LAPORAN PRATIKUM GENETIKA
ACARA I
MENGENAL TIPE KERAGAMAN (VARIASI)
PUTRI
MIAN HAIRANI
E1J012014
Shift : A 2. Kamis (12.00-14.00
WIB)
Kelompok : 4
Laboratorium
Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas
Bengkulu
2013
I.
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Setiap hari kita menyaksikan berbagai macam makhluk
hidup yang ada disekitar kita, miisalnya semut. Semut ada beberapa jenis, ada
yang berwarna merah dan hitam, ada yang besar, ada yang kecil. Ukuran,
perilaku, da kebiasaan semut hidup tidak sama. Begitu pula jenis makan dan
tempat hidupnya tidak sama. (Sudjadi, 2005)
Contoh di atas menunjukkan bahwa dalam organisme hidup
dijumpai berbagai macam dan tipe keragaman. Keanekaragaman itulah yang dikenal
dengan istilah “variasi”. Genetika adalah ilmu yang mempelajari apakah
keragaman sifat suatu organisme itu diwariskan atau tidak, atau mempelajari apa
yang menyebabkan timbulnya keragaman/variasi. Menurut tolak ukurnya, variasi
dapat dibagi; variasi yang bersifat
kuantitatif seperti tinggi, berat, dsb. tinggi seseorang bervariasi dengan
selisih melimeter. Karena itu sifat kuantitatif bersifat “kontinum” (urut
bersambung menurut deret matematis). Variasi
yang bersifat kualitatif seperti,
golongan darah, warna kulut,dsb. Kualitatif disebut juga “diskontium”. Dalam
genetika, kareakter yang berbeda secara kuantitatif biasanya ditentukan oleh
banyak gen (=poligeni) dan karakter yang berbeda secara kualitatif biasanya
ditentukan oleh satu gen (=monogeni). (Penuntun, 2007)
Secara teoritis, berdasarkan penyebabnya, variasi dalam
sistem biologi dibagi dua yaitu Variasi
Genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang
bersifat kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel ke sel yang
lain. Jika gen berubah, maka sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang
ditentukan oleh gen disebut genotif.
Ini dikenal sebagai pembawa. (Syamsuri, 2002). Variasi non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan
oleh faktor lingkungan seperti intensitas cahaya, kelembaban, pH tanah, dll.
Keadaan faktor-faktor lingkungannya sama dengan pohon yang pertama, sekalipun
demikian hasil panennya berbeda. Pengetahuan yang memadai tentang komposisi
lingkungan akan menentukan genotif yang sesuai untuk kondisis tertentu. (Welsh,
1991)
Keanekaragaman individu memunculkan variasi. Dan sifat
individu ditentukan oleh gen. faktor genotif yang berinteraksi dengan faktor
lingkungan memunculkan sifat yang tampak atau fenotif. (Syamsuri, 2002)
1.2 Tujuan Pratikum
Untuk melatih dan mengenal tipe-tipe keragaman pada
tanaman.
II.
BAHAN DAN METODE PRATIKUM
2.1 Bahan yang digunakan dalam pratikum:
a.
Biji serealia (padi, jagung,
sorgum)
b.
Biji kacang-kacangan (kacang
tanah, kacang hijau, kacang tanah)
c.
Bunga (dari
spesies tanaman bunga yang anda ketahui – bawa sendiri – tanaman cabe)
2.2 Alat yang digunakan:
a.
Alat ukur
b.
Kaca pembesar
2.3 Cara kerja:
1.
Mengamati biji-bijian yang tersedia
dan bunga yang kami bawa sendiri.
2.
Mencari dan mendapatkan paling
sedikit tiga ciri yang berbeda untuk suatu sifat/kerakter.
3.
Mencatat dalam bentuk tabel
keragaman.
III.
HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan hanya ditulis varietas keberapa
sedangkan gambarnya dilampirkan dibelakang tabel hasil pengamatan.
Tabel 1. Keragaman Biji
Kacang Tanah
No
|
Tipe
Keragaman
|
Keterangan
|
1
|
Warna
|
Merah maron; coklat; coklat pucat
|
2
|
Bentuk
|
Bulat; bulat panjang; bulat pendek
|
3
|
Ukuran
|
0,7 cm; 1 cm; 0,5 cm
|
Tabel 2. Keragaman Tanaman
Cabe
No
|
Varietas
|
Tipe
Keragaman
|
Keterangan
|
1
|
Ke-1
|
Warna buah
|
Kuning kehijau-hijauan
|
|
|
Bentuk buah
|
Panjang dan melebar
|
|
|
Ukuran buah
|
p = 3 cm ; l = 1,5 cm
|
|
|
Bentuk daun
|
Lebar membulat
|
|
|
Ukuran daun
|
p = 4 cm ; l = 2 cm
|
2
|
Ke-2
|
Warna buah
|
Hijau tua
|
|
|
Bentuk buah
|
Panjang meruncing
|
|
|
Ukuran buah
|
p = 2 cm ; l = 0,6 cm
|
|
|
Bentuk daun
|
Meruncing
|
|
|
Ukuran daun
|
p = 2 cm ; l = 0,6 cm
|
3
|
Ke-3
|
Warna buah
|
Merah
|
|
|
Bentuk buah
|
Panjang
|
|
|
Ukuran buah
|
>5cm
|
|
|
Bentuk daun
|
Meruncing
|
|
|
Ukuran daun
|
p = 2 cm ; l = 0,6 cm
|
IV. PEMBAHASAN
Pada percobaan yang kami lakukan, kami mendapatkan ciri
yang berbeda
dari satu jenis tanaman atau spesies. Seperti pada biji kacang tanah yang walaupun berasal dari
lingkungan yang sama, selalu ada perbedaan antar spesiesnya. Mulai dari berbeda pada warna bijinya, bentuk bijinya, ukuran, dan panjang
biji. Disini terlihat jelas bahwa faktor lingkungan berpengaruh pada biji kacang tanah. Bukan hanya
pada biji kacang tanah saja, tetapi dari semua bahan pratikum kami, semuanya memiliki
ciri-ciri tersendiri. Mulai dari warna, ukuran, bentuk, permukaan, dan lain
sebagainya.
Keanekaragaman tersebut memunculkan variasi. Dan sifat
individu ditentukan oleh gen. Faktor genotif yang berinteraksi dengan faktor
lingkungan memunculkan sifat yang tampak atau fenotif. Karena lingkungan yang
berbeda, sifat yang muncul pada tanaman dapat berbeda meskipun genotifnya sama.
Jadi, gen yang sama menampakkan sifat yang berbeda karena lingkungannya yang
berbeda.
Dalam pratikum ini, terdapat variasi yang bersifat
kuantitatif, yaitu bentuk dari pada biji atau bunga, ukuran biji atau ukuran
bunga, panjang biji dari bahan pratikum yang kami amati. Selain variasi yang
bersifat kuantitatif, juga terdapat variasi yang bersifat kualitatif, yaitu
warna biji atau warna bunga, bentuk permukaan biji dari preparat yang diamati.
Keanekaragaman gen dapat memunculkan varietas. Seperti
yang kami amati pada preparat biji kacang tanah. Pada kacang tanah ini
merupakan kacang tanah yang memiliki variasi genetik, yang berperan disini
adalah gen.
Pada preparat tanaman cabe juga terdapat keragaman/ variasi yang besifat
kuantitatif dan variasai yang bersifat kualitatif.
Bila dibandingkan dalam satu jenis tanaman atau satu
spesies, juga terdapat keragaman, misal bentuk buah, warna, ukuran. Misal,
antara satu spesies cabe. Dari masing-masing preparat, kami mencari ciri dari satu spesies,
dan ternyata terdapat keragaman dalam satu spesies tanaman yang kami ujikan.
V.
KESIMPULAN
Ã
Keanekaragaman dari bentuk,
warna, ukuran memunculkan variasi.
Ã
Sifat individu ditentukan oleh
gen. Faktor genotif yang berinteraksi dengan faktor lingkungan memunculkan
sifat yang tampak atau fenotif. Karena lingkungan yang berbeda, sifat yang
muncul pada tanaman dapat berbeda meskipun genotifnya sama.
Ã
Pada pratikum ini, terdapat
variasi yang bersifat kuantitatif, yaitu bentuk dari pada biji atau bunga,
ukuran biji atau ukuran bunga, panjang biji dari bahan pratikum yang kami
amati.
Ã
Terdapat variasi yang bersifat
kualitatif, yaitu warna biji atau warna bunga, bentuk permukaan biji dari
preparat yang diamati.
Ã
Dalam satu spesies atau satu
jenis tanaman terdapat perbedaan dan ciri tersendiri.
Ã
Gen yang sama menampakkan sifat
yang berbeda karena lingkungannya yang berbeda.
Pertanyaan:
1.
Apa pentingnya keragaman?
Jawab:
Karena dengan adanya keragaman/variasi kita dapat
membedakan makhluk hidup dari segi bentuk, warna, ukuran, tempat hidup, tingkah
laku, bentuk interaksi, golongan darah.
2.
Apa kemungkinan yang
menyebabkan keragaman genetik. Berikan contoh
Jawab:
Karena adanya keragaman gen, maka sifat-sifat di dalam
satu spesies bervariasi atau
keanekaragaman gen dapat memunculkan variasi.
Contohnya pada manusia. Seorang anak kembar, keduanya
tidak akan serupa atau sama persis. Pasti saja terdapat perbedaan, misalnya
bulu matanya, bentuk hidunganya, tingginya, dan lain-lain walaupun mereka mempunyai
gen yang sama yang berasal dari kedua orang tuanya.
Contoh lain, tanaman mangga. Tanaman mangga mempunyai
banyak varietas, bentuk buah yang berbeda, rasa. Tanaman mangga gadung ada yang
rasanya manis dan asam, padahal satu spesies. Akan tetapi, variasi ini tidak
dapat digunakan sebagai pembeda untuk memisahkan mereka dalam spesies yang
berbeda.
3.
Bagaimana anda bisa mengetahui
bahwa keragaman adalah karena genetik atau lingkungan?
Jawab:
Karena keanekaragaman gen dapat memunculkan
variasi/keragaman. Sebab gen merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang
menentukan sifat makhluk hidup. Kalau lingkungan mempengaruhi keragaman,
walaupun gennya sama tapi bila ditanam dilingkungan yang berbeda maka akan
menimbulkan variasi/ keragaman. Bukan hanya itu saja, lingkungan yang tidak
mendukung juga akan menimbulkan keragaman, karena lingkungan faktor yang
mempengaruhinya yaitu, pH tanah, intensitas cahaya matahari, kesuburan tanah,
dll.
Sebagai contoh apel batu yang biasa hidup di dataran
tinggi, dicangkok kemudian ditanam di Malang ,
yaitu kota yang lebih rendah daripada Batu. Tanaman cangkokan secara genotif
sama dengan induknya. Namun karena lingkungan kota Batu berbeda dengan Malang , akan muncul tanaman
Apel yang ukuran buahnya kecil dan rasanya lebih asam. Jadi, terdapat perbedaan
fenotif antara apel yang ditanam di Batu dan di Malang , meskipun gennya sama.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Sudjadi, Bagod. 2005. Biologi. Surabaya: Yudhistira.
Suryati, Dotti. 2007. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi
Universitas Bengkulu.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi.
Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar