LAPORAN
PRAKTIKUM
MEKANISASI
PERTANIAN
Disusun Oleh :
Nama : Putri Mian Hairani
NPM : E1J012014
Shift : A.2
Laboratorium Teknologi Industri Pertanian
Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas
Bengkulu
2013
Daftar Isi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Bab I. Pendahuluan
A.
Teori Dasar
Motor
bakar adalah mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik
, yaitu dengan cara merubah energi kimia dari bahan bakar menjadi
energi panas, dan menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja
mekanik.Jika ditinjau dari cara memperoleh energi
termal ini ( proses pembakaran bahan bakar ), maka motor
bakar dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: motor
pembakaran luar dan motor pembakaran dalam (Anonim a,
2011).
Pada motor bakar
dalam, bahan bakar dibakar untuk memperoleh energi termal. Energi ini
selanjutnya digunakan untuk melakukan gerakan mekanik. secara sederhana
dapat dijelaskan prinsip kerja motor bakar dalam yaitu :
·
Campuran udara dan bahan bakar
dihisap masuk ke dalam silinder, dimampatkan oleh gerak naik torak, dibakar
untuk memperoleh tenaga panas, yang mana dengan terbakarnya gas-gas
akan mempertinggi suhu dan tekanan.
·
Bila torak bergerak turun naik di
dalam silinder dan menerima tekanan tinggi akibat pembakaran, maka suatu
tenaga kerja pada torak memungkinkan torak terdorong ke bawah. Bila
batang torak dan poros engkol dilengkapi untuk merubah gerakan
turun naik menjadi gerakan putar, torak akan
menggerakkan batang torak dan yang mana ini akan
memutarkan poros engkol. Dan juga diperlukan untuk membuang gas-gas sisa
pembakaran dan penyediaan campuran udara bensin pada saat-saat
yang tepat untuk
menjaga agar torak dapat bergerak secara periodik
dan melakukan kerja tetap. Kerja periodik
di dalam silinder dimulai
dari pemasukan campuran udara dan bahan bakar ke dalam silinder (Arismunandar,
1988).
Motor
bensin termasuk ke dalam jenis
motor bakar torak. Proses pembakaran
bahan bakar dan udara di dalam
silinder ( internal combustion engine ). Motor bakar bensin dilengkapi dengan
busi dan karburator yang membedakanya dengan
motor diesel (Anonim a, 2011).
Busi
berfungsi untuk membakar campuran udara - bensin
yang telah dimampatkan dengan jalan memberi
loncatan api listrik diantara kedua elektrodanya.
Karena itu motor bensin dinamai dengan spark
ignitions. Sedangkan karburator adalah tempat
bercampurnya udara dan bensin. Campuran tersebut
kemudian masuk ke dalam silinder yang
dinyalakan oleh loncatan bunga api listrik
dari busi menjelang akhir langkah kompresi dengan
begitu busi dihindarkan dari basah. (Anonim a, 2011).
Motor diesel biasa
disebut motor penyalaan kompresi ( compression ignition
engine ) oleh karena cara penyalaan bahan bakarnya
dilakukan dengan menyemprotakan bahan bakar ke dalam
udara yang telah bertekanan dan bertemperatur
tinggi, sebagai akibat dari proses kompresi. Sedangkan motor
bensin biasanya dinamai motor penyalaan bunga api
karena penyalaan bahan bakar dilakukan dengan pertolongan
bunga api (listrik) (Anonim a, 2011).
Motor bakar diesel
yang berbeda dengan motor bakar bensin
proses penyalaannya bukan dengan loncatan bunga
api listrik. Pada langkah isap hanyalah
udara segar yang masuk kedalam silinder.
Pada waktu torak hampir mencapai TMA bahan bakar
disemprotkan kedalam silinder ( Anonim b,
2011).
Motor diesel tipe penyalaannya yaitu dengan
kompresi, dimana pada langkah hisap hanya udara yang dimasukkan kedalam ruang
bakar dan pada sesaat menjelang langkah kompresi berakhir bahan bakar
disemprotkan dan dengan tekanan dan temperatur yang tinggi terjadilah
pembakaran. Dalam perkembangannya kedua motor bakar ini sangat banyak digunakan
baikitu dikendaraan maupun di aparatus yang lain ( Anonim b,
2011).
Pada motor
bakar terdapat dua macam tipe yaitu
: Motor bakar 4 tak dan
motor bakar 2 tak. Pada motor
4 tak, untuk melakukan satu
siklus memerlukan 4 gerakan torak atau
dua kali putaran poros engkol dan hasil
pembakaran yang di hasilkan sempurna,
sedangkan pada motor bakar diesel 2 tak,
untuk melakukan satu siklus, hanya memerlukan 2
gerakan torak atau satu putaran poros engkol dan hasilnya kurang sempurna (
Anonim b, 2011).
Motor diesel, tidak dapat
berdiri sendiri tanpa dibantu sistem-sistem penunjang,
yaitu sistem bahan bakar, sistem pelumas, sistem pendingin,
sistem udara start dimana masing-masing mempunyai
komponen-komponen yang berlainan dan masing-masing dihubungkan dengan
motor diesel dengan menggunakan pipa, sehingga pada
kenyataannya akan banyak sekali pipa yang menuju dan dari
motor diesel. Hal ini menyebabkan keruwetan dan kesulitan apabila kita
akan mengontrol motor dieselnya, sehingga pipa-pipa dan peralatan kecil
lainnya di tutupi dengan floor dan ditempat-tempat dimana
peralatan harus dikontrol diberi bukaan sehingga dapat diakses.
Perbandingan Proses Dua Langkah dengan Empat Langkah (Arismunandar, 1976)
Untuk menghidupkan motor diesel digunakan engkol,
sedangkan untuk motor bensin dan minyak tanah
menggunaan tali starter. Penggunakan motor diesel umumnya lebih murah
baik pada saat pengoperasiannya maupun perawatannya.
Motor diesel lebih awet dibanding motor
jenis lain, asal perawatannya dilakukan
dengan baik dan benar sejak awal (wijanto, 1996).
Banyaknya udara yang masuk ke
silinder pada mesin diesel memiliki
pengaruh besar terhadap terjadinya
pembakaran sendiri ( self-ignition ) yang
dapat menentukan output. Efisiensi
pengisapan adalah suatu hal yang
penting dalam cara kerja motor
bakar itu sendiri. Untuk
bahan bakar mesin
diesel menggunakan minyak diesel ( solar
). Bahan bakar diinjeksikan
ke dalam ruang
bakar, dan dapat terbakar
secara spontanitas oleh
adanya temperatur udara yang tinggi.
Tingginya temperatur udara yang
dikompresikan dapat mempermudah
bahan bakar untuk
terbakar secara spontanitas.
Nilai kemampuan bahan
bakar diesel untuk cepat
terbakar adalah angka cetane (
cetane number ) (Anonim c, 2011).
B.
Tujuan Praktikum
Praktikum
ini diselenggarakan dengan tujuan:
1.
Untuk mengetahui
konstruksi dan komponen-komponen pokok motor bakar, sistem pendinginan dan
pelumasan.
2.
Untuk mengetahui
cara kerja motor bakar, sistem pendinginan dan sistem pelumasan.
Bab II. Cara Praktikum dan Prosedur Pelaksanaan
A. Tempat dan Waktu Praktikum
Tempat :
Laboratorium Teknologi Industri Pertanian
Waktu Praktikum :
Rabu, 16.00 s/d 17.40 WIB
B. Bahan dan Alat yang Digunakan
Bahan dan alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1.
Motor Bakar
2.
Komponen-komponen
motor bakar
C. Prosedur Pelaksanaan Praktikum
1.
Mengamati motor
bakar beserta sistem penunjangnya
2.
Menentukan jenis
motor bakar beserta sistem penunjangnya
3.
Mencatat
komponen-komponen penting beserta fungsinya
4.
Menjelaskan cara
kerja dari motor bakar beserta sistem penunjangnya
Bab III. Hasil Pengamatan dan Pembahasan Praktikum
A. Hasil Pengamatan Praktikum
Nama Komponen
|
Fungsi
|
Kepala Silinder
|
Penutup lubang silinder pada blok silinder dan tempat duduk busi
|
Blok Silinder
|
Membantu meradiasikan panas, memberikan kekuatan pada mesin
|
Carter
|
Menyimpan oli yang diperlukan untuk pelumasan enginee
|
Piston
|
Meneruskan tenaga hasil pembakaran menjadi tenaga mekanik
|
Ring Piston dan Pen Piston
|
Ring: mencegah kebocoran gas saat langkah kompresi dan usaha, mencegah
oli masuk ke ruang bakar, memindahkan panas dari piston ke dinding silinder.
Pen: untuk menghubungkan torak dengan bagian ujung yang kecil pada batang
torak
|
Batang Piston
|
Menerima tenaga dari piston yang diperoleh dari pembakaran dan meneruskan
ke poros engkol
|
Poros engkol
|
Mengubah gerak turun naik piston menjadi gerak putar yang akhirnya
menggerakkan roda-roda
|
Flywheel
|
Menyimpan tenaga putar (inertia) yang dihasilkan pada langkah usaha, agar
poros engkol tetap berputar terus pada langkah lainnya
|
B.
Pembahasan
Bagian komponen utama motor bakar
yang dinamis adalah bagian komponen yang melakukan gerakan mekanik yang berupa
gerakan translasi mapun rotasi dimana gerakan ini timbul dari hasil reaksi
pembakaran dalam silinder kerja. Bagian komponen utama motor yang dinamis ini
berlaku dalam semua pesawat kerja.. Adapun bagian komponen utama motor bakar yang dinamis ini antara lain :
1. Silinder
Silinder
merupakan tempat terjadinya pembakaran pada motor bakar dalam (internal
combustion engine) (Jacobs and Harrell, 1983). Pada silinder berlaku
hukum Boyle dan hukum Gay Lussac. Pada silinder, terjadi perubahan bentuk
tenaga, yang semula adalah tenaga kimia (pada bahan bakar), kemudian dirubah
menjadi tenaga panas (pada saat proses pembakaran), yang akhirnya dirubah
menjadi tenaga mekanik (yaitu terjadinya putaran poros engkol).
Berlakunya hukum Boyle pada silinder, karena proses terjadi pada ruang tertutup. Berdasarkan hukum Boyle, pada ruang tertutup, maka perkalian dari tekanan dan volume adalah tetap, asalkan suhunya tetap. Sedangkan hukum Gay Lussac berlaku pada kondisi terjadinya kenaikan suhu.
Berlakunya hukum Boyle pada silinder, karena proses terjadi pada ruang tertutup. Berdasarkan hukum Boyle, pada ruang tertutup, maka perkalian dari tekanan dan volume adalah tetap, asalkan suhunya tetap. Sedangkan hukum Gay Lussac berlaku pada kondisi terjadinya kenaikan suhu.
Hukum Boyle :
P
. V = konstan
..................................................... (1)
atau dapat ditulis :
P1
. V1 = P2 .
V2 ......................................... (2)
dengan P adalah tekanan dan V adalah volume.
Persamaan (1) dan (2) tersebut berlaku dengan syarat suhu ruangan adalah
konstan (artinya tidak berubah nilainya).
Hukum Gay
Lussac :
P1
/ P2 = T1 /
T2 .......................................... (3)
atau dapat ditulis :
P2
= (T2 / T1 ) P1
............................................ (4)
dengan P adalah tekanan dan T adalah suhu.
Persamaan (3) atau (4) berlaku setelah terjadi proses pembakaran pada silinder
motor letup (misalnya motor bensin).
Pada motor
letup (atau motor eksplosi) (misalnya motor bensin), pembakaran terjadi pada
waktu yang singkat. Suhu tinggi untuk memulai terjadinya pembakaran
tersebut dihasilkan dari elektroda busi. Sesuai dengan namanya, motor
letup atau motor letusan, dikarenakan pembakaran terjadi cepat sekali.
Pembakaran pada silinder ini terjadi pada saat torak berada di Titik Mati
Atas (TMA).
Ada istilah
perbandingan kompresi (compression ratio), yaitu perbandingan volume
silinder pada saat torak berada pada Titik Mati Bawah (TMB) terhadap volume
silinder pada saat torak berada di TMA.
Pada motor
bensin, fluida yang dikompresi (atau ditekan) pada silinder adalah campuran
bahan bakar dan udara. Pada motor diesel, yang masuk ke silinder melalui
saluran pemasukan (atau saluran hisap) adalah udara murni, jadi pada motor
diesel tersebut, yang ditekan (atau dikompresi) juga hanya udara murni.
Pada motor
diesel, kompresi yang dilakukan pada silinder dilakukan agar menghasilkan suhu
yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran. Proses pembakaran pada silinder
motor diesel terjadi setelah bahan bakar dimasukkan (atau disemprotkan) ke
dalam silinder (melalui nozzle).
Secara umum,
tujuan kompresi adalah untuk mempertinggi rendemen panas (thermal efficiency).
Rendemen panas merupakan hasil bagi dari daya mekanis
yang dihasilkan pada silinder, dengan daya kimia yang terkandung pada bahan
bakar. Nilaicompression ratio untuk motor diesel adalah 18 :
1, sedangkan untuk motor bensin adalah 8 : 1 (Wanders, 1978). Perbandingan
kompresi motor diesel pada umumnya berkisar antara 12 dan 20.
Pada motor
diesel, tekanan pada silinder dapat mencapai 30 kg/cm2, dan
temperatur pada silinder dapat mencapai 550 oC.
2. Torak
Torak bergerak
naik turun didalam silinder untuk langkah hisap, kompressi, pembakaran, dan
pembuangan. Fungsi utama torak untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskan
tekanan untuk memutarkan poros engkol melalui batang torak ( connetcting rod ).
Torak terus menerus menerima temperature dan tekanan yang tinggi sehingga
hartus dapat tahan saat engine beroperasi pada kecepatan tinggi untuk periode
yang lama. Pada umumnya torak terbuat dari paduan alumunium, selain lebih
ringan radiasi panasnya juga lebih efisien dibandingkan material lainya.
Pada saat torak
menjadi panas akan terjadi sedikit pemuaian dan mengakibatkan diameternya akan
bertmbah. Hal ini menyabakan adanya gaya gesek besar yang dapat merusak dinding
silinder sehingga kinerja engine menjadi berkurang dan menyebabkan over
heating. Untuk mencegah hal ini pada engine harus ada semacam celah yaitu jarak
yang tersedia untuk temperatur ruang yaitu kurang lebih 25º antara torak dan
silinder. Jarak ini disebut piston clearance.celah ini bervariasi dan ini
tergantung dari model enginenya, dan pda umumnya antara 0,02-0,12 mm.
Pada torak
terdapat pegas torak ( ring piston ) yang dipasang dalam alur ring ( ring
groove ) pada torak. Diameter luar ring torak sedikit lebih besar
dibanding dengan torak itu sendiri. Ketika terpasang pada torak, karena
pegas torak sifatnya elastis menyebabkan mengembang, sehingga menutup dengan
rapat pada dinding silinder silinder. Pegas torak terbuat dari bahan yang dapat
bertahan lama. Umumnya terbuat dari baja tuang spesial, yang tidak merusak
dinding silinder. Jumlah pegas torak bermacam-macam tergantung jenis engine dan
pada umunya 3 sampai 4 pegas torak untuk setiap toraknya. Pegas torak mempunyai
tiga peranan yaitu :
·
Mencegah kebocoran campuran udara
dan bahan bakar dan gas pembakaran yang melalui celah antara torak dan dinding
silinder.
·
Mencegah oli yang melumasi torak
dan silinder masuk keruang bakar.
·
Memindahkan panas dari torak ke
dinding silinder untuk membantu medinginkan torak.
Pegas torak
terdiri dari dua jenis yaitu :
·
Pegas kompresi
·
Pegas pengontrol oli
3. Batang Torak ( Connecting Rod )
Batang torak (
connecting rood ) menghubungkan torak ke poros engkol dan selanjutya meneruskan
tenaga yang dihasilkan oleh torak ke pores engkol. Bagian ujung batang torak
yang berhubungan dengan pena torak sidebut small rod. Sedang yang lainnya yang
berhubungan dengan poros engkol disebut big end. Crank pin berputar pada
kecepatan tinggi didalam big end, dan mengakibatkan temperature mejadi tinggi.
Untuk menghindari hal tersebut yang diakibatkan panas, metal dipasangkan
didalam big end. Metal harus dilumasi dengan oli dan sebagian dari oli
dipercikan dari lubang oli kebagian dlam torak untuk mendinginkan torak.
4. Pena Torak ( Piston Pin )
Pena torak
menghubungkan torak dengan bagian ujung yang kecil ( small end ) pada batang
torak. Dan meneruskan tekanan pembakaran yang berlaku pada batang torak. Pena
torak berlubang didalamnya untuk mengurangi berat yang berlebihan dan kedua
ujung ditahan oleh bussing pena torak ( piston pin boss ). Pada kedua ujung
pena ditahan oleh dua buah pegas pengunci 9 snap ring ). Pada engine dua langkah pena torak dilapisi bantalan yang berupa bearing.
5. Poros Engkol ( Crank Shaft )
Tenaga yang digunakan untuk menggerkan roda kendaraan dihasilkan oleh
gerakan batang torak dan dirubah menjadi gerak putar pada poros engkol. Poros
engkol menerima beban yang besar dari torak dan batang torak serta berputar pda
kecepatan tinggi. Dengan alasa tersebut poros engkol umumnya dibuat dari baja
carbon dengan tingkatan serta mempunyai daya tahan yag tinggi.
6. Mekanisme Katup
Katup
dimiliki oleh motor bakar empat tak, yang berguna untuk membuka dan menutup
saluran pemasukan ke silinder, dan satu katup lainnya dipakai untuk membuka dan
menutup saluran pengeluaran.
Pada motor 4 langkah mempunyai satu atau dua atau tiga katup masuk dan
katup buang pada setiap ruang bakar. Campuran udara dan bahan bakar masuk ke
silinder melalui katup masuk, dan gas bekas keluar melalui katup buang
mekanisme yang membuka dan menutup katup ini disebut mekanisme katup. Mekanisme
katup digerakan oleh poros bubungan atau disebut sebagai cam shaft. Cam shaft
berfungsi sebagai durasi pada timing pembakaran. Berikut beberapa ini type
mekainsme katup yang dibuat :
· Tipe
Over Head valve ( OHV ). Mekanisme katup ini sederhana dan high reliability.
Penempatan camshaftnya pada blok silinder, dibantu dengan valve lifter
dan push rod antara rocker arm.
· Tipe
Over Head Cam ( OHC ). Pada type ini camshaft ditempatkan diatas kepala
silinder, dan cam langsung menggerakan rocker arm tanpa melaui lifter dan push
rod. Camshaft digerakan oleh poros engkol melalui rantai atau tali penggerak.
Tipe ini lebih rumit dibandingkan dengan OHV, tetapi tidak menggunakan lifter
dan push rod sehingga berat bagian yang bergerak mnejadi berkurang. Kemampuan
pada kecepatan tinggi cukup baik, karena katup-katup membuka dan menutup lebih
tetap pada kecepatan tinggi.
· Tipe Double Over Head Cam ( DOHC ). Dua camshaft ditempatkan pada kepala
silinder untuk menggerakan masing-masing katup masuk dan katup buang. Pada
sistim ini ada yang menggunakan rocker arm dan ada juga yang tidak. Namun
kebanyakan tidak menggunakan rocker arm. Berat gerakannya jadi berkurang,
membuka dan menutupnya katup-katup mejadi lebih presisi pada saat putaran
tinggi. Kontruksi tipe ini sangat rumit,
tetapi kemampuan gerakannya sangat tinggi dibandingkan dengan
SOHC.
7. Roda Penerus ( Fly Weel )
Roda penerus
dibuat dari baja tuang denan mutu yang tinggi yan diikat oleh baut pada bagian
belakang poros engkol pada kendaraan yang menggunakan transmisi manual. Poros
engkol menerima tenaga putar ( rotational force ) dari torak selama langkah
usaha. Tapi tenaga itu hilang pada
langkah-langkah lainnya seperti, inertia loss, dan kehilangan akibat gesekan.
Roda penerus
menyimpan tenaga putar ( inertia ) selama proses langkah lainya kecuali langkah
usaha oleh sebab itu poros engkol berputar secara terus-menerus. Hal ini
menyebabkan engine berputar dengan lembut diakibatkan getaran tenaga yang
dihasilkan.
8. Karburator (motor bensin)
Sistem
karburasi mempunyai output yaitu terjadinya pencampuran bahan bakar (bensin)
dan udara dengan perbandingan tertentu. Pada pencampuran di karburator
tersebut, cairan dijadikan kabut, istilahnya dikabutkan, kemudian kabut
tersebut dicampur denggan udara.
Guna karburator adalah (a) merubah bahan bakar cair menjadi kabut, (b) memberikan campuran bahan bakar ke dalam silinder, dan (c) mencampur bahan bakar dan udara dengan perbandingan tertentu.
Guna karburator adalah (a) merubah bahan bakar cair menjadi kabut, (b) memberikan campuran bahan bakar ke dalam silinder, dan (c) mencampur bahan bakar dan udara dengan perbandingan tertentu.
Prinsip kerja karbutator disajikan pada Gambar 1. Pada
pengapung terdapat suatu jarum. Apabila permukaan bahan bakar pada
karburator naik (atau bahan bakar masuk dari tangki ke karburator) maka jarum
dapat menutup lubang. Jadi, setelah karburator terisi dengan bensin pada
jumlah tertentu, maka lubang pemasukan bahan bakar dapat ditutup oleh pengapung
dengan jarum.
9. Pump Injection (pada motor disel)
Injection pump merupakan pompa
tekan bahan bakar, yang merupakan suatu sistem yang merubah bahan bakar cair
menjadi kabut (pada nozzle) yang ditekan oleh injection
pump. Makin besar tekanannya maka makin halus ukuran partikel
bahan bakar yang dihasilkan.
Fungsi kompresi pada motor diesel adalah : (1) menaikkan efisiensi panas (thermal
efficiency), dan (2) menghasilkan suhu yang tinggi untuk memulai pembakaran.
SISTIM PENDINGINAN
2.1 Pengertian Sistem Pendinginan
Sistem
Pendinginan Air adalah suatu sistem pendinginan yang digunakan untuk menyerap
panas yang dihasilkan dari panas pembakaran pada ruang bakar, dengan media air
yang disirkulasi oleh pompa. Sistem Pendinginan Mesin berfungsi untuk
mengurangi keausan komponen-komponen mesin melalui penyerapan panas agar tidak
terjadi over heating (panas berlebihan). karena over heating dapat
mengakibatkan pemuaian serta tingkat gesekan yang lebih besar. Macam-macam
sistem pendinginan berdasarkan prinsip kerjaya dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, misalnya pendingin udara, pendinginan dengan air dan pendingin
lain.
2.2 Macam-Macam
Sistem Pendinginan
2.2.1 Pendinginan
Udara Silinder Mesin Dengan Sirip Pendingin.
Dalam sistem ini, panas mesin langsung
dilepaskan ke udara. Mesin dengan sistem pendinginan udara mempunyai desain
pada silinder mesin terdapat sirip pendingin. Sirip pendingin ini untuk
memperluas bidang singgung antara mesin dengan udara sehingga pelepasan panas
bisa berlangsung lebih cepat. Sebagian dilengkapi dengan kipas (kipas
eletkris atau mekanis) untuk mengalirkan udara melalui sirip
pendingin, sebagian yang lain tanpa menggunakan kipas. Kelebihan dari
pendingin ini antara lain yaitu :
1.
Desain mesin lebih ringkas.
2.
Berat mesin secara keseluruhan
lebih ringan dibandingkan tipe pendinginan air.
3.
Mudah perawatannya.
4.
Tipe ini memiliki kekurangan,
harus ada penyesuaian untuk digunakan di daerah dingin atau panas
terutama mesin berkapasitas besar.
2.2.2 Pendinginan
Air
Sistem ini menggunakan media air sebagai perantara untuk melepaskan panas
ke udara. Pada sistem pendingin air yang digunkan adalah air sebagai
bahan pendinginnya. Komponen- komponen sistem pendingin air adalah sebagai
berikut:
1.
Radiator berfungsi sebagai tempat
menampun air sekaligus mendinginkan air yang berasal dan akan dialirkan ke
mesin.
2.
Water pump berfungsi untuk
mensirkulasikan air ke dalam sistem pendingin.
3.
Radiator Cup berfungsi mengatur
tekanan dan suhu air pendingin di dalam radiator.
4.
Water jacket adalah ruang
dalam blok mesin dan silinder blok yang menampung dan menghantarkan panas mesin
ke air pendingin.
5.
Thermostat berfungsi untuk
mengatur suhu kerja mesin dengan cara mengatur sirkulasi air pendingin.
6.
Selang adalah komponen
untuk mensirkulasikan air pendingin dari radiator ke blok mesin
atau sebaliknya.
7.
Kipas Pendingin (fan) berfungsi
menambah pendinginan pada radiator untuk membantu mempercepat penyerapan
radiasi panas ke udara luar.
8.
Reservoir berfungsi sebagai
persediaan air dan untuk menyeimbangkan perbedaan volume air pendingin akibat
panas
Penjelasan mengenai beberapa komponen pendingin air diatas antara
laian yaitu :
1.
Radiator
Secara
konstruksi radiator ini terdiri atas tangki atas , tangki tengah dan tangki
bawah. Pada tangki atas terdapat pipa yang dihubungkan dengan selang yang
menyalurkan air pendingin dari mesin. Sedangkan pada tangki tengah terdapar
pipa pendingin yang dibuat menggulung dan fan yang berguna untuk menurunkan panas
air pendingin dari mesin. Air pendingin ini akan mengalir terus ke
tangki bawah radiator. Pada bagian tangki bawah ini lah terdapat pipa
keluaran yang akan dihubungkan dengan selang menuju water pump. Secara
singkatnya aliran air pendingin dalam radiator adalah sebagai berikut: Air
pendingin dari mesin akan masuk melalui pipa pada tangki atas dan kemudian
mengisi tangki atas. Air pendingin ini akan mengalir ke dalam pipa pendingin
pada tangki tengah untuk diturunkan suhunya. Kemudian air pendingin ini akan
masuk ke dalam tangki bawah , lalu terhisap keluar dari tangki bawah karena
water pump (pompa pendingin) bekerja.
2.
Water Pump
Water
pump atau pompa air adalah komponen yang mensirkulasikan air di
sistem pendingin. Water pump digerakkan oleh poros engkol , lewat konstruksi
belt. Water pump terdiri dari beberapa komponen, antara laian yaitu :
a.
Pulley berguna untuk menerima
putaran mesin dari belt . Putaran pulley diteruskan memutar poros.
b.
Poros sebagai penerima putaran
pulley dan memutarkan rotor.
c.
Rotor sebagai penghisapa dan
penekan air untuk disirkulasikan.
d.
Pump body sebagai rumah
atau wadah dari pompa air atau water pump.
Mekanisme kerja water pump pada system pendinginan motor bakar antara
lainyaitu :
a.
Hisap
Di saat rotor berputar, pada daerah celah yang besar terjadi
kevakuman. Air dalam sistem pendingin terhisap ke dalam water pump. Terhisap
melalui saluran masuk di water pump.
b.
Tekan
Air pendingin yang masuk ke dalam ruang celah besar tersebut, dibawa rotor
ke celah sempit. Ketika mencapai celah yang sempit , air pendingin tersebut
ditekan keluar, air pendingin ditekan keluar dari pompa melalui saluran keluar
di water pump.
3.
Thermostat
Thermostat
biasanya terpasang antara blok mesin dan pipa yang menuju ke radiator.
Thermostat terdiri atas sebuah katup yang pembukaannya dikontrol oleh suhu air
pendingin dalam radiator. Bila temperature air pendingin masih rendah, maka
katup termostat akan menutup saluran air pendingin yang menuju ke radiator,
dalam keadaan ini air pendingin hanya berputar - putar dalam mesin. Setelah air
pendingin mencapai suhu kerja mesin yaitu 82 derajat celcius , maka termostat
akan membuka saluran air pendingin yang menuju radiator. Dalam keadaan ini air
pendingin akan didinginkan dalam radiator, untuk kemudian dialirkan kembali ke
dalam mesin yaitu dalam water jacket. Pada suhu 95 derajat celcius katup
thermostat baru akan terbuka penuh. Fungsi dari komponen ini antara laian
yaitu :
a.
Sebagai regulator kapan air yg
sudah didinginkan dialirkan ke blok mesin atau dalam kata lain pada
temperatur berapa air di blok mesin diganti dengan air dari radiator.
b.
Pemisah air di blok mesin (panas)
agar tidak tercampur dengan air yang sedang didinginkan (radiator), supaya air
di radiator mendapat cukup waktu untuk didinginkan ke tempat yg diinginkan.
Pada kendaraan thermostat yang digunakan dibedakan menjadi dua macam, yaitu
:
a.
tipe wax
b.
tipe bellows
Untuk pemeriksaan termostat apakah masih baik atau tidak adalah
sebagai berikut :
a.
Panaskan air dalam suatu wadah
hingga mencapai suhu kerja yaitu 82 derajat celcius atau lebih.
b.
Masukkan thermostat ke dalam air
tersebut dan perhatikan termostatnya .
c.
Jika katup thermostat bergerak,
maka thermostat berarti baik. Namun bila tidak bergerak , berarti thermostat
sudah rusak.
4.
Radiator Cup
Tutup
radiator terletak sebagai penutup dari radiator, namun fungsi dari tutup
radiator bukan hanya sebagai tutup saja. Tutup radiator memiliki fungsi yang
jauh lebih penting daripada hanya sekedar tutup saja. Fungsi lain dari tutup
radiator adalah untuk mengatur tekanan air pendingin dalam radiator. Pada saat
mesin dihidupkan air pendingin akan menyerap panas mesin, sehingga suhu air
menjadi naik. Semakin tinggi panas mesin , maka suhu air pendingin pun ikut
naik tinggi juga. Air pendingin ini akan diturunkan kembali suhunya
di radiator agar dapat digunakan kembali untuk menyerap panas dari mesin
lagi. Jika suhu air pendingin ini naik, maka tekanan air pendingin
pun akan ikut naik juga. Tekanan air pendingin didalam radiator ini diatur agar
radiator dapat menampung air pendingin yang panas terdebut dalam radiator dan
juga pendingin di mesin dapat terus maksimal atau sempurna. Jika
suhu air pendingin yang terus naik dibiarkan, maka dapat membuat radiator rusak
dan mesin cepat panas. Jadi pemeriksaan dan perawatan tutup radiator mesti
diperhatikan.
Pada
tutup radiator terdapat pressure valve ( katup positf ) dan vacuum valve (
katup negatif) yang akan bekerja sebagai berikut:
a.
Bila tekanan air melebihi
ketentuan seperti yang tertera dalam angka pada tutup radiator , maka pressure
valve akan membuka dan air dari radiator akan mengalir ke tangki reservoir.
b.
Bila tekanan air di
radiator turun dibawah ketentuan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam
angka pada tutup radiator. Maka vacuum valve yang akan terbuka sekarang,
sehingga air dari tangki reservoir akan kembali masuk ke radiator.
5.
Fan (Kipas Pendingin)
Kipas
pendingin membantu radiator, bila hembusan angin dari depan sangat minim maka
kipas mengambil alih fungsi pendinginan. Teknologi kipas pendingin yang
digunakan biasanya adalah viscous fan atau electric
fan. Viscous fan adalah kipas manual berpenggerak puli kruk as via belt.
Disebut viscous karena bagian tengah kipas memakai sensor bi-metal. Semakin
tinggi suhu di ruang mesin, semakin kencang pula viscous fan
berputar. Electric fan digerakkan oleh motor listrik dengan sensor thermal
dan menempel di belakang radiator. Kipas bekerja bila suhu mesin mencapai
derajat tertentu. Periksa kipas pendingin mesin, pastikan putaran kipas
berhembus ke arah mesin dan AC. Kelemahan pada kipas adalah putaran dapat
melemah sehingga suplai angin tidak cukup. Pada viscous fan hal ini bisa
disebabkan bi-metal sudah afkir. Elektrik fan melemah karena kumparan pada
motor listrik sudah rusak atau sensor thermal tidak berfungsi.
2.2.3 Pendingin
Lain
Pandingin lain dalam motor bakar dapat berasal dari berbagai aspek salah
satunya pendinginan yang dilakukan oleh oli mesin. Oli mesin akan menenpel dan
melindungi mesin dan membentuk lapisan tertentu. Pada dasarnya oli mesin dalam
bak poros engkol, selain berfungsi untuk pelumas bagian dalam mesin juga turut
serta dalam proses pendinginan mesin.
SISTEM PELUMASAN
3.1 Pengertian Sistem Pelumasan
Pelumas
memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin otomotif.Umur dan
service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang kita berikan
pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih sulit dibanding
pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di sekitar
torak dan silinder, sebagai
akibat ledakan dalam ruang pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap
peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan
daya. Tujuan lain dari pelumasan pada motor bakar adalah menyerap dan memindahkan
panas, sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak
bocor dari ruang pembakaran, sebagai bantalan untuk meredam suara berisik
dari bagian-bagian yang bergerak, pada sisitem pelumasan terdapat beberapa
macam sistem yang saling melengkapi agar terjadinya pelumasan yang baik di
dalam suatu kendaraan.
Prinsip
kerja dari sistem pelumasan yakni oli diangkat dari bak oli (
carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran
roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa
hisap. Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan
ke suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu
setengah ( 1 ½ ) lingkar dengan dinding bersirip untuk memperluaspermukaan pipa
sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau
berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan
tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam
hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja
( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun
sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm dari klep,
didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur
jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak
ditampung bak per klep, melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push
rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada
metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa
kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga masuk ke dalam
pipa yang sejenis dengan crank case). Fungsi dari sistem pelumasan antara laian
yaitu :
a. Mengurangi
gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen,
terdapat komponen yang diam dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan
yang lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga,
menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli
pelumas (oil film).
b. Sebagai peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin
menerima gaya yang berfluktuasi, sehingga saat
menerima gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang
keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara
bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih
halus.
c. Sebagai anti
karat
Karat merupakan salah satu bentuk kotoran yang menempel pada mesin.
Terjadinya karat akan mengganggu berbagau macam komponen mesin. Sistem
pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak
langsung antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat
dihindari.
Bagian-bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan ialah:
1. dinding silinder dan torak
2. bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. bantalan poros kam
4. mekanisme katup
5. pena poros
6. kipas angin
7. pompa
8. mekanisme pengapian
3.2 Macam-Macam
Sistem Pelumasan Berdasarkan Prinsip Kerjanya
3.2.1 Sistem Pelumasan Campur
(Mix)
Sistem
pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin dengan cara mencampur
langsung minyak pelumas (oli campur atau samping) dengan bahan bakar (bensin)
sehingga antara minyak pelumas dan bahan bakar bercampur di tangki bahan bakar.
Sifat-sifat sistem pelumasan campur :
a.
Tangki bahan bakar berada diatas
mesin atau lebih tinggi dari mesin (pengaliran bahan bakar dengan gaya
gravitasi).
b.
Sistem pelumasan jenis oli yang
paling sederhana
c.
Pemakaian oli boros, timbul
polusi udara tinggi
d.
Dipergunakan pada motor 2 Tak
dengan kapasitas kecil.
e.
Menggunakan oli khusus 2 Tak yang
bersifat mencampur baik dengan bensin dengan campuran 2% – 4% oli samping.
Cara
kerja dari prinsip ini adalah pada saat kran bensin akan dibuka, maka campuran
bensin dan oli samping akan mengalir menuju karburator di karburator bensin,
oli samping dan udara bercampur membentuk campuran yang homogen dan masuk
kedalam ruang engkol dan selanjutnya campuran bensin dan oli samping akan
melumasi bagian mesin yang berada di ruang engkol dan didinding silinder.
Contoh kendaraan atau mesin yang menggunakan sistem pelumasan jenis ini adalah
motor stasioner, vespa.
3.2.2 Sistem
Pelumasan Autolube
Sistem pelumasan autolube, oli samping atau campur masuk kedalam ruang
engkol dipompakan oleh pompa oli. Sehingga penggunaan oli samping atau campur
ini lebih efektif sesuai kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada
mesin 2 tak. Oli samping/campur yang masuk ke dalam ruang engkol tergantung
dari jumlah putaran dan pembukaan katup masuk (Reet Valve).
Cara
kerja dari prinsip ini adalah saat mesin hidup handle gas ditarik, maka bensin
mengalir ke karburator, seiring dengan tarikan handle gas, pompa oli berputar
yang menyebabkan oli samping atau campur ditangki terhisap dan ditekan menuju
ruang engkol melalui saluran dibelakang karburator. Bensin dan oli samping atau
campur menjadi satu di belakang karburator yang selanjutnya masuk kedalam ruang
engkol dan melumasi bagian-bagian yang bergerak.
3.2.3 Sistem
Pelumasan Percik
Sistem
pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan memanfaatkan gerakan dari
bagian yang bergerak untuk memercikan minyak pelumas ke bagian-bagian yang
memerlukan pelumasan, misal: poros engkol berputar sambil memercikan minyak
pelumas untuk melumasi dinding silinder. Sistem pelumasan ini biasanya
digunakan pada mesin dengan katup samping (side valve) dan kapasitas kecil.
Cara kerja dari prinsip ini adalah saat mesin hidup, poros engkol berputar,
bagian poros engkol yang menyerupai sendok membawa minyak pelumas dan akhirnya
minyak pelumas memercik ke atas melumasi dinding silinder.
3.2.4 Sistem
Pelumasan Tekan.
Minyak
pelumas di dalam karter dihisap dan ditekan ke dalam bagian-bagian yang
dilumasi dengan menggunakan pompa oli. Sistem pelumasan ini sangat cocok untuk
melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi. Aliran minyak pelumas
tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini dikarenakan pompa oli diputarkan
oleh mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan memiliki
kelebihan pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas yang telah melumasi
bagian-bagian mesin akan kembali ke karter kembali.
Cara kerja dari prinsip ini adalah minyak pelumas di karter dihisap dan
ditekan oleh pompa oli melalui strainer dan dipompakan menuju bagian-bagian
yang dilumasi yang sebelumnya disaring oleh filter oli. Minyak pelumas yang
telah melumasi bagian-bagian yang dilumasi akan kembali ke karter.
Bab IV. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar
Pustaka
Anonima.
2011. Revitalisasi IndustriAlsintan.
file:///G:/index.php.html. Diakses pada 24 Desember
2013.
Anonimb.
2011.Mengenal Motor Bakar.
file:///G:/otomotive-info-mengenal-motor- bakar.html.
Diakses pada 24 Desember 2013.
Anonimc.
2011. Konstruksi dan Desain Motor Bakar.
file:///G:/imgres.html. Diakses pada 24
Desember 2013.
Arismunandar.
1994. Motor Bakar Torak, Pradnya
Paramita: Jakarta.
Wijanto.
1996. Memilih Menggunakan dan Merawat
Traktor Tangan. PT. Penebar Swadaya : Jakarta.
Lampiran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar