
biji-bijian, saringan dapat diganti-ganti tergantung dati besar ukuran butir
hasil gilingan yang dikehendaki.
Corong pengeluaran
Corong
pengeluaran terbuat dari plat esher 1.5 mm yang berbentuk kerucut terpancung
pada posisi terbalik. Diameter corong adalah 550 mm dan diameter bawahnya
adalah 120 mm.
Ayakan
Alat
ini berukuran 600 mm x 600 mm yang mana konstruksinya terbuat dari kayu dengan
bentuk seperti trapezium dan kostruksi penyangga terbuat dari plat siku 25 mm x
25 mm x 2.5 mm dengan ukurannya sama dengan ukuran ayakan. Posisi ayakan ini
adalah miring dengan kemiringan 10oC, ini bertujuan untuk memudahkan gerak dari
transmisi yang menggerakkan ayakan dan mempercepat proses pengayakan.
Motor penggerak
Motor
penggerak yang digunakan adalah motor listrik dengan daya dan kecepatan putaran
berturut-turut 1 hp dan 148 rpm. Motor tersebut dipasang pada dudukan yang
terbuat dari baja plat 8 mm yang berukuran 250 mm x 147 mm yang dipasang dengan
sebuah engsel. Fungsi engsel adalah jarak antara poros terhadap motor dengan
poros utama dapat diatur untuk memperoleh tegangan sabuk yang diinginkan.
Menurut
Smith (1955), tipe hammer mill dibedakan berdasarkan sifat dari gigi penggiling
yaitu gigi penggiling dapat berayun bebas pada porosnya dan gigi penggiling
tidak dapat berayun bebas pada porosnya (statis). Kedua tipe hammer mill tersebut
dalam operasinya tidak mempunyai banyak perbedaan, yang penting diperhatikan
adalah jumlah ketebalan dari gigi-gigi penggiling.
Penentuan
mutu hasil giling ditentukan oleh modulus kehalusan yang menyatakan rata-rata
ukuran partikel hasil gilingan dan indeks keseragaman yang menyatakan
fraksi-fraksi kasar, sedang dan halus dari partikel hasil gilingan (Smith,
1955).
2. Disk mill
Disc
mill merupakan jenis alat pengecil bahan yang dapat menghasilkan produk dalam
ukuran sedang maupun halus, seperti kedelai, jagung kentang dan lainnya. Alat
ini digunakan untuk mengupas kulit ari, pembelah dan penghancur biji kedelai
dalm keadaan kering maupun basah.
Disk
mill merupakan alat yang memiliki konstruksi dan prinsip kerja yang sama
seperti dengan stone mill. Keduanya sama-sama memiliki dua piringan yang
dipasangkan pada sebuah shaft. Terdapat dua macam disk mill yaitu (1) disk mill
yang bergerak pada satu roda dan roda lainnya stasioner dan (2) disk mill
dimana kedua rodanya bergerak. Pada keadaan pertama, satu piringan terpasang
permanen (stasioner) pada badan mesin. Sedangkan pada keadaan kedua, piringan
berputar bersamaan dalam arah putaran yang berlawanan satu dengan lainnya.
Bahan yang akan diproses dimasukkan melalui bagian atas alat (corong pemasukan)
yang mempunyai penampung bahan. Selama proses, bahan akan mengalami gesekan
diantara kedua piringan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan halus (AEL,
1976). Bagian-bagian dari disc mill adalah sebagai berikut :
a. Corong pemasukan
Corong
ini berfungsi untuk memasukkan biji yang akan dikupas kulit arinya dan
dihancurkan. Bagian ini dilengkapi dengan katup pemasukkan untuk mengatur
jumlah biji yang akan dikupas oleh cakram sehingga pengupasan akan berjalan
lancar.
b. Penyemprot air
Penyemprot
air berfungsi untuk membantu kelancaran turun dan keluarnya biji ke ruang
pengupasan. Air akan mendorong biji agar jatuh ke ruang pengupasan. Pada
praktikum ini tidak dilakukan penyemprotan air.
c. Ruang pengupasan dan penghancuran
Ruang
pengupasan berfungsi sebagai tempat mengupas dan menghancurkan sekaligus
sebagai rangka dudukan bagi landasan gesek. Ruangan ini diberi penutup dan
dibuat agak rapat agar kedelai tidak lolos keluar sebelum mengalami pengupasan
dan penghancuran.
d. Dinding penutup dan cakram
Dinding
penutup dan cakram berfungsi sebagai pengupas dan penghancur biji karena
adanaya gerak putar dari cakram terhadap diniding penutup yang diam. Biji yang
terkupas dan hancur itu merupakan akibat dari efek atrisi dan kompresi dari
cakram.
e. Poros penggerak
Poros
penggerak berfungsi untuk memutar silinder pengupas yang digerakkan oleh motor
listrik dengan menggunakan puli dan belt sebagai penyalur daya. Pada poros
penggerak terdapat pengunci untuk mengatur jarak antar cakram. Semakin kecil
jarak antar cakram maka ukuran hasil pengolahan akan semakin halus.
f. Corong pengeluaran
Corong
pengeluaran berfungsi untuk mengeluarkan biji yang telah dikupas dan
dihancurkan yang terletak di bagian bawah silinder pengupas. Biji yang akan
pecah dan keluar dari corong ini masih bercampur dengan kulit arinya.
3. Multi mill
Multi
mill bekerja dengan impact. Sama seperti hammer mill impact dilakukan cara
menghantam bahan dengan padatan, yang biasanya berupa besi, sehingga momentum
yang terdapat pada pergerakan besi tersebut dapat memecah ikatan antara padatan
bahan. Perbedaan hammer mill dengan multi mill terletak pada besi yang
digunakan untuk menghantam bahan. Pada multi mill besi yang digunakan mempunyai
dua sisi, salah satu sisi berujung runcing dan satu sisi berujung tumpul.
Putaran alat pun dapat dirubah-rubah sesuai dengan ujung besi yang mana yang
akan digunakan. Dengan alat seperti ini maka dapat digunakan untuk berbagai
jenis bahan sehingga disebut multi mill.
Pada
pengamatan didapatkan bahwa pada alat tersebut terdapat suatu rotor yang
terdapat potongan besi yang memiliki dua ujung, lancip dan tumpul. Besi yang
digunakan berbeda dengan hammer mill dimana hammer mill arah putaran vertikal
sedangkan pada multi mill arah putaran horizontal sehingga bahan dihancurkan
beberapa kali karena rotor sendiri terdiri dari beberapa lapis batangan besi.
Berikutnya dengan gaya sentrifugal hasil putaran rotor maka bahan didorong
menuju dinding yang telah dilengkapi saringan agar hasil yang keluar seragam.
Multi mill dapat digunakan untuk berbagai macam bahan. Pada industri
multi mill ini digunakan dalam aplikasi penepungan basah dan kering, serta
pembubukan. Industri yang sering menggunakan alat ini adalah industri farmasi,
kimia, kosmetik, keramik, indsutri serta industri pangan. Multi mill juga
ditemukan pada pembuatan pestisida, pupuk, detergen, insektisida, plastik, dan
industri resin.
Spesifikasi alat yang didapat dari penyedia alat adalah sebagai berikut
Technical Specifications :
|
|
Output
|
50 -
200 kg / hr depending on product & reduction
|
Motor
|
3hp /
tefc / 1440 rpm / 440v / 50 hz / 3 ph / AC
|
Perforated
Screen Hole Dia
|
0.25
,0.5,1,1.5,2,3,4,5,6,7,8,10,15,20,25 mm
|
Ukuran
mesh
|
4,6,8,10,12,14,16,20,24,30,40,50,60,80,100
mm
|
Diameter
rotor
|
250 mm
|
Kecepatan
Putar
|
750 /
1500 /2000 / 3000 rpm
|
Pemukul
|
12 nos
with knife, impact edges & 2 scrapper blades
|
Dimension
saringan
|
260 mm
dia x 135 height
|
tinggi Charging
|
1445 mm
|
Discharging
Height
|
730 mm
|
Dimensi
total
|
870 x
965 x 1630 ( h ) mm
|
Pada pengamatan saat praktikum multi mill dipraktikkan untuk
menghancurkan kacang hijau sebanyak 330 gram. Begitu dimasukkan multi mill
bersuara keras yang menunjukkan bahan tersebut sedang diproses. Hampir seketika
itu juga keluar bubuk kacang hijau dari multi mill. Sebagian besar bubuk mampu
tertampung di wadah, namun ada beberapa bubuk yang bertebangan yang
mengakibatkan loss pada hasil akhir.
4. Tumbling Mill
Berbentuk
tabung silinder yang berputar pada sumbu horisontalnya. Di dalam tabung
silinder terdapat media gerus atau grinding media. Biji yang akan digerus dan
air, untuk operasi cara basah. Penggerusan cara basah menggunakan air sebagai
campuran biji, membentuk persen solid tertentu. Persen solid menyatakan
perbandingan dalam berat antara berat padatan, atau bijih terhadap berat pulp,
atu slury, atau campuran padatan dan air.
5. Pemotong
Alat
pemotong yang digunakan di sini adalah ada yang berupa tradisional dan ada pula
yang modern. Jika yang tradisional sebangsa pisau, sedangkan yang modern bisa
berupa alat pemotong padi yang ada pada motor bakar.
Bab IV.
Kesimpulan dan Saran
- Kesimpulan
- Saran
Daftar Pustaka
AEL. 1976. Schort-und
Mischanlagen im Landwirtschaftlichen Betried.
Arbeitsgemeinschaft fur Electrizitatsanwendung in der Landwirtschaft e. V., Heft 7.
Brennan, J.G., J.R. Butlers, N.D. Cowell, dan
A.E.V. Lilly. 1974. FoodEngineering Operations. Applied Science
Publisher. Essex.
Henderson, S.M. dan R.L. Perry. 1982. Agricultural
Process Engineering. TheAVI Publishing Company, Inc. Westport.
McCabe, W.L. dan J.C. Smith. 1976. Unit
Operations of Chemical Engineering. McGraw Hill, Inc. Tokyo.
Mc Colly
and J.W. Martin. 1955. Processing Agricultural Engineering. Mc
Graw- Hill Book Co., New York.
Smith,
H.P. 1955. Farm Machinery and Equipment. Mc Graw-Hill Book Co.,
Inc. Fourth Edition, New York
Wiratakusumah, Aman. 1992. Peralatan dan
Unit Proses Industri Pangan.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktur
Jenderal PerguruanTinggi. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
www.ivd.uni-stuttgart.de/bilder/maier/hm_gr.jpg
Lampiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar