Bab II















II. Traktor Pertanian,
Peralatan dan Kapasitas Kerja
Pengolahan Tanah 
























Bab I. Pendahuluan
  1. Teori Dasar
            Traktor Roda Dua (Hand Tractor)
            Traktor roda 2 ialah jenis mesin penarik dan penggerak, berdaya gerak sendiri, serta berporos tunggal, beroda baja pengolah atau ban karet, terpadu dengan seperangkat alat pengolah tanah, dimana traktor roda dua berfungsi untuk mengolah lahan dan lain-lain keperluan pertanian seperti: pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain-lain.
Traktor tangan merupakan salah satu mesin pengolah tanah yang kini mulai banyak digunakan petani dalam mengolah tanah. Sebagai mesin pengolah tanah traktor haruslah dilengkapi dengan peralatan pengolah tanahnya, seperti bajak, garu, ataupun bajak rotari (Anonim, 2010)
            Traktor Roda Empat (Mini Tractor)
            Traktor roda empat adalah salah satu alat pengolah tanah jika dilengkapi dengan peralatan pengolah tanah, seperti bajak singkal, bajak piring, garu piring, dll. Secara umum traktor roda empat adalah traktor dengan tenaga penggerak dari motor diesel dengan didukung empat buah roda. Traktor ini dirancang untuk bekerja di lahan kering, bukan untuk lahan sawah.Berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi traktor mini, menengah, dan traktor besar. Traktor raksasa yang biasa digunakan di perkebunan yang luas mempunyai daya sampai 150 kW (200 hp). Namun begitu, biasanya traktor roda empat yang biasa digunakan mempunyai daya antara 30 – 60 kW (40 - 80 hp) (Anonim, 2013)
Macam-macam Pengolahan Tanah Kering
a.    Pengolahan Tanah Primer atau Pertama (awal) :
·      Tanah dipotong, diangkat, terus dibalik agar sisa tanaman yang berada di permukaan dapat terbenam ke dalam tanah.
·      Ke  dalam pemotongan dan pembalikan umumnya lebih dari 15 cm.
·      Hasil pengolahan tanah pertama masih berupa bongkah-bongkah besar, kerena proses penggemburan belum berlangsung efektif.
·      Alat pengolahan tanah pertama adalah alat-alat yang pertama sekali digunakan yaitu untuk memotong, memecah dan membalik tanah. Alat-alat tersebut dikenal ada beberapa macam, yaitu :
a.       bajak singkal (moldboard plow)
b.      bajak piring (disk plow)
c.       bajak pisau berputar (rotary plow)
d.      bajak chisel (chisel plow) (Anonim, 2011)
e.       bajak subsoil (subsoil plow)
b.    Pengolahan Tanah Sakunder
·      Pembajakn bertujuan untuk meningkatkan peredaran air dan udara dalam tanah. Ketersediaan O2 di alam pada dasarnya cukup dapat diserap oleh tanah. O2 biasanya berpengaruh pada kehidupan bakteri dan tanaman. Pengolahan tanah dapat meningkatkan penyerapan O2 dari udara sehingga ketersediaan O2 dalam tanah cukup tersedia.
·      Maksudnya diadakan penggemburan adalah agar drainase dan aerasi tanah menjadi baik sehingga baik untuk ditanami tanaman budidaya.
·      Pembuatan parit untuk menghindari penggenangan oleh air, maka sekeliling bedengan harus dibuat parit. Parit dibuat dengan lebar 50 cm dan kedalaman 30-50 cm dibuat mengelilingi bedengan, lahan dicangkul maju dengan mengisi parit sebelumnya. Dengan demikian paritnya akan berpindah lebih maju, cara ini dilakukan sampai seluruh lahan terolah.
·      Pemupukan biasanya diberikan untuk mengganti unsur-unsur hara makro, karena unsur hara makro relatif lebih banyak diperlukan tanaman daripada unsur hara mikro. Setelah selesai pengolahan tanah, tanah diberi pupuk SP36 dan KCl. Pemberian pupuk tersebut dilakukan sebelum dilakukan penaburan benih dan penanaman bibit. Maksud dari pemberian pupuk SP36 adalah untuk mempercepat pertumbuhan akar selain itu juga untuk mempercepat dan memperkuat pertumbuhan tanaman dewasa pada umumnya serta untuk meningkatkan biji-bijian dan memperkuat tubuh tanaman. Sedangkan tujuan dari pemberian pupuk KCl adalah untuk meningkatkan kualitas biji serta untuk meningkatkan resistensi tanaman terhadap penyakit (Anonim, 2012)

  1. Tujuan Praktikum       
    Traktor Pertanian
Praktikum ini diselenggarakan dengan tujuan:
1.      Untuk mengetahui klasifikasi dan spesifikasi dari traktor yang diamati
2.      Untuk mengetahui konstruksi dan komponen-komponen penting traktor beserta fungsinya
3.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengoperasian traktor pertanian
4.      Untuk mempersiapkan dan mengoperasikan traktor pertanian

            Peralatan dan Kapasitas Kerja Pengolahan Tanah
Praktikum ini diselenggarakan dengan tujuan:          
1.      Untuk mengetahui macam dan jenis peralatan pengolahan tanah
2.      Untuk mengetahui konstruksi dan komponen-komponen penting beserta cara kerjanya masing-masing
3.      Untuk mengetahui cara penghitungan kapasitas kerja pengolahan tanah


























Bab II. Cara Praktikum dan Prosedur Pelaksanaan
  1. Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat                        : Laboratorium Teknologi Industri Pertanian
Waktu Praktikum        : Rabu, 16.00 s/d 17.40 WIB

  1. Bahan dan Alat yang Digunakan       
Traktor Pertanian
1.      Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah:
a.       Solar
b.      Pelumas (oli)
c.       Accu traktor
2.      Alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah traktor dalam berbagai jenis

            Peralatan dan Kapasitas Kerja Pengolahan Tanah
Bahan dan alat yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah:   
1.      Beberapa jenis peralatan pengolahan tanah (pengolahan tanah I dan II)
2.      Stop watch
3.      Meteran
4.      Patok

  1. Prosedur Pelaksanaan Praktikum
Traktor Pertanian
Langkah kerja yang diterapkan pada kegiatan praktikum ini adalah:
1.      Mengamati konstruksi dari traktor yang diamati
2.      Menentukan klasifikasi dan spesifikasinya
3.      Mengamati komponen-komponen penting dari traktor yang diamati
4.      Menentukan fungsi masing-masing komponen
5.      Mempersiapkan traktor dan diri untuk pengoperasian traktor




            Peralatan dan Kapasitas Kerja Pengolahan Tanah
1.      Mengamati peralatan pengolahan tanah yang ada kemudian tentukan jenisnya
2.      Mengamati lebih lanjut peralatan pengolahan tanah yang sudah diketahui jenisnya untuk mengetahui bagian-bagian penting beserta fungsinya
3.      Melakukan perhitungan kapasitas kerja pengolahan tanah setelah diketahui variabel-variabel untuk mengukurnya




























Bab III. Hasil Pengamatan dan Pembahasan Praktikum
  1. Hasil Pengamatan Praktikum
Peralatan Tambahan
Fungsi
Pengunci Diferensial
Untuk merubah sudut putaran mesin menjadi 900. Memungkinkan putaran roda kanan dan kiri berbeda saat membelok. Untuk membebaskan traktor dari slip
Final Drive
Untuk mereduksi/mengurangi lebih lanjut putaran poros roda belakang. Menambah fraksi berfungsi juga untuk meninggikan badan traktor
PTO (Power Take Off)
Merupakan keluaran daya dari mesin traktor yang berupa putaran yang bisa digunakan untuk menggerakkan peralaan lain
Sistem Hidrolis
Sistem penerusan daya dengan menggunakan aliran fluida tak mampat (minyak pelumas/oli)
Sistem Penggandengan
Untuk menggandeng alat/mesin pertanian
Gas Ganda
Digunakan pada medan yang tidak rata, sehingga diperlukan gas yang tidak berubah karena guncangan
Rem Ganda
Rem kiri dan rem kanan dipisah dengan tujuan untuk membantu pada saat pembelokan
Penyetelan Jarak Antar Roda
Agar roda traktor tidak merusak tanaman jika digunakan untuk kegiatan pemeliharaan tanaman. Pengaturan jarak roda kanan dan kiri disesuaikan dengan jarak antar tanaman
Pemberat (Ballast)
Untuk mencegah roda depan traktor terangkat jika digunakan untuk menarik beban yang berat
Telapak Roda Khusus
Khusus untuk beberapa kondisi tanah

Alat Pengolahan Tanah Pertama   
            Alat pengolahan tanah pertama adalah alat-alat yang pertama sekali digunakan yaitu untuk memotong, memecah dan membalik tanah. Alat-alat tersebut dikenal ada beberapa macam, yaitu :
1. bajak singkal (moldboard plow)     
2. bajak piring (disk plow)      
3. bajak pisau berputar (rotary plow
4. bajak chisel (chisel plow)   
5. bajak subsoil (subsoil plow)           
6. bajak raksasa (giant plow)

1. Bajak Singkal         
            Bajak singkal ini dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat baik untuk membalik tanah. Bagian dari bajak singkal yang memotong dan membalik tanah disebut bottom. Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih. Bottom ini dibangun dari bagian-bagian utama, yaitu : 1) singkal (moldboard), 2) pisau (share), dan 3) penahan samping (landside). Ketiga bagian utama tersebut diikat pada bagian yang disebut pernyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang penarik (beam). Bagian-bagian dari bajak singkal satu bottom secara terperinci dapat dilihat pada gambar 18.










Gambar 18. Bagian Bajak Singkal Satu Bottom
            Pada saat bajak bergerak maju, maka pisau (share) memotong tanah dan. mengarahkan potongan/keratan tanah (furrow slice) tersebut ke bagian singkal.
Singkal akan menerima potongan tanah, dan karena kelengkungannya maka potongan tanah akan dibalik dan pecah. Kelengkungan singkal ini berbeda untuk kondisi dan jenis tanah yang berbeda agar diperoleh pembalikan dan pemecahan tanah yang baik.
            Penahan samping adalah bagian yang berfungsi untuk menahan tekanan samping dari keratan tanah pada singkal, disamping sekaligus menjaga kestabilan jalannya bajak sewaktu bekerja. Bagian yang paling banyak bersinggungan dengan tanah dari bagian ini adalah bagian belakang yang disebut tumit (heel). Untuk menjaga keausan karena gesekan dengan tanah, bagian tumit ini dalam pembuatannya diperkeras.  
            Selain dari bagian-bagian diatas, bajak singkal diperlengkapi dengan alat yang disebut pisau pemotong (coulter). Bagian ini berfungsi untuk membelah tanah atau tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas tanah sebelum pisau bajak memotong tanah. Dengan demikian sisa-sisa tumbuhan diatas tanah dapat dibalik dengan baik dan memperingan pekerjaan pisau bajak. Ada dua bentuk pisau pemotong, yaitu pisau pemotong stasioner (stationary knife) dan pisau pemotong berputar (rolling coulter) seperti terhhat pada Gambar 19.


Stationary knife


Rolling colter
Gambar 19. Beberapa Jenis dari Pisau Pemotong (Coulter)
            Ukuran bajak adalah lebar bajak, dinyatakan dalam satuan panjang. Ukuran dari satu bajak adalah dengan mengukur jarak dari sayap (wing) sampai penahan samping. Secara teoritis ukuran ini dapat dianggap sebagai lebar pembajakan atau lebar pemotong tanah.
            Bajak singkal apabila dilihat dari atas atau samping akan terlihat suatu rongga atau hisapan (suction). Suction ini perlu untuk mencapai kedalaman atau lebar potongan bajak. Besarnya suction ini beragam dari 1/8 sampai 3/16 inci. Ukuran ini disebut juga celah (clearance). Tempat dari suction ini berbeda untuk bajak yang mempunyai roda belakang (real furrow wheel) dan tanpa roda belakang (Gambar 20 dan 21). Disamping untuk pemotongan tanah, hisapan (suction) ini berperan juga dalam menstabilkan jalannya bajak.
            Hisapan Kebawah (Down suction) atau celah vertikal (vertical clearance) beragam dari 1/8 sampai 3/16 inci pada bajak tanpa roda belakang tergantung dari jenis alat dan jenis tanah. Pada bajak dengan roda belakang, hisapan kebawah (down suction) sebesar 1/4 sampai 1/2 inci.




Down suction


Side suction
Gambar 20. Hisapan (Suction) pada Bajak Singkal yang mempunyai Roda Belakang (Rear Furrow Wheel)



Down suction


Side suction
Gambar 21. Hisapan (Suction) pada Bajak Singkal yang tidak Mempunyai Roda Belakang
            Bila bajak singkal bekerja memotong dan membalik tanah maka akan terbentuk alur yang disebut furrow. Bagian tanah yang diangkat dan diletakkan kesamping, disebut keratan tanah (furrow slice). Bila pekerjaan dimulai dari tengah areal secara bolak-balik dan arah perputaran ke kanan, maka akan berbentuk alur balik (Back furrow) (Gambar 22). Bila pekerjaan bolak balik dimulai dari tengah dan arah perputaran ke kiri, maka akan terbentuk alur mati (Dead furrow). Pembalikan tanah umumnya kekanan.      
            Dalam operasional bajak dapat digolongkan atas bajak tarik (trailing moldboard plow) dan bajak yang dapat diangkat secara hidrolik (mountedmoldboard plow). Dilihat dari hasil kerjanya dapat digolongkan atas bajak satu arah (one way) dan bajak dua arah (two way). Menggunakan bajak dua arah memberikan keuntungan dalam menghindari terbentuknya alur balik (back furrow).


Gambar 22. Hasil Pembajakan dengan Menggunakan Bajak Singkal
2. Bajak Piring           
            Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing), sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat berputar. Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada disamping rangka atau berada di bawah rangka. Bagian-bagian dari bajak piring dapat dilihat pada Gambar 23, sedangkan hasil pembajakannya dapat dilihat pada Gambar 24.         
            Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah.       
Untuk menahan tekanan samping yang terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan roda alur belakang (rear furrow wheel).
Beberapa keuntungan menggunakan bajak ini adalah :

a. Dapat bekerja ditanah keras dan kering     
b. Dapat untuk tanah-tanah yang lengket      
c. Dapat untuk tanah-tanah yang berbatu      
d. Dapat untuk tanah-tanah berakar  
e. Dapat untuk tanah-tanah yang memerlukan pengerjaan yang dalam.

Gambar 23. Bagian-bagian Bajak Piring

Gambar 24. Hasil Pembajakan dengan Menggunakan Bajak Piring (Disk Plow)
Ada tiga jenis bajak piring yang ditarik dengan traktor, yaitu ; tipe tarik (trailing), tipe hubungan langsung (direct-connected), dan tipe diangkat sepenuhnya (integral mounted).
            Tipe tarik dapat dibagi lagi atas biasa (reguler) dan satu arah (one­way). Reguler trailing disk plow ditarik di belakang traktor. Alat ini dilengkapi dengan roda yaitu 2 buah roda alur (furrow wheel) dan satu buah roda lahan (land wheel). Kedua roda alur (furrow wheel),berperan untuk menstabilkan jalannya bajak. Pada tanah-tanah berat digunakan heavy way disk plow untuk mendapatkan pengolahan yang dalam. One way disk plowadalah piring bajak yang di susun dalam satu gang melalui suatu poros. Jarak antara piringan adalah 8 sampai 10 inci. Jumlah piringan dapat beragam dari 2 sampai 35 buah dengan ukuran diameter piring dari 20 sampai 26 inci.         
            Tipe hubungan langsung atau disebut juga semi mounted disk plow di bagian depannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor sehingga memudahkan alat sewaktu berputar. Alat ini dapat berputar pada areal yang sempit dan juga dapat mundur.
Tipe diangkat sepenuhnya ditarik dibelakang traktor dipasang pada tiga titik gandeng dan keseluruhannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor, sehingga sangat mudah dalam transportasi. Tipe one way disk plow yang kecil dapat juga termasuk Integral mounted., bila dapat diangkat keseluruhannya dengan hidrolik traktor.

3. Bajak Rotari / Pisau Berputar        
            Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi.
            Ada tiga jenis bajak rotari yang biasa dipergunakam. Jenis pertama yang disebut dengan tipe tarik dengan mesin tambahan (pull auxiliary rotary engine). Pada jenis ini terdapat motor khusus untuk menggerakkan bajak, sedangkan gerak majunya ditarik oleh traktor (Gambar 25). 
            Jenis kedua adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off driven rotary plow). Alat ini digandengkan dengan traktor melalui tiga titik gandeng (three point hitch). Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO traktor (gambar 26).
            Jenis ketiga adalah bajak rotari tipe kebun berpenggerak sendiri (self propelled garden type rotary plow). Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda 2. Bajak rotari digerakkan oleh daya penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping mengolah tanah bajak ini juga berfungsi sebagai penggerak (gambar 27).
4. Bajak Chisel              
                 Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka. Digunakann untuk memecah tanah yang keras  sampai kedalaman  sekitar   18  inci. Diperlengkapi dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah.  Jarak antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci.  Alat ini, tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai (Gambar 28).

5. Bajak Subsoil         
            Alat ini hampir sama dengan bajak  chisel hanya bentuknya lebih besar dan digunakan untuk pengolahan tanah yang lebih dalam. Menggunakan alat ini dapat memecahkan tanah pada kedalaman 20 sampai 36 inci.       
            Alat ini sering juga digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam tanah (hardpan), atau untuk  memperbaiki drainase tanah (Gambar 29).
 








 Gambar 28. Bajak Chisel
6. Bajak Raksasa        
            Alat ini sesuai dengan namanya, berbentuk sangat besar dan digunakan untuk membalik tanah pada kedalaman 100 sampai 180 cm. Dengan menggunakan alat ini tanah subur yang ada di dalam tanah dap at diangkat keatas permukaan tanah. Dapat berbentuk bajak singkal atau bajak piringan.

Alat Pengolahan Tanah Kedua
            Pengolahan tanah kedua dilakukan setelah pembajakan. Dengan pengolahan tanah kedua, tanah menjadi gembur dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas, kadang-kadang diberilcan kepadatan tertentu pada permukaan tanah, dan mungkin juga dibuat guludaa atau alur untuk pertanaman.
            Alat pengolah tanah kedua yang menggunakau daya traktor antara lain: 1) garu (harrow), 2) perata dan penggembur (land roller dan pulverizer), dan 3) alat-alat lainnya. 
1.      Garu        
Beberapa jenis garu yang dipakai pada pengolahan tanah kedua adalah : a) garu piring (disk harrow), b) garu palcu (splice tooth harrow), c) garu pegas (spring tooth harrow), d) garu rotari, dan e) garu khusus (special harrow).  
a. Garu Piring.     
Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk memotong rumput-rumput pada permukaan tanah, untuk rnenghancurkan permukaan tanah sehingga keratan tanah ( furrow slice) lebih berhubungan dengan tanah dasar. Juga dapat digunakan untuk penyiangan, atau untuk menutup biji-bijian yang ditanam secara sebar.

Secara umum garu piring dibagi atas : 1) garu piring tipe tarik (trailing disk harrow), dan 2) garu piring tipe angiat (mounted disk harrow).    
Garu piring dapat mempunyai aksi tunggal (single action) apabila pada saat memotong tanah hanya melempar tanah ke satu arah saja. Juga dapat mempunyai aksi ganda (double action ) apabila piringan yang di depan berlawanan arah dengan yang di belakang dalam melempar tanah. Gambar 30 menunjukkan garu piring aksi tunggal, sedangkan Gambar 31. memperlihatkan garu piring aksi ganda.





Gambar 30. Garu Piring Aksi Tunggal
            Apabila posisi garu piring dalam penggandengannya dengan traktor menyamping, maka garu tersebut disebut garu offset.      
Bagian-bagian dari garu piring adalah : piringan (disk), as (gang/arbor bolt), rangka (frame), bantalan (bearing), bumper, kotak pemberat, dan pembersih tanah (scaper).
            Piringan dap at bersisi rata atau bergerigl Piringan yang bergerigi biasanya digunakan pada lahan yang mempunyai banyak sisa-sisa tanaman. Ukuran umum berkisar antara 45 sampai 60 cm, sedangkan untuk tugas berat (heavy duty) antara 65 sampai 70 cm.
Piringan dipasang pada suatu as yang berbentuk persegi dengan jarak antara 15 sampai 22 cm, atau 25 sampai 30 untuk tugas berat dan masing-maing dipisahkan oleh gelondong (spool).
            Masing-masing as (gang) diikat ke rangka melalui standar yang berdiri pada bantalan. Untuk garu yang ringan satu as mempunyai dua bantalan, sedangkan yang berat lebih dari dua bantalan.     
            Pada ujung as di bagian cembung piringan ditempatkan bumber berupa besi tuang yang eukup berat untuk menambah tekanan ke samp ing.
Apabila garu piring tidak cukup berat untuk memecah tanah, maka dapat ditambah beban yang ditempatkan pada kotak pemberat.         
            Untuk membersihkan tanah yang melekat pada piringan, biasanya setiap piringan dilengkapi dengan pengeruk tanah (scraper) yang diikat pada rangka.
 






Gambar 32. Salah Satu Bentuk dari Garu Paku
b. Garu paku  
            Garu ini mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan pada rangka. Garu ini digunakan untuk menghaluskan dan meratakan tanah setelah pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada tanainan yang baru tumbuh. Bentuk dari garu paku dapat dilihat pada Gambar 32.
c. Garu Pegas 
            Garu pegas sangat cocok untuk digunakan pada lahan yang mempunyai banyak batu atau akar-akar, karena gigi-giginya yang dapat indenting (memegas) apabila mengenai gangguan.
Kegunaan garu ini sama dengan garu paku, bahkan untuk penyiangan garu ini lebih baik, karena dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam. Bentuk dari garu pegas dapat dilihat pada Gambar 33.




            Garu rotari ada dua macam, yaitu : garu rotari cangkul (rotary hoe harrow) dan garu rotari silang (rotary cross harrow).            
            Garu rotari cangkul merupakan susunan roda yang dikelilingi oleh gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as dengan jarak tertentu dan berputar vertikal. Putaran roda garu ini disebabkan oleh tarikan traktor. Bentuk dari garu ini dapat dilihat pada Gambar 34.
Garu rotari silang terdiri dari gigi-gigi yang tegak lurus terhadap permukaan tanah dan dipasang pada rotor. Rotor diputar horisontal, yang gerakannya diambil dari putaran PTO. Dengan menggunakan garu ini, penghancuran tanah terjadi sangat intensif. Bentuk dari garu ini dapat dilihat pada Gambar 35. 
e. Garu Khusus          
            Yang termasuk kedalam garu khusus adalah weeder-mulche dan soil surgeon. Weeder-mulche adalah alat yang digunakan untuk penyiangan, pembuatan mulsa dan pemecahan tanah di bagian permukaan. soil surgeon adalah alat yang merupakan susunan pisau berbentuk U dipasang pada suatu rangka dari pelat. Alat ini digunakan untuk memecah bongkah-bongkah tanah di permukaan dan untuk meratakan tanah.

2. Land Rollers dan Pulverizers         
            Alat ini menyerupai piring-piring atau roda-roda yang disusun rapat pada satu as.  Puingan piring dapat tajam atau bergerigi.  Digunakan untuk penyelesaian dari proses pengolahan tanah untuk persemaian. Alat ini dapat digolongkan atas dua jenis yaitu ;
a. Surface packer terdiri dari macam-macam bentuk, antara lain :
1) V Shaped roller pulverizers,           
2) kombinasi T shaped dan Sprocket Wheel pulverizers,       
3) Flexible sprocket wheelpulverizes.
b. Subsurface packer, terdiri dari 2 macam, yaitu
1) V Shaped packer dan         
2) Crowfoot roller.
Alat ini digunakan untuk mengolah tanah tanpa merubah tanah dibagian permukaan dan juga sekaligus dapat untuk penyiangan. Keuntungan menggunakan alat ini adalah :
1) Meningkatkan kemampuan tanah dalam hal menyerap air,           
2) Mengurangi aliran permukaan (run off),    
3) Mengurangi erosi air atau angin,    
4) Mengurangi tingkat penguapan air dari permukaan tanah.
Alat ini ada 2 jenis, yaitu :
1) Subsurface tillage sweeps, yaitu alat yang menggunakan sweep.  
2) Subsurface tillage Rod Weeders.


  1. Pembahasan

PERHITUNGAN KAPASITAS KERJA ALAT
1.      Kapasitas kerja teoritis (Ct)
Ct = W x S ………. (Ha/jam)
2.      Kapasitas kerja efektif (Ce)
Ce = W x S x E ……. (Ha/jam)
3.      Efisiensi kerja (E)
E   = Ce/Ct x 100 %
EFISIENSI DAPAT DIDEKATI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB WAKTU HILANG
E = (1-L1)(1-L2)(1-L3)(1-L4) x 100 %
L1 :  Waktu hilang karena lebar kerja
              : (W1-W2)/ W1 x 100 %
W1: Lebar kerja teoritis
W2: Lebar kerja di lapangan
L2 : Waktu hilang karena slip
     : (DN-L)/DN x 100 %
DN: Jarak yang seharusnya ditempuh   traktor bila berjalan tanpa slip
L   : Jarak yang bisa ditempuh traktor di lapangan

L3  : Waktu yang hilang karena pembelokan
      : T1/T x 100 %
T1 : waktu berbelok
T   : waktu total pengolahan tanah
L4 : waktu hilang karena rusak/macet
     : T2/T x 100 %
T2 :jumlah waktu untuk kerusakan/macet
T   : waktu total pengerjaan tanah

DAFTAR SIMBOL
Ct        = kapasitas kerja teoritis, ha/jam
Ce        = kapasitas kerja efektif, ha/jam
W        = lebar kera alat, meter
S          = kecepatan kerja, km/jam
E          = efisiensi kerja, %

Contoh Soal:
Hitung kapasitas kerja aktual, kapasitas kerja teoritis, kapasitas kerja efektif dan efisiensi kerja alat pengolahan tanah dari data berikut:
1.      Waktu total, mulai traktor dihidupkan sampai dimatikan mesinnya (T) = 29 menit.
2.      Waktu belok, jumlah seluruh waktu yang dihabiskan untuk berbelok selama pengerjaan tanah. Pembelokan ditunjukkan dengan diangkatnya alat pengolahan tanah sampai diturunkan kembali peralatan itu ke tanah olahan (T1) = 7,6 menit
3.      Waktu perbaikan atau berhenti, waktu dimana aktivitas pengolahan lahan terhenti karena kerusakan atau perbaikan atau sebab yang lain (T2) = 1,6 menit
4.      4. Jumlah putaran roda pada jarak 20 meter
a. 7,4               b. 7,4               c. 8,0               d. 8,0
5.      Diameter roda belakang traktor 1 meter
6.      Luas lahan bajakan 0,32 ha
7.      Kecepatan pembajakan 5 km/jam
8.      Lebar kerja teoritis pada bajak 31 cm
9.      Lebar kerja aktual di lapangan 5 kali ulangan:
a. 25 cm, b. 26 cm, c. 27 cm, d. 27 cm, e. 24 cm, f. 23 cm

PENYELESAIAN
1.      Kapasitas pengolahan tanah aktual, yaitu perbandingan antara luas total lahan dengan waktu total = A/T
            Ka = A/T =
2.   Efisiensi = (1-L1)(1-L2)(1-L3)(1-L4) x 100 %
L1        = waktu hilang karena overlapping; W2 = jlh lebar kerja aktual/ulangan
            = (W1 – W2)/W1 x 100 %
            = (0,31m -0,25m)/0,31m x 100 % = 19,35 %
L2        = waktu hilang (slip) = (Dn – L)/Dn x 100 %
            = 2 x3,14 x 0,5 x 7,5 – 20)/ 2 x 3,14 x 0,5 x 7,5 x 100 %
= 15 %
L3        = waktu hilang karena belok
            = T1/T = 7,6m/29m x 100 % = 26 %
L4        = waktu hilang karena perbaikan/berhenti
            = 1,6m/29m x 100 % = 4 %
E          = (1- 0,1935)(1- 0,15)(1- 0,26)(1- 0,04) x 100 %
E          = 48,69 %
Ct   = W x S = 0,31 x 5 = 1,55 ha/jam
Ce  = Ct x E = 1,55 ha/jam x 0,4869 = 0,7546 ha/jam





















Bab IV. Kesimpulan dan Saran
  1. Kesimpulan
  2. Saran



Daftar Pustaka

Anonim. 2012. Alat Mekanisasi Pengolahan Tanah.             http://lansekapagi.blogspot.com/2012/03/alat-mekanisasi-pengolahan-tanah.html.           Diakses tanggal 24 Desember 2013.
Anonim. 2011. Alat-Alat Pengolahan Tanah.            http://arubapeacemaker.blogspot.com/2011/04/alat-alat-pengolahan-tanah.html.           Diakses tanggal 24 Desember 2013.
Anonim. 2012. Pengolahan Lahan. http://nurchaeranib.blogspot.com/2012/12/pengolahan-            lahan.html. Diakses tanggal 24 Desember 2013.
Anonim. 2012. Traktor. http://id.wikipedia.org/wiki/Traktor. Diakses tanggal 24 Desember           2013.
Anonim. 2011. Traktor Pertanian. http://marwanard.blogspot.com/2011/11/traktor-           pertanian.html. Diakses tanggal 24 Desember 2013.
Anonim. 2010. Traktor Roda 2. http://teknotan.blogspot.com/2010/05/traktor-roda-2-traktor-        roda-2-merupakan.html. Diakses tanggal 24 Desember 2013.
Anonim. 2013. Traktor Roda 4. http://parang08.blogspot.com/2013/01/traktor-4-roda.html.           Diakses tanggal 24 Desember 2013.


Lampiran



Tidak ada komentar:

Posting Komentar