Menyusun Silsilah Genetis Manusia

LAPORAN PRATIKUM GENETIKA

ACARA 8

MENYUSUN SILSILAH GENETIS MANUSIA

Unib-BW











PUTRI MIAN HAIRANI
E1J012014

Shift                   : A 2. Kamis (12.00-14.00 WIB)
Kelompok          :  4








Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu

2013

I.                  PENDAHULUAN

1.1              Dasar Teori
Berdasarkan perlakuan kita pada hewan dan tumbuhan, adalah mustahil bagi kita untuk mengawin-ngawinkan manusia yang gnotifnya diketahui atau ingin diketahui. Manusia begitu mulianya sehingga tidak mungkin bagi kita mengadakan percobaan genetika berupa menyilangkan manusia sama seperti Gregor Mandel menyilangkan kacang kapri. Akan tetapi kita ketahui adanya beberapa sifat herediter pada manusia yang diwariskan secara Mendelian. Pengetahuan itu diperoleh bukan dari silangan manusia, melainkan dari silsilah atau bagan keturunan yang dibuat manusia. (Penuntun, 2007)
Suatu kebetulan penyakit genetic yang diwariskan secara Mndelian pertama kali ditemukan pada keluarga kerajaan Inggris, ialah keluarga keturunan Ratu Victoria. Penyakit menurun ini adalah penyakit Hemofilia. (Penuntun, 2007)
Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola pewarisan tertentu. Sifat-sifat tersebut meliputi fisik, fisiolosgis, dan psikologis. Didalam kehidupan sehari-hari kita menjumpai adanya beberapa sifat fisik yang dominant. Sifat dominant hampir selalu muncul pada keturunannya, misalnya mata sipit, kulit gelap, rambut keriting. Umumnya, bangsa Asia Timur hingga Asia Tengah (Jepang, Cina) bermata sipit. Demikian pula halnya dengan kulit gelap, dan rambut keriting. Dikatakan bahwa sifat mata sipit, kulit gelap, dan rambut keriting merupakan sifat yang dominant. Beberapa sifat fisik lain yang diturunkan contohnya adalah bentuk daun telinga, alis mata , kumis, bulu dada, bentuk jari tangan, kegemukan, dll. Sifat-sifat tersebut merupakan warisan dari kedua orang tua. (Istamar Syamsuri, 2004:123)

1.2      Tujuan Pratikum
·         Mengetahui susunan silsilah genetika manusia.




II. BAHAN DAN METODE PRATIKUM

2.1      Bahan dan alat yang digunakan dalam pratikum:
Data genetik (golongan darah, batas rambut jidat, ujung lidah membulat atau tidak, cuping telinga) dari mahasiswa dan keluarga.

2.2      Cara kerja:
·       Membuat silsilah keluarga berdasarkan data keluarga masing-masing.
·       Kemudian mengestimasikan genotif keluarga tersebut.

















III.   PEMBAHASAN

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, didapat hasil yaitu bahwa data genetic berupa golongan darah, batasan rambut jidat, ujung lidah yang membulat atau tidak, dan cuping telinga yang merupakan sifat fisik diturunkan tetua kepada keturunannya. Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola pewarisan tertentu. Sifat-sifat tersebut meliputi fisik, fisiologis, dan psikologis. Didalam kehidupan sehari-hari kita menjumpai adanya beberapa sifat fisik yang dominant. Sifat dominant hampir selalu muncul pada keturunannya.
Pada pengamatan silsilah golongan darah keluarga saya, diketahui bahwa nenek dari pihak ibu mempunyai golongan darah A yang mempunyai genotif IA IO dan kakek juga mempunyai golongan darah yang sama dengan nenek yaitu A yang mempunyai genotif IA IA. Semua keturunannya mempunyai golongan darah A yang mempunyai genotif IA IA juga, karena nenek dan kakek mempunyai golongan darah A yang homozigot. Kemudian ibu saya yang mempunyai golongan darah A bergenotif IA IO menikah dengan bapak yang mempunyai golongan darah 0 bergenotif I0 I0, sehingga semua keturunannya mempunyai golongan darah A dan O. Sehingga kita bisa mengetahui silsilah golongan darah keluarga kita.
Pada pengamatan silsilah batasan rambut jidat (W) keluarga saya, diketahui bahwa nenek dari pihak ibu mempunyai batasan rambut jidat bersifat resesif (ww) menikah dengan kakek yang mempunyai batasan rambut jidat yang bersifat resesif (ww) dan semua keturunannya mempunyai batasan rambut jidat bersifat resesif (ww). Ibu saya mempunyai batasan rambut bersifat resesif (ww) menikah dengan bapak yang mempunyai batasan rambut bersifat resesif (ww) juga, sehingga semua keturunannya mempunyai batasan rambut bersifat resesif (ww). Sehingga dapat diketahui bahwa sifat fisik tersebut diturunkan tetua kepada keturunannya.
Pada pengamatan silsilah ujung lidah yang membulat dan tidak membulat (R) keluarga saya, diketahui bahwa nenek dari pihak ibu mempunyai ujung lidah bersifat resesif (rr) menikah dengan kakek yang mempunyai ujung lidah bersifat resesif (rr), sehingga semua keturunannya mempunyai ujung lidah tidak bisa membulat (bersifat resesif rr). Ibu saya mempunyai ujung lidah yang bersifat resesif (rr) menikah dengan bapak yang mempunyai ujung lidah yang resesif (rr), sehingga keturunannya yaitu saya dan adik saya mempunyai ujung lidah yang tidak bisa membulat (rr). Sehingga dapat diketahui bahwa sifat fisik tersebut diturunkan tetua kepada keturunannya, dan dapat pula diketahui silsilahnya.
Pada pengamatan silsilah bentuk cuping telinga (E) keluarga saya, diketahui bahwa nenek dari pihak ibu mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) menikah dengan kakek yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE). Sehingga semua keturunannya mempunyai mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE). Kemudian ibu yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) menikah dengan bapak yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE), sehingga semua keturunannya mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) pula. Karena sifat fisik tersebut diturunkan dari tetua kepada keturunannya. Dengan demikian kita bisa mengetahui dan menyusun silsilah sifat-sifat fisik dari keluarga kita.
























IV.   KESIMPULAN

·        Sifat-sifat pada manusia diwariskan kepada keturunannya mengikuti pola pewarisan tertentu. Sifat-sifat tersebut meliputi fisik, fisiolosgis, dan psikologis.
·        Sifat fisik yang dominant hampir selalu muncul pada keturunannya.
·        Sifat-sifat fisik pada percobaan yang dilakukan berupa batasan rambut jidat, ujung lidah yang membulat atau tidak, dan cuping telinga, diturunkan dari tetua kepada keturunannya. Dengan demikian kita bisa mengetahui dan menyusun silsilah sifat-sifat fisik dari keluarga kita.
·        Pada pengamatan golongan darah, golongan darah diturunkan juga oleh tetua kepada keturunannya sesuai dengan genotif-genotif yang dimiliki oleh kedua tetua yang menurunkannya.





















V.   DAFTAR PUSTAKA

Suryati, Dotti. 2007. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.

Suryo. 1986. Genetika Manusia. Yogyakarta:  Gajah Mada University Press.

Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar